TRIBUNNEWS.COM, BRIGHTON- Saat Manchester City melindas Club Brugge 5-1 di Liga Champions (23/10), banyak yang menilai itulah performa serangan terbaik City musim ini.

Namun, banyak juga yang membubuhi dengan kalimat "ketajaman itu terjadi karena lawan yang dihadapi hanya Club Brugge".

Padahal, Club Brugge sebelumnya sukses menahan trisula kelas dunia PSG, Neymar, Kylian Mbappe, dan Lionel Messi 1-1, dan menggebuk RB Leipzig 1-2.

Itu membuktikan bahwa klub asal Belgia ini bukan sebuah klub yang pantas dilabeli dengan "hanya".

Jadi, untuk membuktikan ketajaman saat mencukur Brugge bukanlah sebuah kebetulan, City pun mengamuk kembali untuk membongkar salah satu pertahanan terbaik di Liga Primer.

Brighton pun disikat 1-4 di Stadion amEx dalam pekan ke-9 Liga Primer, Sabtu (23/10).

Hanya Chelsea, dan City yang kebobolan lebih sedikit dari Brighton & Hove Albion di musim ini.

Persamaan umum dari kedua laga terakhir dimana City begitu garang adalah kehadiran Phil Foden sebagai ujung tombak serangan City.

Padahal, dua pekan sebelumnya, pemain serba bisa berusia 21 tahun ini bermain di lini tengah yang lebih dalam.

Dan sekarang, Foden sepertinya benar-benar sudah jadi striker sentral di City.

Dikutip dari tulisan Ian Watson di Football365, efektifnya Foden sebagai striker sentral menunjukkan betapa jeniusnya pemain yang dijuluki "Stockport Iniesta" ini.

Di sisi lain, memperlihatkan juga kepiawaian Pep Guardiola dalam menemukan potensi terbaik pemainnya.

Jangan heran karenanya, tulis, Watson, jika pun nantinya dijadikan bek tengah, Foden bisa sehebat Franco Baresi.

Di Stadion AmEx, Foden memperlihat sisi tersembunyi selama ini sebagai striker natural. Gol pertama City tak lepas dari peran Foden.