Ibrahima Konate, Kebutuhan Liverpool di Lini Belakang, Idolakan Ronaldo & Idaman Hansi Flick
Ibrahima Konate, jawaban Jurgen Klopp untuk rapuhnya lini belakang Liverpool, pengidola Ronaldo
Penulis: Gigih
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Ralf Ragnick terbang ke Paris, Prancis, ia mendapatkan laporan dari salah satu pemandu bakat, laporannya cukup unik.
Ada salah satu pemain dengan tinggi 190 sentimeter, sangat tangguh dalam duel dan punya etos kerja baik, namun eksekusinya sangat buruk.
Ragnick merasa, ada yang salah dalam laporan tersebut, memutuskan melihat secara langsung sang pemain.
Ibrahima Konate, saat itu masih bermain di Sochaux pada tahun 2017, dan kontraknya kemungkinan tidak diperpanjang oleh klubnya.
Baca juga: Alex Telles Beri Sinyal Bertahan di Manchester United, Dua Tim Liga Italia Wajib Sadar Diri
Baca juga: AC Milan Tim Liga Italia Terboros di Bursa Transfer Sejauh Ini, Angkut Giroud Sampai Fikayo Tomori
Ragnick melihatnya sebagai pemain yang biasa saja, tetapi punya keuntungan finansial terkait kontraknya yang akan habis.
Akhirnya, Ragnick menemui orang tua sang pemain dan mengajaknya bergabung ke RB Leipzig.
Konate yang saat itu berusia 17 tahun, mengiyakan ajakan tersebut.
Tetapi, Konate berubah menjadi sosok yang sangat penting, di skema Ralph Haesnhuttl.
Berduet dengan Dayot Upmecano di lini belakang, Ibrahima Konate mengubah posisinya dari gelandang menjadi pemain belakang.
Tidak mudah bagi Konate dalam karirnya, ia adalah imigran asal Mali yang hidup di Ibukota Prancis, Paris.
Ia sempat bermain untuk Paris FC, posisinya saat itu sebagai penyerang.
Namun, eksekusinya sangat buruk, ia kemudian diletakkan sebagai gelandang bertahan oleh Reda Bekhti, pelatih Paris FC saat itu.
Perpindahan posisi ini menuntuk kedewasaan bagi Konate, apalagi dirinya sangat mengidolakan Cristiano Ronaldo, pemain asal Portugal yang saat itu bermain untuk Real Madrid.
Namun, kemampuan defensifnya adalah yang mengantarkan dirinya sukses hingga saat ini.