Janne Andersson Kunci Sukses Swedia di Euro 2020, Andalkan Kolektivitas & Adaptasi dari Bola Tangan
Nama Janne Andersson, menjadi kunci kesuksesan Swedia di Euro 2020, bermodalkan pelajaran dari olahraga bola tangan
Penulis: Gigih
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Tidak ada yang mengira, Swedia yang satu grup dengan Spanyol, Polandia dan Slovakia di gelaran Euro 2020, sukses membuka mata penggemar sepakbola.
Swedia sukses keluar sebagai juara grup dengan 7 poin, hasil 2 kali menang dan satu kali imbang.
Pujian, selayaknya datang untuk Jan Olof "Janne" Andersson, selaku pelatih Swedia.
Baca juga: Inggris Bertabur Bintang di Euro 2020, Mount atau Grealish di Babak 16 Besar Euro Lawan Jerman?
Baca juga: Babak 16 Besar Euro 2020, Strategi Joachim Low Buat Jerman Bersinar di Daratan Inggris
Andersson sukses membungkam kritik keras di laga perdana menghadapi Spanyol, Swedia dengan detriminasi khas viking, membuat Swedia wajib diperhitungkan di Euro 2020.
Janne Andersson menangani Swedia pasca Euro 2016 lalu, menggantikan Erik Hamren, yang menangani Swedia sejak 2009.
Janne Andersson ditunjuk setelah sukses mengantarkan klubnya IFK Norrköping meraih gelar juara Allsvenskan 2015, sekaligus menjadi gelar liga pertama IFK Norrköping sejak 1992, prestasi ini yang membuat SvFF menunjuk Andersson sebagai pelatih Swedia.
Karir kepelatihan Andersson bermula pada tahun 1988-1989 bersama Alets IK, Andersson menjadi pemain-pelatih, sebelum menjadi pelatih bagi Laholms FK tahun, 1993-1998, Andersson sukses membawa Laholms FK promosi ke Divisi 2 liga Swedia (Södra Götaland) pada tahun 1997.
Andersson melanjutkan karir tahun 2000-2003 sebagai asisten menejer, dan dipromosikan menjadi manajer pada tahun 2004 hingga 2009, pada akhir musim Andersson kemudian melatih Örgryte IS hingga 2011.
Ia kemudian menerima menerima pinangan IFK Norrköping, dalam kurun waktu 2011-2016, Andersson menyumbangkan gelar juara liga Swedia dan gelar juara supercup Swedia (Svenska Supercupen).
Pelatih berusia 55 tahun ini dikenal dengan formasi 4-4-2 dengan 2 gelandang jangkar, cara ini cukup efektif digunakan Andersson dalam meredam serangan lawan.
Baca juga: Jadwal Babak 16 Besar Euro 2021, Inggris vs Jerman, Belgia vs Portugal Live MNCTV, RCTI dan Mola TV
Baca juga: Cuma dari Penalti, Dua Gol Cristiano Ronaldo Punya Makna Penting di Sejarah EURO
Albin Ekdal dan Kristoffer Olsson menjadi sentral dalam transisi tim, ketika menghadapi Spanyol, dua pemain ini sukses mereda kreativitas dan agresifitas Koke dan Rodri.
Sedangkan di laga menghadapi Polandia, lagi-lagi kedua pemain ini menjadi mesin utama, keduanya bertugas menjadi pemain pertama yang menurunkan tempo ketika diserang, dan menjadi pemain pertama yang membagi bola ketika menyerang.
Andersson menekankan kolektivitas tim dan tidak ragu memberikan kesempatan kepada muka baru.
Nama Marcus Danielsson dan Lindelof terbukti menjadi tembok kokoh, dan membuat Swedia hanya kebobolan 2 gol selama gelaran Euro 2020.
Permainan efektif melalui sayap menjadi tumpuan dalam membangun serangan, melalui pemain RB Leipzig, Emil Forsberg dan Viktor Claesson berasal dari Krasnodar yang dirotasi dengan Sebastian Larsson.
Sedangkan di depan ada nama muda, Alexander Isak dan Marcus Berg berperan menekan sekaligus membuka ruang untuk mencari celah pertahanan tim lawan, kedisiplinan duet Victor Lindelof dan Marcus Danielsson juga menjadi kunci permainan Swedia.
Kolektivitas ini Andersson pelajari dari Bengt Johansson, Johansson sendiri adalah pelatih bola tangan kenamaan dari Swedia, pola kolektif serangan Johansson Gurkburken, yang membutuhkan kolektivitas tim dengan pergeseran serangan cepat, coba diadaptasi oleh Andersson, dalam Gurkburken.
Wingman diberikan tugas penting untuk mengalirkan bola kearah tengah yang diterima oleh Pivot yang akan membuka ruang untuk kemudian diekesekusi oleh wingman ke arah gawang, mirip yang dilakukan Emil Forsberg dengan Sebastian Larsson atau Marcus Berg.
Namun variasi juga dilakukan melalu skema serangan balik mengandalkan kekuatan fisik dari Marcus Berg atau Dejan Kulisevski, yang lebih mengandalkan kecepatan.
Yang menarik, bagaimana Kulisevski tidak serta merta mendapatkan di tim utama, meskipun berstatus pemain Juventus.
Ia tetap harus bersaing dengan Marcus Berg atau Alexander Isak, bahkan ia juga tidak langsung menggeser Sebastian Larsson yang sudah sangat senior.
Menarik melihat bagaimana langkah Swedia di gelaran Euro 2020, dan menanti kejutan Janne Andersson berikutnya menghadapi Ukraina.
(Tribunnews.com/Gigih)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.