Oktafianus Fernando: Pertandingan Tarkam di Jabodetabek Ramai Sekali
Pemain Persebaya Surabaya Oktafianus Fernando ikut memberikan pandangan terkait maraknya pemain mengikuti kompetisi sepak bola antar kampung
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pemain Persebaya Surabaya, Oktafianus Fernando ikut memberikan pandangan terkait maraknya pemain mengikuti kompetisi sepak bola antar kampung atau tarkam.
Tarkam memang sedang hangat dibicarakan oleh publik sepak bola tanah air karena menjadi pilihan beberapa pemain mencari tambahan pemasukan sekaligus mengisi waktu luang saat kompetisi mandek.
Oktafianus menyebut kondisi sulit seperti ini memang sering menjadi alasan pemain mengikuti tarkam.
Maklum, ada bayaran menggiurkan meski hanya berstatus laga tidak resmi.
Pemain yang akrab disapa Ofan ini masih ingat betul dengan pengalamannya ikut tarkam.
Tepatnya pasca putus kontrak dengan Persita Tangerang imbas pembekuan PSSI di tahun 2015.
Demi menghidupi keluarganya, tawaran tarkam di kawasan Jabodetabek terpaksa diambil.
Untuk sekali bermain, pemain kelahiran tahun 1993 itu mengaku bisa membawa pulang uang jutaan rupiah.
"Lumayan besar bayarannya. Dulu saya pemain liga dua dapat 1,5 juta sekali main. Tapi memang di Jabodetabek ramai sekali dari Banten, Bekasi, Bogor ada banyak tarkam," kata Ofan, Minggu (15/11/2020).
"Saking banyaknya tarkam. Bahkan ada teman saya dulu sampai tujuh hari berturut-turut main tarkam dan dalam tujuh hari itu timnya berbeda-beda," sambungnya menggambarkan daya tarik tarkam.
Namun, semenjak pindah ke Persebaya, pemain yang mengidolakan sosok Andres Iniesta ini mengaku tidak pernah lagi bermain tarkam.
Di Jawa Timur lebih dikenal dengan istilah galadesa.
"Meski di Jawa Timur ada banyak pemain, tapi di sini saya lihat jarang galadesa. Tapi selama saya di Persebaya sejak 2017 tidak berani ikut tarkam," ujar pemain bernomer punggung delapan itu.
Keputusannya tak lagi terjun ke tarkam lebih karena ingin menghargai pihak manajemen tim.
Untuk itu, dia menyarankan rekan satu timnya tidak ikut tarkam karena hak sebagai pemain masih terus dipenuhi klub.
"Dulu saya berani ikut tarkam karena pembekuan PSSI di tahun 2015 dan putus kontrak dengan Persita. Ya sudah untuk hidupi orang tua dan keluarga, saya harus begitu," ungkap kakak kandung dari bintang Timnas U-16 Marcelino Ferdinand itu.
"Tapi sekarang saya masih terikat kontrak dan alangkah baiknya, maksud saya janganlah (ikut tarkam) karena kurang enak dilihat manajemen dan pelatih. Toh, hak-hak kita masih dipenuhi," tutup ayah satu anak ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Pemain Persebaya Surabaya Buka-bukaan Soal Daya Tarik Ikut Tarkam, https://jatim.tribunnews.com/2020/11/15/pemain-persebaya-surabaya-buka-bukaan-soal-daya-tarik-ikut-tarkam?page=all.
Penulis: Ndaru Wijayanto
Editor: Taufiqur Rohman