Komdis PSSI Tak Beri Hukuman Larangan Main Bola Seumur Hidup Kepada Lima Pemain Perserang
Erwin Tobing menjelaskan kasus dugaan pengaturan skor yang melibatkan lima pemain Perserang masuk dalam kasus percobaan suap.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komite Disiplin PSSI, Erwin Tobing menjelaskan kasus dugaan pengaturan skor yang melibatkan lima pemain Perserang Serang masuk dalam kasus percobaan suap.
Pasalnya setelah dilakukan pemeriksaan kepada kelima pemain tersebut, mereka mengaku tidak menerima transferan dari Mr X yang sebelumnya menghubungi pemain Eka Dwi Susanto.
Eka hanya mengaku bahwa dirinya memang benar dihubungi oleh Mr X agar Perserang kalah dari RANS Cilegon FC dan Persekat Tegal.
Seperti diketahui, di pertandingan tersebut, Perserang hanya bermain imbang 0-0 dengan RANS Cilegon FC dan kalah dari Peresekat dengan skor 1-3.
Dengan begitu Komdis PSSI memberikan hukuman terkait benar adanya pihak luar yang menghubungi pemain Perserang dan Dwi Eka jadi jadi pemain yang dijatuhkan hukuman paling berat, lima tahun tidak boleh bermain bola dan memasuki Stadion hingga denda Rp 30 juta.
“Kita harus lihat penanganan kasus suap dan percobaan suap. Ini kan baru upaya. Ini kasusnya percobaan suap pasal 8, tapi kalau sudah ada transaksi kami putuskan beri hukuman seumur hidup,” jelas Erwin dalam konferensi pers secara daring, Rabu (3/11/2021).
“Jadi tidak terealisasikan. Tidak ada transfer uang. Kalau ternyata betul menerima pasti hukumannya seumur hidup,” sambungnya.
Lima pemain Perserang pun mendapatkan hukuman dan denda yang berbeda-beda sesuai dengan peran yang mereka lakukan.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Erwin menegaskan bahwa pelatih kepala Perserang Putut Widjanarko tidak terbukti ikut terlibat seperti apa yang dilaporkan manajer Babay Karnawi.
Menurutnya, Putut memang mengetahui tapi dirinya tidak terlibat di dalamnya.
“Dalam surat saudara Babay, dia mengatakan memecat lima pemain dan satu pelatih utama, Saudara Putut Widjanarko. Setelah kami teliti, Putut tidak terlibat dalam dugaan pengaturan skor, dia tidak pernah dihubungi dan tidak diajak,” kata Erwin.
“Dia tahu jelang pertandingan. Demi keutuhan pemain dia akhirnya tidak memainkan kelima orang ini awalnya saat hadapi Badak Lampung karena dia dengar adanya laporan ini dari beberapa pemain. Sehingga kelima orang ini tidak main tapi Eka terpaksa dimainkan karena tidak ada yang bermain bisa imbangi posisi dia,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.