Gagal Moncer di Chelsea Era Lampard, Timo Werner Sebut Kendala Bahasa jadi Penyebabnya
Penyerang Chelsea, Timo Werner membuka tabir rahasia mengenai gagal moncernya di sebagai striker di bawah kendali Frank Lampard.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Striker Chelsea asal Jerman, Timo Werner membongkar alasan mengapa penampilan dirinya memble kala Chelsea masih ditangani oleh Frank Lampard.
Timo Werner bergabung ke Chelsea pada bursa transfer musim panas lalu dari RB Leipzig.
Bergabungnya Timo Werner kala itu diharapkan oleh Frank Lampard dapat mempertajam lini penyerangan The Blues.
Baca juga: Gelombang Protes Suporter Bikin European Super League Rontok, Chelsea Kena Imbas Amarah Fans
Baca juga: Komentar Kebahagiaan Tuchel seusai Chelsea Bikin Mimpi Quadruple Manchester City Ambyar
Namun pada kenyataannya, banderol tinggi tak sesuai dengan ekspektasi. Timo Werner gagal menunjukkan penampilan gemilang di bawah kendali Lampard.
Ia kerap kali diplot sebagai ujung tombak penyerangan tim, yang mana posisi tersebut bukan menjadi yang ideal bagi Werner.
Imbasnya, Timo Werner yang gagal moncer plus penurunan permainan The Blues Chelsea membuat Frank Lampard dipecat dari kursi pelatih.
Sebagai gantinya, Roman Abramovic selaku pemilik klub menunjuk Thomas Tuchel sebagai pengganti Lampard.
Dipilihnya eks juru taktik PSG itu ternyata benar. Kapal perang Chelsea kembali berlayar untuk masuk zona Liga Champions.
Tercatat hingga saat ini, di bahwa kendali Tuchel, Chelsea baru mengalami satu kekalahan.
Tak cukup sampai di situ, juru taktik asal Jerman ini juga berhasil memecahkan serangkaian masalah yang ditinggalkan oleh Frank Lampard. Termasuk posisi bermain Timo Werner.
Di bawah rezim Tuchel, Werner lebih banyak di posisikan sebagai penyerang sayap, di mana ia memiliki keleluasaan untuk menyisir sisi flank.
Kecepatan yang dimiliki oleh Werner sangat membantu The Blues dalam mengkreasikan serangan.
Penampilannya yang kian menanjak membuat Timo Werner buka suara akan penyebab dirinya tak bertaji ketika di bawah asuhan Frank Lampard.
Usut punya usut, masalah komunikasi dan kendala bahasa jadi penyebab utamanya.