Yussa Nugraha, Penyerang Persis Solo yang Pernah Timba Ilmu di Belanda & Sempat Tolak 2 Klub Liga 1
Striker kelahiran 21 Maret 2001 yang pernah menimba ilmu di Belanda dan kini menjadi bagian dari Persis Solo bernama Yussa Nugraha.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Kontestan Liga 2 2021, Persis Solo memiliki striker muda yang sempat menimba ilmu di Belanda.
Striker kelahiran 21 Maret 2001 yang pernah menimba ilmu di Belanda dan kini menjadi bagian dari Persis Solo bernama Yussa Nugraha.
Sebelum bergabung ke Persis Solo, Yussa Nugraha sudah tinggal di Belanda selama 13 tahun sekaligus meniti karier sepakbola.
Baca juga: Liga 2 - Tanggapan Persis Solo Perihal Tunggakan Gaji Pemain Lama, Singgung Nama Vijaya Fitriyasa
Baca juga: Jelang Liga 2 2021 Bergulir, Manejemen Persis Solo Digugat APPI Terkait Tunggakan Gaji 7 Pemain Lama
Ia mengaku tidak perlu berpikir panjang untuk bergabung ke klub kelahirannya tersebut.
Bahkan dirinya sempat menolak dua klub kasta teratas Liga 1 demi bisa berseragam Persis Solo.
“Happy banget! Begitu mendengar ada tawaran bergabung dengan Persis lewat agen, tanpa pikir panjang saya mengiyakan dan menolak tawaran dari dua klub Liga 1 yang saat itu juga sedang mendekati.” katanya dikutip dari laman Persis.
Bergabung sejak Mei lalu, terhitung tiga bulan Yussa berada dalam skuad Persis. Adaptasi menjadi tantangannya selama tiga bulan ke belakang.
Namun, hal tersebut menjadi proses yang menyenangkan bagi Yussa karena dikelilingi oleh penggawa lain yang sudah ia anggap seperti keluarga kedua.
“Selama tiga bulan di Solo, saya banyak adaptasi terutama dengan cuaca ekstrim yang panas dan perbedaan permainan sepak bola yang mencolok.
"Kalau di Belanda lebih mengutamakan bola-bola pendek, satu dua sentuhan, dan taktikal, kalau di Indonesia lebih ke kecepatan, bola lambung, dan umpan-umpan jauh yang sangat perlu aku pelajari saat ini untuk beradaptasi.
"Pemain senior, coach, dan staf di sini sangat membantu dalam melakukan adaptasi. Mereka benar-benar seperti keluarga, orang tua, dan kakak.” terang Yussa.
Tiga bulan usai datang ke kampung halaman, Yussa perlahan kembali menikmati kenyamanan yang ditawarkan Solo dan seisinya.
Seperti di luar lapangan dan di luar jam latihan, Yussa menghabiskan waktu untuk berkeliling melihat kota yang sudah lama ia tinggal,
Tak lupa bertemu dengan sanak saudara, dan tetap menjaga kebugaran fisik dengan latihan mandiri di waktu luang.
“Biasanya menghabiskan waktu luang di luar latihan dengan naik motor keliling Solo saja.
"Lalu main ke rumah ketemu dua kakak perempuan, makan bersama di luar sebelum PPKM kemarin, nonton film, dan fitness.
"Di Solo saya juga suka makan tahu kupat dan soto. Sejauh ini baru itu yang dilakukan dan belum ke luar kota atau pergi jauh.” ujar striker berusia 20 tahun tersebut.
Lebih lanjut, Yussa berbicara mengenai persaingan yang ada di dalam skuad asuhan Eko Purdjianto.
Termasuk dengannya, klub berjuluk Laskar Sambernyawa kini dihuni oleh 11 pemain berposisi striker dengan beragam karakteristik dan latar belakang yang siap memberikan kemampuan terbaik.
Persaingan ketat tersebut tak lantas membuat Yussa melemah.
Justru suasana persaingan yang sehat itu, ia manfaatkan untuk mendorong motivasi bekerja keras demi menembus tim inti.
“Suasana dalam tim jujur sangat ketat di tiap posisi. Terutama di posisi saya, yakni lini depan. Tapi suasana sehat, walaupun banyak pemain bintang dengan label timnas, namun mereka selalu sharing dan membantu.
"Dari dalam diri sendiri juga jadi termotivasi untuk kerja keras melakukan yang terbaik dan belajar dari pemain senior lainnya karena mereka sudah punya pengalaman bermain di Liga Indonesia.” tandasnya.
(Tribunnews.com/Ipunk)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.