Peti Jenazah Maradona Tiba di Istana Kepresidenan, Tepuk Tangan Terakhir Menggema di Buenos Aires
Rabu sekitar pukul 10 malam waktu setempat, Buenos Aires ramai dengan sorakan, klakson, sirene, dan lampu. Pahlawan mereka, Diego Maradona meninggal
Penulis: Muhammad Barir
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Sebelumnya, penggemar lainnya mencari tempat untuk mengungkapkan dukacitanya di
pusat kota Buenos Aires.
Tentu saja, Bombonera, stadion yang menjadi rumah bagi Boca Juniors, tempat kejeniusan Maradona ditempa.
"Aku tidak percaya itu. Itu luar biasa. Orang mengira dia bisa melewati badai apa pun,
tetapi tidak, semua orang akhirnya mati. Rasanya seperti mimpi buruk," kata Francisco
Salaverry penggemar Maradona berusia 28 mengatakan kepada AFP.
“Hari ini hari yang buruk. Hari yang sangat menyedihkan bagi semua orang Argentina,”
kata Presiden Alberto Fernandez menyimpulkan dalam sebuah wawancara dengan
saluran olahraga TyC setelah mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
Para penggemar berdiri dengan sedih di samping spanduk bergambar Maradona.
Mereka menunjukkan Maradona pada masa jayanya.
Baca juga: Kapten Timnas Argentina Diego Maradona Sanggup 53 Kali Gocek Lawan di Piala Dunia 1986
Banyak dari spanduk hanya bertuliskan D10S, plesetan dari kata Spanyol "dios" yang
artinya "Tuhan".
D10S itu menyertakan 10, nomor punggung Maradona.
Jika sepak bola adalah agama di Argentina, maka Maradona adalah tuhannya.
Terutama bagi para pendiri Gereja Maradonian, kelompok yang sebagian besar
berbasis internet yang menggunakan bahasa religius untuk menghormati sang pemain.
Sekitar 1.000 orang menjawab seruan "gereja" agar para penggemar berkumpul untuk
menghormatinya di Obelisk pada pukul 18.00 waktu setempat.
Baca juga: Pesepakbola Terbaik yang Pernah Ada, Kenapa Diego Maradona Tak Pernah Raih Ballon dOr?
“Saya memilih untuk tidak berbicara. Saya akan pergi ke Obelisk hari ini," kata
Guillermo Rodriguez seorang penggemar yang membuat tato idolanya pada tanggal 30
Oktober untuk merayakan ulang tahun ke-60 Maradona.
Maradona meninggal pada tanggal yang sama dengan pahlawannya Fidel Castro,
pemimpin revolusioner Kuba yang dia sebut sebagai "ayah kedua".
Perjuangan Maradona dengan narkoba sepanjang kariernya adalah bagian dari hal
yang membuat orang Argentina begitu protektif terhadap pahlawan mereka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.