Dalam Tangisnya, Lionel Messi Beri Resep Obat Sakit Parah Barcelona
Barcelona terlalu sakit. Begitu parahnya hingga Lionel Messi tak mampu bertahan. Pun Leo menyiratkan obat buat Blaugrana. Simak kisahnya.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Deretan pemain top di atas dibeli Barcelona dengan total pengeluaran 450 juta Euro, sekitar Rp 7,6 triliun!
Itu baru ongkos transfer, belum gaji mereka.
Griezmann misalnya. Setelah Messi pergi, dia kini menjadi pemain bergaji tertinggi di Camp Nou. Seminggu, Griezmann dibayar Rp 11 miliar, artinya sebulan gaji Griezmann mencapai Rp 44 miliar!
Baca juga: Berita Transfer Chelsea, Siap-siap Megatransfer Romelu Lukaku dari Inter, Incar Kiper Timnas Inggris
Atau tengok betapa Philipe Coutinho pernah dibayar Rp 7 miliar per pekan meski si pemain terus-terusan cedera.
Apes bagi Barcelona, saat sang pemain dipinjamkan ke Bayern Muenchen, Coutinho justru jadi satu di antara penoreh momen memalukan dalam sejarah panjang Barcelona saat kalah dengan skor 8-2 dari Bayern Munchen di perempat final Liga Champions musim 2019/2020 (15/8/2020).
Barcelona mencoba menjual pemain-pemain besar mereka, hanya banyak klub cuma 'tanya-tanya' tanpa menunjukkan keseriusan.
Maklum kondisi pandemi membuat klub harus pandai-pandai mengatur keuangan.
Hal ini yang dianggap satu kelemahan besar Barcelona. Kondisi pandemi memperparah segalanya bagi Barcelona.
Barcelona dianggap tak punya kontijensi neraca keuangan untuk hal-hal yang sifatnya force majeure.
Sebagai contoh, Barcelona nyaman saja menganggarkan duit Rp 11 triliun untuk gaji pemain namun jadi kelabakan karena cuma punya batas Rp 5,5 triliun sejak pandemi merebak.
Akumulasi miss-management, terlebih buruknya berbisnis jual beli pemain membuat Barcelona sakit parah. Kehilangan Messi adalah buahnya.
Sejarah La Masia
Kondisi itu sebetulnya bisa dihindari Barcelona jika tetap mempertahankan komitmen mengutamakan pemain hasil binaan sendiri.
Tak cuma soal gaji, ongkos pembelian pemain pun bisa ditekan.