Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Fakta-Fakta Seputar Serangan Jantung, Silent Killer yang Menyergap Ricky Yacobi di Lapangan

Serangan jantung memiliki julukan silent killer, lantaran banyaknya orang yang tak sadar akan gejala penyakit tersebut dan langsung meninggal

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Fakta-Fakta Seputar Serangan Jantung, Silent Killer yang Menyergap Ricky Yacobi di Lapangan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Suasana pemakaman mantan pemain Timnas Indonesia, Ricky Yacobi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Sabtu (21/11/2020). Ricky Yacobi meninggal di usia 57 tahun akibat serangan jantung saat bermain fun football trofeo Medan Selection di Lapangan A Gelora Bung Karno. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Cepatnya penanganan serangan jantung, kata dr Dasaad, amat diperlukan minimal 6 jam pascaserangan.

Hal ini guna meminimalisir kerusakan pada otot-otot jantung karena kekurangan oksigen saat serangan terjadi.

Tanpa adanya intervensi, otot-otot jantung yang tidak bisa bergenerasi itu akan rusak sekira 80 persen pascaserangan.

Lebih dari itu, otot-otot jantung akan rusak sekira 90 persen pada 6 sampai 12 jam setelah serangan, dan otot akan rusak keseluruhan setelah 12 jam sampai 24 jam usai serangan bila tidak ada tindakan.

“Makanya orang yang kena serangan jantung harus cepat dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan intervensi. Otot jantung tak bisa beregenerasi, kalau itu terjadi kemungkinan akibatnya adalah kematian atau jantungnya rusaknya,” papar dr Dasaad.

Kepala Cardiac Center Bethsaida Hospitals, dr Dasaad Mulijono MBBS (Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD  memaparkan presentasinya terkait penanganan penyakit jantung koroner dalam acara temu media di Rumah Sakit Bethsaida, Gading Serpong, medio Desember 2018 lalu.
Kepala Cardiac Center Bethsaida Hospitals, dr Dasaad Mulijono MBBS (Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD memaparkan presentasinya terkait penanganan penyakit jantung koroner dalam acara temu media di Rumah Sakit Bethsaida, Gading Serpong, medio Desember 2018 lalu. (HO/Bethsaida)

Untuk mengetahui sumbatan yang ada di pembuluh darah jantung (coroner), ungkapnya, ada beberapa  metode yang saat ini digunakan.  Mulai dari ECG/EKG, treadmill, cardiac multi slice CT Scan (MSCT), hingga kateterisasi.

“Yang akurasinya mendekati sempurna adalah kateterisasi, hampir 100 persen atau gold standard. Kalau EKG akurasinya hanya 30 sampai 40 persen, treadmill akurasinya mencapai 40 persen hingga 60 persen, dan  MSCT dengan akurasi mencapai 80 persen hingga 90 persen,” jelasnya.

Berita Rekomendasi

Dia menambahkan, selain faktor genetik dan keturunan, pola hidup dan gaya makan seseorang, serta stres menjadi faktor-faktor penyebab penyakit jantung koroner .

“Karena itu penting sekali untuk melakukan check-up, saya sarankan mulai umur 35-36 tahun. Banyak orang menganggap salah gejala penyakit jantung, ‘saya gak sesak kok, gak sakit dada kok’ padahal bukan itu indikasinya. Begitu kena, seperti maag, lemas, orang bilangnya angin duduk. Padahal itu kena serangan jantung,” jelas dr Dasaad.

Selain penjelasan tersebut, berikut fakta-fakta terkait serangan jantung dirangkum Tribunnews dari Medical News Today :

1. Definisi

Serangan jantung adalah keadaan darurat medis di mana pasokan darah ke jantung menjadi tersumbat.

Kondisi ini sering terjadi sebagai akibat dari bekuan darah.

Serangan jantung memiliki beberapa istilah lain, seperti infark miokard, infark jantung, dan trombosis koroner.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
19
14
4
1
47
19
28
46
2
Arsenal
20
11
7
2
39
18
21
40
3
Nottm Forest
20
12
4
4
29
19
10
40
4
Chelsea
20
10
6
4
39
24
15
36
5
Newcastle
20
10
5
5
34
22
12
35
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas