Mengenal Bodo/Glimt, Klub Pembantai AS Roma: 40% Pemain Lokal & Pelatih Mental dari Pilot Perang
Bodo/Glimt adalah klub raksasa di Norwegia yang terbentuk dari chemistry kuat antar pemain & pelatih, serta mental baja yang digodok oleh pilot perang
Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Secara mengejutkan AS Roma mengalami kekalahan menyakitkan saat bersua tim asal Norwegia, Bodo/Glimt dalam penyisihan grup Europa Conference League, Jumat (22/10/2021) dini hari WIB.
Pada laga yang digelar di Aspmyra Stadium tersebut, AS Roma dibantai Bodo/Glimt dengan skor 6-1.
Sang tuan rumah langsung tancap gas di awal laga, dan gol pun tercipta dengan cepat yaitu di menit yang ke 8' lewat sontekan Erik Botheim.
Baca juga: Peran AC Milan saat Bodo/Glimt Bantai AS Roma 6-1, Sejarah Pilu Jose Mourinho Tercipta
Baca juga: Live Streaming TV Online Indosiar, Persib vs PSS di BRI Liga 1 2021, Tonton Pukul 18.15 WIB
Tak disangka, di sisa jalannya pertandingan, Bodo/Glimt mampu mencetak 5 gol tambahan lewat 1 gol Patrick Berg, 2 gol Ola Solbakkaken, 1 gol Amahl Pellegrino, dan 1 gol Erik Botheim.
Tim asuhan Jose Mourinho hanya mampu menciptakan 1 gol lewat kaki Carles Perez.
Hasil tersebut membuat Mourinho mencatatkan rekor buruk, 6 gol yang bersarang di gawang AS Roma adalah kali pertama sang juru taktik asal Portugal tersebut kebobolan dengan jumlah setengah lusin gol selama karir kepelatihannya.
"Saya tahu Bodo/Glimt adalah lawan paling kuat di grup ini," kata Mourinho dilansir Football Italia.
"Namun saya berharap kami akan menampilkan permainan yang berbeda,"
"Sepertinya Solbakken berada di atas motor MotoGP dan para bek kami berada di atas sepeda,"
"Pada pertemuan selanjutnya di Roma, Gianluca Mancini dan Matias Vina akan siap untuk Solbakken," Pungkasnya.
Secara keseluruhan, permainan I Lupi memang kalah jauh, Bodo/Glimt mampu menciptakan 9 on target sedangkan AS Roma hanya 2.
Lini tengah Roma yang diisi oleh para barisan pemain muda juga tak mampu berbicara banyak, mereka hanya mampu menguasai ball possession sebanyak 45%.
Ya, tim asal Norwegia ini bukanlah tim sembarangan. saat ini Bodo/Glimt berada di puncak klasemen Liga Norwegia (Eliteserien) dengan kumpulan 47 poin dari 22 pertandingan.
Baca juga: Mengenal Sheriff Tiraspol, Klub Antah Berantah yang Kalahkan Real Madrid di Liga Champions
Mereka berada di atas tim raksasa Norwegia, Molde yang duduk di posisi kedua dengan torehan 44 poin.
Bahkan, di musim lalu, saat menjadi juara di Eliteserien, Bodo/Glimt berhasil menciptakan sejarah di sana dengan menjadi tim pertama yang mampu mencetak 100 gol lebih di kompetisi domestik.
Juru taktik Bodo/Glimt, Kjetil Knutsen adalah kunci dibalik garangnya penampilan klub berjuluk SeperLaget tersebut.
Ia adalah tipikal pelatih yang menampung segala kritik dan keluhan para pemainnya.
Knutsen tak hanya handal dalam meracik strategi, namun juga dalam hal menginspirasi para pemainnya untuk tampil habis-habisan di lapangan.
Dalam wawancaranya bersama Just Football, ia menjelaskan bahwa memahami kondosi pemain di skuatnya adalah hal penting, hadirnya chemistry antar pemain dan pelatih akan membuat tim menjadi kuat.
"Tak ada tim yang menang ketika hubungan antar pemain tidak bagus, saya tekankan kekompakan pada tim saya," Kata Knutsen.
"Mereka (skuat Bodo/Glimt) terbentuk dari rasa percaya dan chemistry yang terjalin satu sama lain,"
"Pemain saya harus tampil totalitas di lapangan, mereka harus selalu menang dan tidak pernah puas," pungkasnya.
Bisa dibilang Bodo/Glimt adalah tim besar baru di kompetisi Norwegia, mereka baru juara sekali yaitu di musim lalu.
Bahkan di tahun 2017 mereka masih berada di kasta kedua liga Norwegia yang bernama 1 Divisjon.
Baca juga: Kabar Milan, Playmaker Madrid Gabung Januari, Djuricic Masuk Radar Gratisan, Theo-Bennacer Alot
Barulah di tahun 2018 mereka berhasil promosi ke liga teratas Norwegia dan langsung menjadi juara di musim setelahnya.
Seperti kisah Leicester City di Inggris, Bodo/Glimt adalah tim kuda hitam yang berubah menjadi tim raksasa yang difavoritkan untuk menjadi juara di musim ke musim.
Padahal, skuat Bodo/Glimt banyak dihuni oleh pemain-pemain lokal yang tinggal di daerah kota Bodo, Norwegia.
SeperLaget menyediakan slot kurang lebih 40 % dari total skuat untuk diberikan kepada pemain lokal di kota Bodo.
Dan kebijakan yang dilakukan oleh pihak klub terbukti sukses, merek berhasil menerbitkan pemain lokal mentereng seperti Brede Moe, Patrick Berg, Erik Botheim, dan Jens Petter Hauge.
Nama yang disebutkan terakhir adalah eks punggawa AC Milan yang kini bermain untuk tim Bundesliga Jerman, Eintracht Frankfurt.
Menjadi tim besar baru di kompetisi domestik di Norwegia, memang tak membuat mental mereka kendor saat bermain di kompetisi kontinental.
Adalah Mannsverk, seorang mantan pilot perang Norwegia yang ditunjuk menjadi pelatih mental Superlaget.
Ia bekerja untuk Bodo/Glimt sejak tahun 2017, tugasnya adalah membentuk mental para pemain lewat pengalaman militernya.
Jadi tak heran mengapa para punggawa Bodo/Glimt mampu menunjukkan mental juara di setiap kompetisi yang mereka jalani.
Menjadi tim promosi di Liga Norwegia tak membuat penampilan mereka kendor, justru mampu menjadi juara di musim selanjutnya.
Bahkan, mereka mampu meneruskan trend positif dengan berada di puncak klasemen Liga Norwegia musim ini dan menjadi calon terkuat untuk membawa pulang trofi kedua kalinya secara beruntun.
Menjadi tim debutan di Europa Conference League juga tak membuat mereka berkeringat dingin.
Justru sebaliknya, Bodo/Glimt mampu membantai tim sekelas AS Roma dengan skor 6-1, mereka juga berada di puncak klasemen Grup C dengan torehan 7 poin.
Penampilan legit mereka di Europa Conference League serta keberhasilannya menghancurkan skuat Jose Mourinho bukanlah kebetulan semata.
Skuat asuhan Kjetil Knutsen memang memiliki kualitas, Bodo/Glimt adalah klub raksasa baru di Norwegia yang terbentuk dari chemistry kuat antar pemain dan pelatih, serta mental baja yang digodok oleh seorang mantan pilot perang.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)