Kagumi Maradona, Pemain Persib Tato Sang Legenda di Punggungnya
Pemain Persib Bandung, Esteban Vizcarra mengabadikan Diego Maradona lewat tato di punggungnya.
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Husein Sanusi
Serta menyabet gelar pemain terbaik Piala Dunia U20.
Pada gelaran Piala Dunia U-20 1979 Tokyo, Indonesia mendapat kesempatan tampil disebabkan karena Irak mengundurkan diri di perhelatan tersebut.
Baca juga: Cerita Diego Maradona Selalu Pakai Dua Jam Tangan dengan Merek dan Tipe yang Sama
Sementara Korea Selatan yang berposisi sebagai runner up Piala Asia Junior 1978, menolak menggantikan posisi Irak.
Posisi itu membuat Indonesia yang gugur di perempat final Piala Asia Junior 1978 akhirnya memperoleh tiket gratis dan terpilih mengikuti putaran final Piala Dunia U-20 1979 digelar 25 Agustus-7 September.
Menariknya lagi, dalam hasil undian Piala Dunia U-20 1979 Tokyo, Indonesia berada satu grup dengan Argentina.
Tentu ini merupakan momen bagi mendiang Diego Maradona menjajal kekuatan Timnas Indonesia kala itu yang masih dibesut Sutjipto Suntoro.
Penyebab Meninggalnya Diego Maradona
Legenda sepak bola Argentina itu tutup usia pada 60 tahun tepat pada hari ini.
Dilansir Joe.co.uk, Maradona menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami serangan jantung di tempat kediamannya, Argentina.
Baru-baru ini ia dikabarkan telah menjalani operasi pembekuan darah di otaknya.
Sebelum akhirnya menjalani perawatan karena ketergantungan terhadap penggunaan alkohol.
Baca juga: Ardiles Mantan Rekan di Piala Dunia 1982: Menjadi Diego Maradona Sangatlah Indah
Berbicara sosok Maradona, ia dikenal sebagai salah satu legenda terbaik sepak bola dunia.
Pertunjukkan kehebatan Maradona yang paling mengenang terjadi ketika ia berpartisipasi dalam gelaran Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Dimana Argentina keluar sebagai juara dunia untuk kedua kalinya, setelah yang pertama pada tahun 1978 di Argentina.
Bersama level klub, Maradona juga berhasil membawa Napoli menjadi juara Liga Italia (1986/1987 dan 1989/1990), Piala Italia (1987), dan Piala UEFA (1988/1989).
(Tribunnews.com/Guruh/Ipunk/Dwi Setiawan) (BolaSport.com/Mochamad Hary Prasetya)