Capello Pernah Sarankan Allegri Tolak Kembali Latih Juventus, Alasannya Dia Bakal Jadi Kambing Hitam
Fabio Capello mengungkapkan dia pernah menyarankan Massimiliano Allegri untuk menolak tawaran kembali melatih Juventus.
Penulis: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM, TURIN- Fabio Capello mengungkapkan dia pernah menyarankan Massimiliano Allegri untuk menolak tawaran kembali melatih Juventus.
“Saya tahu dia akan menjadi kambing hitam,” kata Capello.
Si Nyonya Tua sudah kalah dalam empat pertandingan musim ini.
Juventus menderita kekalahan beruntun melawan Sassuolo dan Hellas Verona dan berada 16 poin di belakang pemimpin klasemen Napoli dan Milan.
Mereka menghadapi Zenit dan Fiorentina di Allianz Stadium pekan ini.
Allegri kembali ke Juventus di musim panas lalu, dua tahun setelah pemecatannya.
Tetapi segalanya tidak berjalan seperti yang dia harapkan.
Baca juga: Fabio Capello Temukan Penyebab Kegagalan Manchester City di Final Liga Champions, Salahkan Guardiola
Baca juga: Analisis Fabio Capello Soal Situasi AC Milan, Bakat Besar Rafael Leao Bakal Bersinar Musim Ini
Mantan pelatih Juventus Fabio Capello mengungkapkan bahwa dia telah menyarankan Allegri untuk menolak tawaran kembali ke Stadion Allianz.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa dia akan menjadi kambing hitam untuk semua masalah," kata Capello kepada Radio Anch'io, seperti dikutip Calciomercato.com.
“Saya mengatakan kepadanya untuk tidak kembali. Juventus memiliki DNA pemenang, tetapi saat ini, Anda tidak dapat melihatnya," kata Capello.
“Pemain tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Semua orang berpikir itu salah pelatih, tapi tidak seperti ini, tidak mudah untuk membalikkan keadaan,” katanya.
Capello menghabiskan dua tahun di Turin sebagai pelatih, memenangkan gelar Serie A dua kali.
Namun, Scudetto yang dimenangkan di bawah masa jabatannya dicabut setelah skandal Calciopoli yang membuat Juventus terdegradasi ke Serie B.
Baca juga: Max Allegri Sebut Juventus Kini Cuma Jadi Tim Papan Tengah Setelah 3 Laga Terakhir Tak Pernah Menang
Baca juga: Klasemen dan Top Skor Liga Italia: Juventus Terdampar, Napoli di Puncak, Immobile sang Raja Gol
Allegri Bikin Pernyataan yang Kontroversial
Pernyataan kontroversial keluar dari mulut pelatih Juventus, Massimiliano Allegri.
Usai kalah dari Hellas Verona 2-1 dalam pekan ke-11 Serie A di Marcantonio Bentegodi, Sabtu (30/10) malam, dia menyebutkan pasukannya kini harus mengakui bahwa mereka hanyalah tim papan tengah.
Allegri berharap ada usaha lebih dari para pemain untuk memperbaiki diri, setelah Juve tanpa kemenangan di tiga laga terakhir, termasuk dua kali kalah beruntun.
"Sekarang kata-kata tak ada artinya. Kami sedang berada di situasi yang sangat sulit. Kini kami harus menerima fakta bahwa kami merupakan tim papan tengah. Kami bisa lepas dari situasi ini dengan tekad dan kualitas yang sedikit lebih baik," ujar Allegri kepada DAZN.
Allegri menegaskan, Juventus yang nota bene adalah penguasa Serie A sembilan musim berturut-turut (2011-2020), kini tak lebih baik dari Verona.
Baca juga: Fakta Suram Kekalahan Juventus di Liga Italia - Terulangnya Kisah Kelam Bianconeri 60 Tahun Silam
Baca juga: Masalah Juventus, Pragmatisme Allegri, Kesulitan Chiesa dan Dybala, hingga Skema Low Block
Faktanya memang demikian. Verona kini di posisi tujuh klasemen sementara dengan 15 poin, unggul selisih gol dari Juve di posisi delapan.
Namun, dia berjanji akan berusaha sekuat tenaga membawa tim Nyonya Tua kembali tempat terhormat, dengan dukungan sepenuhnya dari para pemain.
"Kami akan menyeret diri kami keluar dari situasi ini. Percuma menyesal, tak akan membantu, kami cuma perlu fokus kepada apa yang perlu kami lakukan dan semuanya akan selesai sendiri," ujarnya.
Juventus datang ke Marcantonio Bentegodi dengan tekad kembali ke jalur kemenangan, setelah imbang 1-1 dengan AC Milan (25/10), dan dipermalukan Sassuolo 1-2 (27/10).
Allegri menurunkan pasukan terbaiknya dengan Paulo Dybala, dan Alvaro Morata dipasang berdua di lini depan dalam formasi 4-4-2.
Namun, nyatanya mereka malah tampil buruk sedari menit awal dan kesulitan mengimbangi Verona yang sedang panas-panasnya sejak kedatangan Igor Tudor sebagai pelatih.
Baru 15 menit laga berlangsung, Juventus sudah tertinggal 0-2 di 15 menit pertama.
Aktor utama penghancur Juventus adalah Giovanni Simeone, yang tak lain merupakan anak pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone.
Menit 11 gawang Juventus sudah kebobolan.
Simeone dengan mudah menceploskan bola ke gawang Wojciech Szczesny setelah menyambar rebound dari tembakan Antonin Barak.
Tiga menit berselang, Verona menggandakan skor.
Simeone kembali merobek gawang Juventus, kali ini lewat tembakan dari luar kotak penalti. Bola menukik ke pojok atas gawang Szczesny.
Juventus baru bisa memperkecil ketertinggalan 1-2 di menit ke-80.
Weston McKennie dengan mudah melepaskan tembakan untuk melesakkan gol setelah menerima bola sodoran Danilo.
Mereka nyaris menyamakan skor di menit ke-82. Morata melakukan solo run ke kotak penalti dengan kawalan lawan dan melepaskan tembakan dari sudut sempit, namun gagal berbuah gol.
Serangan bertubi-tubi dilancarkan Juventus di sisa waktu untuk mengejar ketertinggalan. Namun, sampai bubaran mereka tetap tertinggal 2-1.
Allegri yang tampak sangat terpukul, menyebut kesalahan timnya sudah ada sejak sebelum bertanding.
"Kesalahan kami adalah berasumsi kami lebih bagus dari Verona, dan saat ini itu tidak benar. Harus realistis. Tak ada tim besar yang menang tanpa menghormati lawannya. Kami kurang tekad untuk berjuang, karena laga adalah pertarungan," ujarnya.
Dari sebelas laga sejauh ini, Juventus telah kebobolan 15 gol.
Itu menjadi rekor terburuk mereka sejak musim 1961-62 lalu.
Gelagat untuk scudeto pun semakin jauh lantaran Juventus kini sudah kalah empat kali di awal musim.
Dikutip Football-Italia, merujuk pada sejarahnya, Bianconeri tidak pernah finis lebih dari posisi empat jika sudah kalah empat kali di awal musim, seperti halnya sekarang.
Start buruk ini pernah dialami Juventus pada 1941/1942, 1968/1969, dan 1970/1971.
Bahkan Juventus juga pernah mengalami yang lebih buruk seperti empat kekalahan di 10 pekan awal musim 1961/1962, lalu di 9 pekan awal 1938/1939, dan 1987/1988.
Rekor start terburuk Juventus masih dipegang di musim 1948/1949 saat kalah empat kali di delapan laga awal.
Juventus finis finis keempat, meski saat itu sistem poin Serie A masih menggunakan dua angka untuk kemenangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.