Olivier Giroud Mendekat ke AC Milan, Tularkan Mental Juara, Kebutuhan Pioli & Deputi Ibrahimovic
Olivier Giroud dikabarkan bergabung dengan AC Milan dari Chelsea, jawaban taktik Stefano Pioli dan jadi deputi untuk Ibrahmovic dan Rebic
Penulis: Gigih
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Sosoknya religius, di tangan kananya tertulis sebuah kalimat yang menunjukkan keimanannya.
Tertulis sebuah ayat dari Alkitab, Psalm ayat 23, ia juga rajin mengunjugi Gereja di Keningston London.
Olivier Giroud, juga dikenal di Arsenal dan Chelsea sebagai pria yang lebih pendiam, dan menghabiskan Minggu paginya secara taat di Gereja.
Giroud adalah orang yang tenang, ia tidak terlalu banyak protes ketika duduk manis di bangku cadangan, tetapi selalu siap ketika dibutuhkan.
Baca juga: Manchester United Bajak Pelatih Chelsea untuk Benahi Skema Bola Mati, Harry Maguire Jadi Sasaran
Baca juga: Situasi Tak Ideal Tuchel bersama Chelsea, Juventus, AC Milan, dan Inter Gembosi Kekuatan The Blues
Arsenal tidak salah memboyongnya dari Montpellier, 105 penampilan dicatatnya bersama The Gunners.
Namun, namanya tetap membuat supporter Arsenal tersenyum sinis, pasalnya, klub asal London Utara ini mengincar Aubameyang yang bermain di St. Etienne.
Talent scout Arsenal, Giller Grimandi, meyakinkan Arsenal untuk merekrut Giroud, ia saat itu diproyeksikan menggantikan van Persie yang hengkang ke Manchester United.
Pun kedatangannya ke Arsenal bukanlah sebagai pilihan utama, ia hanya back up dari Lukas Podolski yang ternyata tidak sesuai ekspektasi.
Tapi Giroud tidak peduli, ia tetap menampilkan permainan yang apik ketika diturunkan, dan menjawab kritikan supporter Arsenal.
Ketika Arsenal mencoba mendatangkan Luis Suarez, Gonzalo Higuain hingga Demba Ba, Giroud tetap fokus dengan permaiannya.
Bahkan ketika ia akhirnya hengkang ke Chelsa, ia hanya menjadi pilihan terakhir di lini depan The Blues, Giroud tetap menunjukkan rasa legowo dan selalu tampil apik tiap diturunkan.
“Pertama-tama, rasa hormat yang besar kepadanya, Dia selalu tetap tenang, selalu tetap profesional, selalu bekerja keras, dan dia berjuang," ujar Antonio Rudiger di The Athletic.
“Itu adalah musim yang sulit baginya. Dalam enam bulan pertama, dia tidak benar-benar ada di sana, lalu ada semua rumor bahwa dia akan pergi,"
“Apakah dia salah satu pemimpin? Iya tentu saja, Dia selalu menjadi seseorang untuk diajak bicara, Dia memenangkan Piala Dunia (bersama Prancis pada 2018)," lanjut bek asal Jerman ini.
Baca juga: Siap Tampil Garang, AC Milan Tancap Gas Gebet Berardi & Insigne, 3 Pemain Rawan Jadi Penghias Bench
Baca juga: Peran Hakan Calhanoglu di Inter Milan, Peluang Raja Assist & Manjakan Duet Maut Nerazzurri