Persipura di BRI Liga 1: Nama Besar Tenggelam, Jackson F Tiago Kelimpungan, Peran Boaz Dirindukan
Persipura Jayapura tak seharusnya berada di papan bawah klasemen dengan notaben tim besar yang melekat di pundak mereka.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Persipura Jayapura terus menorehkan hasil buruk di BRI Liga 1 Indonesia 2021/2022.
Terakhir, mereka dikalahkan oleh Persik Kediri dengan skor 4-2 pada (21/10/2021) di Stadion Moh Soebroto, Magelang.
Itu merupakan kekalahan kelima Persipura selama gelaran liga tertinggi di Indonesia tersebut.
Sebelumnya, tim asuhan Jackson F Tiago tersebut juga menelan kekalahan saat menghadapi Persebaya Surabaya dengan skor 3-1.
Rentetan buruk Persipura diawali dari kekalahan di laga perdana BRI Liga 1 saat bersua Persita Tangerang.
Mutiara Hitam harus mengakui keunggulan Faris Aditama cs dengan skor 2-1.
Baca juga: Hal Menarik Saat Persik Tekuk Persipura, Hujan 6 Gol, Parade Gol Bunuh Diri dan Blunder Konyol
Baca juga: Hasil BRI Liga 1: Komentar Jacksen soal Blunder Lini Pertahanan Persipura
Start buruk tersebut begitu mempengaruhi mental para pemain Persipura.
Terhitung, mereka hanya menang satu kali dari delapan pertandingan yang sudah dijalani di BRI Liga 1.
Kemenangan tersebut Mutiara Hitam ukir dari tim asal Banda Aceh, Persiraja.
Saat itu Tod Ferre dan kolega dengan susah pasah mengalahkan Persiraja dengan skor 2-1.
Ya, rentetan buruk yang ditorehkan Persipura membuat mereka terlempar di posisi 16 klasemen BRI Liga 1 2021/2022.
Mutiara Hitam berada di zona degradasi bersama dua tim lainnya, yaitu PS Barito Putera dan Persiraja Banda Aceh.
Hal tersebut begitu mengejutkan, Persipura merupakan klub mentereng Indonesia yang hampir tiap musim sukses merengkuh trofi liga domestik.
Mereka juga menjadi langganan wakil Indonesia untuk berkompetisi di ajang kontinental, baik Liga Champions Asia, ataupun AFC Cup.
Padahal, mereka saat ini masih dilatih oleh juru taktik asal Brasil, Jackson F. Tiago yang kualitasnya tak perlu dipertanyakan lagi.
Ia adalah sosok kunci dibalik kejayaan persipura dari musim ke musim.
Persipura Jayapura merupakan tim dengan torehan gelar liga domestik terbanyak di Indonesia dalam dekade ini.
Terhitung, sejak tahun 2009, Persipura yang saat itu sudah dilatih oleh Jackson F. Tiago telah menjuarai Liga Indonesia sebanyak tiga kali.
Tiga prestasi tersebut berhasil Persipura raih di tahun 2009, 2011, dan 2013.
Meski tak menjadi juara di musim-musim setelahnya, Persipura selalu berhasil finish di papan atas klasemen.
Menjadi tim dengan pemain lokal terbanyak, serta penyumbang nama-nama besar untuk Timnas Indonesia.
Di kancah kontinental, Persipura Jayapura juga merupakan wakil Indonesia yang paling mentereng.
Tim asuhan Jackson F. Tiago pernah melaju sampai babak perempat final AFC Cup di tahun 2011.
Tiga tahun berselang, catatan lebih impresif mampu mereka ukir, Mutiara Hitam berhasil mencapai babak semi final AFC Cup 2014.
Bahkan, Kuwait FC sebagai sang juara bertahan turnamen kasta kedua benua Asia itu berhasil dibantai dengan skor 6-1 oleh superiornya permainan Mutiara Hitam di Stadion Mandala, Jayapura.
Namun, itu hanya menjadi kenangan masa lalu.
Bisa dibilang musim ini adalah musim terburuk yang dijalani Persipura bersama tongkat kepelatihan Jackson F. Tiago.
“Kami semua sangat malu dengan kondisi Persipura Jayapura saat ini, saya pastikan kita akan bekerja lebih keras,” ujar Jacksen dilansir Tribun Papua.
“Saya bisa pastikan, akan ada tindakan tegas atas kondisi Persipura saat ini,”
“Sebuah tonggakan untuk menjadi lebih baik tentu saya lakukan demi kemajuan tim,” jelas eks pemain Persebaya Surabaya tersebut.
Mau tak mau Jackson memang harus segera memeprbaiki performa Mutiara Hitam musim ini.
Persipura Jayapura tak seharusnya berada di papan bawah klasemen dengan notaben tim besar yang melekat di pundaknya.
Skuat yang dimiliki Jackson di musim ini sebenarnya tidaklah begitu buruk, mereka masih memiliki nama-nama pemain lokal besar seperti Tod Ferre, Ian Kabes, Ricky Kayame, hingga David Rumakiek.
Nama yang disebutkan terakhir merupakan punggawa andalan lini depan Timnas Indonesia yang berhasil mencetak gol di laga debutnya bersama Garuda saat melawan China Taipei.
Lalu apa yang membuat performa Persipura musim ini begitu merosot?
Pemilihan pemain asing bisa dibilang menjadi blunder Persipura musim ini.
Striker asing mereka, Yevhen Bokhashvili tak mampu mencetak sebiji gol pun untuk Mutiara Hitam di BRI Liga 1 musim ini.
Alhasil, Persipura hanya mampu mencetak 8 gol dari 8 pertandingan selama kompetisi bergulir.
Itu di lini depan, lini belakang Persipura juga patut disorot, mereka sudah kebobolan sebanyak 14 kali, menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling banyak bersama dua tim lainnya, PS Barito Putera dan Persebaya Surabaya.
Pemain asing yang direkrut pun tak mampu menunjukan performa apik, justru sebaliknya.
Henrique Marcelino Motta seringkali kalah ketika beradu kecepatan melawan barisan lini depan lawan.
Tinggi badannya yang mencapai 188 cm juga tak berhasil mencegah persipura kebobolan lewat bola udara, seringkali gol yang bersarang ke gawang Persipura berawal dari bola-bola set piece.
Lalu, dapat dikatakan faktor utama merosotnya penampilan Mutiara Hitam adalah ketiadaan Boaz Solossa yang sudah menjadi ikon klub selama bertahun-taun.
Secara mengejutkan nama Boaz Solossa dikeluarkan dalam skuat Persipura lantaran kasus indisipliner yang Boaz lakukan karena tak menghadiri beberapa jadwal latihan tim kebanggan masyarakat Papua tersebut.
Boaz adalah mesin pencetak gol ulung Mutiara Hitam, total dirinya sudah mencetak 225 gol dari 359 penampilan bersama Persipura.
Dirinya pun sukses menjadi top skor Liga Indonesia di musim 2008/2009, 2010/2011, dan 2012/2013.
Ketidakhadiran Boaz di lapangan jelas berpengaruh pada ketajaman lini serang Mutiara Hitam musim ini.
Tapi tak hanya itu, sosok kepemimpinan Boaz sebagai seorang kapten juga mempengaruhi mental para pemain Persipura.
Tak ada lagi yang mampu memberi rasa nyaman dan tanggung jawab di ruang ganti ataupun lapangan.
Mental juara yang dibangun sang kapten telah hilang dalam skuat Persipura 2021/2022.
Mereka lebih sering menunduk ketika telah tertinggal, alih-alih membalikkan keadaan justru mereka kebobolan lebih banyak dan tersulut emosi.
Di pertandingan saat menghadapi Persebaya Surabaya adalah yang paling mencolok, saat itu bek Persipura, Israel Wamiau diusir wasit dari lapangan.
Kartu merah yang ia terima memang selayaknya diberikan, ia menyerang pemain asing Persebaya, Bruno Moreira dari belakang dan terjadilah perkelahian.
Persipura pun harus bermain dengan 10 orang, dan menerima kekalahan dengan skor telak 3-1 dari tim besutan Aji Santoso tersebut.
Apapun itu, mutiara Hitam haruslah segera berbenah, keadaan seperti ini tak boleh terus menerus dibiarkan.
Tim kebanggan Bumi Cendrawasih tersebut tak layak berada di papan bawah klasemen BRI Liga 1 musim ini.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)