Karakter Alessandro Bastoni di Inter Milan, Gabungan Bonucci-Chiellini, Pujian Mancini dan Conte
Peran Vital Alessandro Bastoni di Inter Milan, gabungan Chiellini-Bonucci, Pujian Roberto Mancini dan Polesan Antonio Conte
Penulis: Gigih
"Aku harus berterima kasih kepada ayahku. Dia masih memiliki hasrat untuk sepak bola, ia tak bosan melakukan semua ini untukku," ujar Bastoni kepada L'Ultimo Uomo.
Di era 90-an Atalanta melakukan perubahan besar ketika presiden klub, Antonio Percassi, menyewa Stefano Bonaccorso untuk mengelola tim junior.
Bonaccorso bukan pria sembarangan, namanya terkenal seantero Italia sebagai ahlinya membentuk pemain muda dari Giampolo Pazzini hingga Dejan Kulusevski adalah polesannya sejak 1991.
"Skema apa yang anda siapkan? 3-5-2? 4-4-2? 4-3-3? semua hanya nomor telpon tak berguna tanpa persiapan dari pemain," ujar Bonaccorso.
Berkat polesan Bonaccorso, Bastoni tidak hanya dilatih sebagai bek, ia menempatkannya sebagai winger, penyerang, bahkan penjaga gawang.
Ini yang mematangkan Bastoni, ia sangat mahir memainkan bola dan membangun serangan, juga sangat perhatian mengenai ruang dan pergerakan pemain.
Bastoni bermain cerdas, ia memilih tidak terlalu banyak duel dan membaca ruang, tetapi ketika duel fisik diperlukan, dengan tinggi 193 sentimeter, sulit mengalahkan Bastoni.
Baca juga: AC Milan Alami Kerugian Lagi Akibat Ulah Pemainnya, Romagnoli Susun Skenario Gabung Rival AS Roma
Kecerdasannya membuat Bastoni lompat kelas di Timnas, ia telah menjadi kapten Timnas U-19 di usia 17 tahun dan U-20 di usia 18 tahun, menurut Paolo Nicolato, kematangan Bastoni lebih dari pemain seusianya.
Dengan talenta sebesar itu, Giuseppe Baresi, kakak dari Franco Baresi, dengan tidak ragu mengajaknya bergabung ke Inter Milan, mahar 31 Juta Euro dikeluarkan Nerazzurri untuk Bastoni.
Tetapi ia tidak langsung bergabung ke Inter Milan, ia dipinjamkan hingga akhir musim 2018/2019.
Kedatangannya ke Inter Milan juga tidak mulus, ia harus bersaing dengan Diego Godin, Milan Skriniar, Ranocchia hingga De Vrij.
Beruntung Inter Milan meminjamkannya ke Parma, dan mengemas 24 laga dan 1 gol di bawah asuhan Roberto D'Aversa.
Ketika musim perdana Antonio Conte, Bastoni tidak lagi dipinjamkan, ia menjadi kunci utama skuat Inter Milan dengan skema tiga bek andalan Conte.
Conte sangat membutuhkan pemain belakang yang bisa membangun serangan, tentu tidak mudah, namun Bastoni dengan cermat menjalankan tugas tersebut.