Pemilik SSB Tangerang FC Punya Kepuasan Batin Meski Sering Keluarkan Kocek Sendiri
Zainal Arifin, pemilik SSB Tangerang FC mengatakan kepuasan batin melihat anak-anak bermain bola, berlatih sudah cukup untuknya
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sekolah sepak bola Tangerang FC dibentuk pada 10 Mei 2008.
Hampir sama dengan sekolah sepak bola-SSB lainnya. Pada dasarnya SSB Tangerang FC dibentuk bukanlah untuk menjadikannya sebagai bisnis atau mencari keuntungan, tetapi bagaimana menjadi wadah bagi anak-anak dalam mengembangkan bakat sepak bola, atau sekedar untuk berolahraga.
Zainal Arifin, pemilik SSB Tangerang FC mengatakan kepuasan batin melihat anak-anak bermain bola, berlatih sudah cukup untuknya mempertahankan eksistensi SSB ini.
Padahal sering kali dirinya merogoh kocek sendiri untuk membiayai kebutuhan SSBnya.
"Memang di SSB ini ada iuran ya. Tapi bagi yang tidak mampu, saya tetap izinkan bermain. Saya pasti tahu kondisi anak-anak, tak semua bisa membayar iuran. Tapi jangan sampai tidak bisa membayar iuran, anak itu kehilangan tempat bermain bola, saya tidak mau itu terjadi," tuturnya di Lapangan LP Anak, Kota Tangerang, Rabu (4/11/2020) kemarin.
Tak hanya itu, terlambat membayar iuran juga sering terjadi di SSBnya, sehingga tak jarang dirinya merogoh kocek sendiri untuk membayar uang saku pelatih yang berkisar Rp.100 ribu hingga Rp.150 ribu per jadwal latihan.
Untuk mengikuti turnamen saja Zainal mesti koordinasi dulu dengan orang tua, karena orang tua murid lah kunci utama roda ekonomi SSB ini.
Ternyata, ada kebanggaan tersendiri bagi pemilik SSB meskipun pemasukan tidak seimbang.
"Puas rasanya jika anak-anak juara. Sedihnya ada hanya saat kalah dan di biaya juga sih, tapi itu tidak masalah, saya tidak menghitung untung atau ruginya," paparnya.