Dokter Bhayangkara FC Harapkan Ada Cara Lain untuk Pemain Asing Bisa Akses Aplikasi Peduli Lindungi
Muhammad Yusuf Zulfikar menceritakan hal itu sempat jadi kendala para pemain asing di Bhayangkara FC yang tidak bisa mengakses aplikasi tersebut
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Salah satu kewajiban atau aturan baru kompetisi Liga 1 2021/2022 bisa terselenggara yakni seluruh pemain, ofisial atau pelaku sepakbola lainnya yang terlibat dalam pertandingan harus terdata di aplikasi Peduli Lindungi.
Aplikasi Peduli Lindungi adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
Untuk bisa masuk ke aplikasi Peduli Lindungi guna melihat sudah divaksin apa belum, seseorang harus mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera pada KTP.
Dokter Bhayangkara FC, Muhammad Yusuf Zulfikar menceritakan hal itu sempat jadi kendala para pemain asing di Bhayangkara FC yang tidak bisa mengakses aplikasi tersebut.
Ia pun berharap ada cara lain yang mempermudah para pemain asing bisa mengakses aplikasi tersebut.
“Iya, itu sempat jadi kendala buat mereka karena kan mereka cuma punya paspor dan kitas. Sedangkan untuk dapat NIK itu harus melapor dulu ke catatan sipil dan itu tidak mudah,” kata dokter Yusuf saat dihubungi Tribunnews, Rabu (25/8/2021).
“Kalau menurut saya, saya berharap ada cara lain supaya pemain asing ini bisa lebih mudah sebelum pertandingan. Mereka masuk mall juga harus tanya-tanya karena tidak bisa pakai aplikasi itu,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita memastikan bahwa kesulitan pemain asing mengakses aplikasi Peduli Lindungi akan terus diupayakan sehingga pelatih dan pemain yang telah divaksin tetap terdata di aplikasi Peduli Lindungi.
“Kemarin juga salah satu pembahasannya itu. Sebenarnya itu juga sudah dibahas kita, PSSI dan Kemenkes. Artinya kalau mereka sudah divaksin ada datanya dan mudah-mudahan bisa diadopsi ke aplikasi peduli lindungi dengan passport atau apa nanti, “kata Hadian saat dihubungi Tribunnews, Selasa (24/8/2021).
“Nanti akan kami minta datanya, mereka pakai vaksin apa. Misalnya Pfizer atau apa itu pasti ada catatannya kan lebih bagus lengkap jadi biar kita masukan ke sistem,” jelas Hadian.