Cerita Tirta Kurniawan Soal Asal-usul The Jakmania, Suporter Setia Persija Jakarta
Keterlibatannya membentuk komunitas fans Persija, The Jakmania adalah sebuah kebetulan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kata Tirta, di bawah kepemimpinan Sutiyoso, Persija mendapat perhatian yang cukup besar.
Pada era inilah, Persija Jakarta membeli segudang pemain berkelas untuk meningkatkan kualitas klub.
"Persija berubah di jaman Sutiyoso, pemain-pemain dari Bandung Raya sama dari Mitra Surabaya, diambil sama Sutiyoso," kenang Tirta.
"Ketika Persija kumpul pemainnya bagus-bagus, akhirnya saya sama teman-teman nonton terus, berangkat terus ke Lebak Bulus," katanya.
Pada saat menonton pertandingan Persija, Tirta tiba-tiba menghampiri Humas Macan Kemayoran yang saat itu dijabat Eddy Supatmo.
Kepada Eddy, Tirta menanyakan, apakah ada kelompok fans klub Persija?
"Saya beranikan diri tanya, mau daftar jadi fans klub Persija bagaimana. Kata Mas Eddy waktu itu belum ada fans klub. Jadi kalau apa-apa melalui dia, saya tanyakan ke dia," kenang Tirta.
Kemudian, Eddy justru mengusulkan agar Tirta berangkat ke Menteng.
"Saya ingat waktu itu hari Jumat, saya baru mau lulus sekolah. Masih pakai baju batik, saya naik kereta dari Stasiun Pasar Minggu sampai Stasiun Menteng. Dari situ saya naik (angkutan umum) P20, terus ke Menteng," kenang dia.
"Waktu itu bareng anak-anak SMA. Pas sampai di lokasi, ada spanduk tulisannya Welcome The Jak," imbuh Tirta.
Saat tiba di Menteng, Tirta melihat ada begitu banyak suporter Persija.
"Ada beberapa orang tersohor. Termasuk Bung Ferry dan dari kalangan artis si Gugun Gondrong," kenang dia.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas agenda mendirikan fans klub sepakbola Persija.
Eddy Supatmo, kala itu menugaskan Tirta dan kawan-kawannya untuk menciptakan AD/ART.