Luciano Spalletti dan Gairah Baru untuk Napoli, Perusak Mimpi AC Milan & Juventus
Efisiensi permainan yang dibangun Spaletti benar-benar mampu memaksimalkan atribut yang dimiliki para punggawa Napoli.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Hal tersebut membuat serangan yang digencarkan oleh Gli Azzuri berjalan sangat efektif dan efisien.
Mereka mencatatkan rata-rata melakukan 11 kali tendangan per pertandingan (paling banyak di Liga Italia) serta torehan 2.2 gol di setiap pertandingannya.
Musim ini di Liga Italia mereka menjadi tim paling produktif ketiga (22) setelah Inter Milan (26), dan AC Milan (23).
Lorenzo Insigne dan Victor Osimhen pun masuk dalam daftar top skor dengan sumbangan empat dan lima gol mereka.
Ya, efektifitas serangan yang dibangun Gli Azzuri membuat lini depan mereka begitu moncer sehingga memanjakan para penyerang mereka.
Terutama bagi Victor Osimhen yang berperan sebagai ujung tombak utama.
Setelah mengalami paceklik gol di musim sebelumnya, sang striker berhasil menujukkan tajinya di musim ini.
Di depan, ia menjadi pemain yang paling sibuk melakukan tembakan ke gawang lawan dengan rata-rata 3.63 per pertandingannya.
Eks striker Lille tersebut juga memiliki xG komulatif sebanyak 4.5, tertinggi di antara lini depan Napoli lain.
Tak hanya itu, memiliki postur yang tinggi besar membuat ia mampu menjadi pemantul di depan.
Kekuatannya dalam mempertahankan bola, memberi keleluasaan bagi para pemain yang bergerak dari lini kedua seperti Fabian Ruiz dan Lorenzo Insigne.
“Kami senang dengan dia (Osimhen). Dia bekerja keras atas apapun yang dia lakukan,” puji Spaletti dilansir Cult of Calcio.
"Dia mampu mencetak gol dari posisi sulit dan membuka ruang bagi gelandang dan pemain sayap, kami pantas memujinya," lanjut eks pelatih AS Roma tersebut.
Dengan performa gemilang Gli Azzurri hingga giornata yang kesepuluh, Victor Osimhen dan kolega patut dinobatkan sebagai calon terkuat untuk meraih Scudetto musim ini, merusak keinginan besar AC Milan serta Juventus yang memiliki ambisi sama besarnya.
Efisiensi permainan yang dibangun Spalletti benar-benar mampu memaksimalkan atribut yang dimiliki para punggawa Napoli.
Tinggal bagaimana sang pelatih dan anak asuhnya mampu menjaga konsistensi permainan hingga Giornata terakhir dan membuat Gli Azzurri meraih Scudetto, gelar yang sudah 34 tahun lamanya tak mereka bawa pulang.
(Tribunnews.com/Deivor)