Megahnya Markas Baru Persija, Stadion JIS Sudah Pecahkan 3 Rekor, Atap Buka-Tutup, Rumput Hybrid
Marka baru Persija, Stadion JIS akan sama dengan Allianz Arena Stadium milik klub raksasa Jerman Bayern Munchen, Wanda Metropolitano Stadium di Madrid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Setelah sempat menjadi tim 'musafir' yang berpindah-pindah, Persija Jakarta akhirnya segera memiliki homebase.
Kandang klub berjuluk 'Macan Kemayoran' ini nantinya akan bertempat di Stadion Jakarta International Stadium (JIS).
Persija Jakarta dilaporkan sudah mendapat lampu hijau dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menggunakan Stadion JIS sebagai markas dalam mengarungi kompetisi mendatang.
Homebase baru Persija tak main-main megahnya.
Baca juga: Persija Harus Mau Berbagi Kandang Jika Jadikan Stadion JIS Sebagai Homebase
Bahkan, meski pembangunan belum rampung 100 persen, Stadion JIS sudah memecahkan Rekor MURI.
Dilansir Tribun Jakarta, Stadion JIS telah memecahkan 3 Rekor MURI.
Tiga rekor MURI yang dipecahkan oleh JIS adalah Pengangkatan Struktur Atap Stadion dengan Bobot Terberat (3900 Ton), Stadion Pertama yang Menggunakan Sistem Atap Buka-Tutup, dan Stadion Green Building dengan Sertifikasi Platinum Pertama.
Hal ini jadi catatan luar biasa.
Direkrut Utama Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto selaku konstruktor pembangunan Stadion JIS, rekor tersebut tidak akan tercipta jika bukan karena semua pihak yang terlibat.
Baca juga: Klub Korea Selatan Gagal Rekrut Saddil Ramdani dan Febri Hariyadi Karena Tak Dilepas Klub Liga 1
Dia berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembangunan JIS hingga dapat memecahkan tiga rekor MURI yang cukup bergengsi.
"Inilah suatu capaian anak bangsa yang dikerjakan secara bersama semua pihak."
"Saya ucapkan terima kasih setiap dukungan, arahan dan bimbingan serta masukan yang telah diberikan," katanya, Rabu (28/7/2021) silam.
Dwi Wahyu Daryoto berterima kasih juga kepada para akademisi dan para praktisi yang sudah bekerja dengan sangat baik.
Apalagi pekerjaan yang dilakukannya cukup sulit yaitu menghitung semua keadaan baik cuaca, angin, dan curah hujan sehingga dapat mengangkat atap stadion dengan lancar.
"Juga terima kasih kepada akademisi dan praktisi karena pekerjaan ini cukup rumit karena semua faktor dihitung bagaimana situasi cuaca, angin, dan hujan dengan kecepatan naik setinggi 70 meter dengan kecepatan 1 setengah jam untuk satu meternya," jelasnya.
"Ini merupakan suatu hal yang dihitung dengan benar presisinya dan ketepatannya dalam mengangkat beton itu," tambahnya.
Baca juga: Deretan Hadiah dan Bonus yang Dijanjikan ke Greysia/Apriyani, Dari Duit Miliaran Sampai Rumah di PIK
Megah Berbalut Rumput Hybrid Berhias Burung Kaki Bayam
Jakarta International Stadium (JIS) punya seabrek fasilitas berstandar internasional.
Lapangan Stadion JIS akan menggunakan rumput alami tanpa pestisida berjenis varietas Zoysia Matrella asal Boyolali.
Dengan begitu, JIS akan menjadi stadion pertama di Indonesia yang akan menggunakan rumput hybrid atau perpaduan antara rumput sintetis dan rumput alami.
Menggunakan rumput hybrid, Stadion JIS akan sama dengan Allianz Arena Stadium milik klub raksasa Jerman Bayern Munchen, Wanda Metropolitano Stadium di Madrid, Spanyol, hingga Tottenham Hotspur Stadium di London, Inggris.
Adapun komposisinya nanti yakni 5 persen rumput sintetis asal Italia berjenis Limonta, dan 95 persennya rumput alami dengan jenis Zoysia Matrella yang di datangkan langsung dari Boyolali, Jawa Tengah.
Baca juga: Bakal Diguyur Hadiah, Greysia Polii ke Erick Tohir: Pak Erick Masih Ingat 2012? Ini Hadiah Gantinya
Baca juga: Persija Harus Mau Berbagi Kandang Jika Jadikan Stadion JIS Sebagai Homebase
Rumput ini dikerjakan langung oleh para petani dalam negeri yang sudah pengalaman dan khusus untuk membuat rumput sepak bola.
Sementara itu, standar pemakaian rumput JIS merupakan rekomendasi FIFA.
Hal itu termasuk rekomendasi mencampur rumput hybrid dan alami. Selain itu ketebalan rumput juga diperhatikan dan dibuat mengikuti standar internasional.
Penggunaan rumput hybrid JIS itu berdasarkan hasil studi banding dengan sejumlah negara yang telah memiliki stadion berstandar FIFA antara lain Singapura, Inggris, dan Spanyol.
Dengan menggunakan rumput hybrid, maka akan diperoleh manfaat pada biaya pemeliharaan yang lebih efektif.
Keuntungannya adalah daya tahan rumput hybrid tiga kali lipat dibanding rumput alami.
Disebutkan, penggunaan rumput hybrid memiliki daya serap air yang baik.
Baca juga: Alasan Ini Bikin PSSI Ngotot Kick-off Liga 1 2021 Harus Bergulir 20 Agustus
Selain itu, dari sisi penggunaannya, rumput hybrid bisa digunakan dua kali pertandingan sepak bola berskala internasional dalam satu hari.
Keunggulan lainnya, rumput hybrid sangat cocok dengan kondisi iklim pesisir.
Untuk perawatan rumput Zoysia Matrella yang ada di JIS nantinya hanya akan menggunakan burung kaki bayam, tanpa pestisida.
Kegunaannya adalah untuk menjaga kualitas lapangan JIS.
"Burung kaki bayam ini nanti kita pelihara. Nantinya juga akan ada kandangnya sekaligus pawangnya di sekitar JIS," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT
Jakarta Propertindo (Perseroda), Nadia Diposanjoyo, Jumat (25/6/2021).
Akan ada lima sampai 10 ekor burung kaki bayam yang dipelihara di kawasan JIS guna memastikan rumput alami JIS terbebas dari hama seperti ulat dan serangga.
Baca juga: Daftar Pemain Timnas Indonesia Pilihan Shin Tae-yong Sudah di Tangan PSSI
JIS juga akan menjadi stadion pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat green building level platinum.
JIS akan mendapatkan predikat bangunan yang ramah lingkungan level tertinggi.
Kawasan Kota Layak Huni
Stadion JIS juga akan dioptimalkan sebagai kawasan livable city atau kawasan kota layak huni dan berkelanjutan.
Berdasarkan beleid ini, dalam pengembangan kawasan olahraga terpadu, JIS merupakan proyek atau kegiatan strategis daerah (KSD) serta bagian penting dari visi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk transformasi Jakarta Utara.
Dengan begitu, dalam master plan kawasan olahraga terpadu, JIS akan menciptakan jaringan transportasi umum yang terintegrasi.
Kemudian, kawasan olahraga terpadu JIS juga akan dikembangkan dan menawarkan hunian tempat tinggal (affordable house), perkantoran, ritel, ruang publik serta fasilitas masyarakat yang terintegrasi dengan angkutan publik seperti Tranjakarta, Commuter Linne, hingga LRT Jakarta.
Artinya, JIS akan mengkatalisasi regenerasi di daerah sekitarnya dan menjadi acuan bagi pembangunan yang berkualitas dan inklusif di Jakarta.
JIS juga dibangun dengan memenuhi kriteria bangunan hijau.
Itu sebabnya, pembangunan JIS memperhatikan aspek lingkungan.
Sesuai dengan Pergub 14/2019, disebutkan untuk pengelolaan kawasan olahraga terpadu tidak dibiayai oleh penyertaan modal daerah PMD.
Dalam Pergub itu pula mengamanatkan, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melaksanakan pengelolaan JIS tujuannya untuk mengoptimalkan aset Pemrov DKI Jakarta.
Sekaligus bisa meringankan beban APBD, lantaran JIS akan dapat mendanai sendiri keperluan pengelolaan dan pemeliharaan stadion yang digunakan untuk seluruh warga Indonesia.
Mengacu kepada pengelolaan stadion besar di Indonesia seperti GBK, dibutuhkan biaya operasional dan maintenance yang tidak sedikit.
Atas dasar ini, Jakpro mengajukan opsi inbreng lahan ke Pemprov DKI Jakarta.
Sebab, selain memanfaatkan lahan Pemprov yang sebelumnya “tidur” opsi inbreng juga akan memudahkan Jakpro untuk melakukan pengeloaan yang sifatnya komersialisasi lahan sekitar JIS.
Arry Wibowo, project manajer JIS, menjelaskan melalui inbreng, status lahan berupa Hak Pengelolaan Lahan (HPL) atas nama Pemprov tidak akan hilang/berpindah tangan.
Sementara itu, rencana pengembangan kawasan olahraga terpadu di atas HPL dapat diberikan hak-hak lain seperti Hak Guna Bangunan (HGB).
Sehingga Jakpro dapat menarik kerjasama dengan pihak lain untuk pendanaan pengembangan kawasan olahraga terpadu JIS.
Sementara itu, sesuai Pergub Nomer 14 Tahun 2019 dalam pengelolaan kawasan olahraga terpadu JIS, Jakpro bisa bekerja sama dengan swasta maupun mengoptimalkan anak perusahaan.
Namun prinsipnya harus saling menguntungkan.
Terlebih, Jakpro melaksanakan pengelolaan JIS tujuannya untuk mengoptimalkan aset Pemrov DKI Jakarta sekaligus bisa meringankan beban APBD lantaran JIS akan dapat mendanai sendiri keperluan pengelolaan dan pemeliharaan stadiun yang digunakan untuk seluruh warga Indonesia.
“Harapannya, pengelolaan JIS tidak membebani keuangan perusahaan maupun APBD DKI Jakarta. Belajar dari Velodrome, Jakro hanya membangun tapi tidak mengelola. Maka dari itu, Pergub Nomer 14 Tahun 2019 sudah menyempurnakan pengelolaan-nya juga,” ujarnya.
(TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino Silitonga/Wahyu Septiana) (Warta Kota/Rafsanzani Simanjorang)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kemegahan Kandang Persija Langsung Pecahkan Rekor MURI:Atap Buka-Tutup hingga Stadion Green Building