Waktunya Penebusan Dosa Regista AC Milan, Bennacer jadi Simbol Sempurna Proyek Megah Rossoneri
Ismael Bennacer, regista AC Milan yang menjadi simbol bagi proyek jangka panjang yang tengah dirancang Stefano pioli.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Musim 2021/2022 menjadi waktu yang tepat bagi regista AC Milan, Ismael Bennacer melakukan pembayaran untuk 'penebusan dosanya'.
Banyaknya cedera dan masalah yang mendera, membuat Ismael Bennacer musim lalu terbilang minim kontribusi bagi AC Milan.
Walhasil, posisinya musim lalu sebagai regista AC Milan digilir oleh sejumlah pemain, mulai dari Sandro Tonali, Rade Krunic hingga Meite.
Namun musim 2021/2022 sebentar lagi akan bergulir. Mantan pemain Arsenaal ini wajib membayar lunas 'dosa' musim lalu karena minim kontribusi dalam keberhasilan Rossoneri kembali mentas di Liga Champions.
Baca juga: Inter Milan Pesta Gol Jumpa Crotone, Pujian Inzaghi Akui Magis Permainan Calhanoglu
Baca juga: 2 Senjata AC Milan Raih Scudetto 2021/2022, Termasuk Manfaatkan Inter Milan, Juventus & Ibrahimovic
Sebagaimana yang diketahui, Bennacer menjadi satu di antara simbol sempurna bagi proyek megah AC Milan.
Ia termasuk dalam pemain yang berhasil berkembang di bawah didikan sang Allenatore, Stefano Pioli.
Sejak kedatangan Pioli, Bennacer menjunjukkan kemampuan terbaiknya sebagai seorang regista.
Memang, kontribusi golnya tidak bisa disetarakan dengan sang partner, Franck Kessie yang tampil trengginas di musim lalu.
Namun kualitas, kemampuan dan kontribusi dari Bennacer sangatlah vital dalam permainan Rossoneri.
Tak hanya piawai dalam mengalirkan bola, namun ia juga sanggup melakukan tugas 'kotor' ketika menjadi back-up dari Kessie.
Pemain Timnas Aljazair ini bisa dikatakan menjadi kepingan puzzle yang sudah dimiliki Rossoneri.
Dilansir dari laman Sempre Milan, Bennacer menjadi perwujudan yang sempurna bagi proyek megah dari klub Milano itu.
Sebagaimana yang diketahui, AC Milan menjalankan proyek jangka panjangnya selangkah demi selangkah.
Pioli enggan menggunakan pemain 'instan' dan lebih memilih untuk memanfaatkan pemain muda untuk dipoles dan menjadi tulang punggung tim di masa mendatang.