Di menit ke-13, sepakan Foden membentur pemain Brighton, dan melambung.

Kiper Robert Sanchez coba menangkap bola, berebut dengan Gabriel Jesus, namun gagal.

Bola liar disepak Bernardo Silva ke arah gawang lalu disontek Ilkay Guendogan dari jarak dekat.

Gol kedua City , memperlihatkan kecepatan, dan kekuatan Foden yang berlari kencang untuk mengimbangi Jack Grealish yang menyusur dari sisi kiri.

Sempat menahan bola, Grealish kemudian menyodorkan bola ke Foden di kanan, yang menuntaskannya ke dalam gawang.

Sedang gol ketiga lahir dari keberuntungan Tembakan Grealish dari kiri dihalau oleh kiper dan bola pantulan disambar Jesus.

Sepakannya sempat membentur Foden dan berakhir di pojok kiri gawang.

Tuan rumah memperkecil ketertinggalan dengan gol Alexis Mac Allister dari titik penalti di menit ke-81. Namun Riyad Mahrez menutup pesta City dengan golnya di menit 95.

Usai laga, Guardiola penuh bangga memuji Foden yang jadi salah satu temuan terbaiknya di City.

“Ada pemain yang bisa bermain di satu posisi, dan ada pemain yang bisa bermain sepak bola, ketika Anda bermain sepak bola berarti Anda bisa bermain di posisi apa pun, Anda mengerti permainannya,” ujarnya merujuk Foden yang serba-bisa di segala posisi ini.

"Dia bisa jadi ujung tombak di sepertiga akhir, punya kemampuan untuk bertarung satu lawan satu. Tapi dia juga bisa bermain sebagai false nine, penyerang sayap, maupun gelandang kiri, atau kanan," kata Pep.

"Bagi saya, bagaimana pun Foden adalah gelandang dengan kepekaan tinggi untuk mencetak gol. Dia masih muda, dan masih akan terus berkembang," ujarnya.

Foden sendiri mengaku senang bisa cetak dua gol dalam posisi di lini depan yang lebih sentral, dari yang selama ini biasa dia lakukan.

"Saya menikmatinya," kata Foden di Skysports. "Saya bisa bergerak lebih ke dalam lagi, untuk mendapatkan bola, dan mengambil umpan-umpan. Itu sebuah peran yang baru, dan saya sangat menikmatinya."