Kunci Jalannya Roda SSB ada di Tangan Orang Tua Murid kata Pemilik SSB Tangerang FC
Di Indonesia, rata-rata sekolah sepak bola kental dengan campur tangan orang tua dalam menggerakkan roda ekonominya.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Di Indonesia, rata-rata sekolah sepak bola kental dengan campur tangan orang tua dalam menggerakkan roda ekonominya.
Tak jarang ditemukan pemilik SSB sering berkoordinasi dengan orang tua sebelum mengikuti salah satu turnamen sepak bola.
SSB Tangerang FC misalnya. SSB yang didirikan 5 Mei 2008 ini berdiri karena pemilik memiliki modal yang tinggi. Sebaliknya, hanya pria sederhana yang ingin melihat anak-anak bermain sepak bola dibandingkan melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat.
Namanya Zainal Arifin, pekerjaannya adalah optik (menjual kacamata). Tak ada latar belakang pesepak bola di dalam dirinya, hanya saja dirinya suka melihat sepak bola dimainkan oleh anak-anak.
Zainal Arifin tak menapik eksistensi SSB miliknya merupakan hasil dari kebersamaan orang tua murid dalam mencukupi kebutuhan murid-murid.
"Saya selalu terbuka untuk orang tua soal dana kas SSB. Jika ada sebuah turnamen, maka saya akan rembukkan dengan orang tua, berapa dana yang dibutuhkan, dan kelengkapan apa saja yang diperlukan, itu biasanya orang tua yang membantu," tuturnya di lapangan LP.Anak, Kota Tangerang
Lalu, ia mencontohkan satu turnamen besar yang merubah tonggak sejarah Tangerang FC sebagai SSB.
Juara 1 U-14 Internatinal Kuala Lumpur Cup 2020 di negara Malaysia adalah bukti bagaimana kekuatan orang tua dalam mengumpulkan dana.
Ada 16 pemain u-14 Tangerang FC yang berangkat ke Malaysia untuk mengikuti ajang ini. Dimana tim menghabiskan waktu selama lima hari.
"Semua biaya dari orang tua murid. Saya hanya menyampaikan undangan dari FOPSSI yang menawarkan turnamen itu kepada orang tua, dan ternyata mereka antusias," sambung Zainal.
Padahal biaya bukanlah sedikit, ada sekira Rp.4,5 juta per murid yang harus dikeluarkan oleh orang tua murid. Namun, antusiasme mengalahkan hitung-hitungan nilai uang sebesar Rp.4,5 juta.
Hasilnya, di luar dugaan, Tangerang FC justru keluar sebagai pemenang di turnamen tersebut. Padahal lawan yang dihadapi bukanlah lawan mudah.
Ada tim dari India, tuan rumah (Malaysia) serta sesama tim Indonesia yang menjadi lawan-lawan Tangerang FC.
"Senang sekali anak-anak bisa meraih juara. Apalagi ini juara di turnamen luar negeri. Ada kebanggaan dan kepuasan. Semoga mereka kelak bisa menjadi pemain profesional," papar Zainal.
Lantas, ia pun mengapresiasi dukungan orang tua murid yang tak pernah melepas turnamen-turnamen antar SSB, sehingga SSB Tangerang FC senantiasa tetap eksis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.