Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Persipura Jayapura, Klub Raksasa yang Kehilangan Tajinya di BRI Liga 1 2021/2022, Boaz Wajib Pulang?

rentetan buruk yang ditorehkan Persipura membuat mereka terlempar di posisi 17 klasemen BRI Liga 1 2021/2022.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
zoom-in Persipura Jayapura, Klub Raksasa yang Kehilangan Tajinya di BRI Liga 1 2021/2022, Boaz Wajib Pulang?
Tribunnews/Muhammad Nursina
Bek Persipura Jayapura, Muhammad Tahir (tengah atas) melompat menyundul bola sementara striker Persib Bandung, Wander Luiz (tengah bawah) terjatuh dalam laga pekan kesepuluh BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/10/2021) malam. Persib Bandung menang telak dengan skor 3-0 (2-0). Tribunnews/Muhammad Nursina 

TRIBUNNEWS.COM - Persipura Jayapura terus menorehkan hasil buruk di BRI Liga 1 2021/2022.

Terakhir, mereka dikalahkan oleh Bali United dengan skor 0-1 pada (5/11/2021) di Stadion Sultan Agung, Yogyakarta.

Itu merupakan kekalahan kedelapan Persipura selama gelaran liga tertinggi di Indonesia tersebut.

Sebelumnya, tim asuhan Jackson F Tiago tersebut juga menelan kekalahan saat menghadapi Persib Bandung dengan skor telak 3-0.

Penjaga gawang Persipura Jayapura, Fitrul Dwi Rustapa (kiri bawah) berjibaku dengan striker Persib Bandung, Frets Butuan dalam laga pekan kesepuluh BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/10/2021) malam. Persib Bandung menang telak dengan skor 3-0 (2-0). Tribunnews/Muhammad Nursina
Penjaga gawang Persipura Jayapura, Fitrul Dwi Rustapa (kiri bawah) berjibaku dengan striker Persib Bandung, Frets Butuan dalam laga pekan kesepuluh BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/10/2021) malam. Persib Bandung menang telak dengan skor 3-0 (2-0). Tribunnews/Muhammad Nursina (Tribunnews/Muhammad Nursina)

Baca juga: Terseok di Seri Pertama, Ini yang Bikin Persib Bisa Sapu Bersih Kemenangan di Seri Kedua Liga 1 2021

Baca juga: Hasil BRI Liga 1: Ricky Fajrin Cetak Gol di Injury Time, Bali United Menang Dramatis dari Persipura

Rentetan buruk Persipura diawali dari kekalahan di laga perdana BRI Liga 1 saat bersua Persita Tangerang.

Mutiara Hitam harus mengakui keunggulan Faris Aditama cs dengan skor 2-1.

Start buruk tersebut begitu mempengaruhi mental para pemain Persipura.

BERITA TERKAIT

Terhitung, mereka hanya menang satu kali dari delapan pertandingan yang sudah dijalani di BRI Liga 1.

Kemenangan tersebut Mutiara Hitam ukir dari tim asal Banda Aceh, Persiraja.

Saat itu Tod Ferre dan kolega dengan susah pasah mengalahkan Persiraja dengan skor 2-1.

Ya, rentetan buruk yang ditorehkan Persipura membuat mereka terlempar di posisi 17 klasemen BRI Liga 1 2021/2022.

Mutiara Hitam berada di zona degradasi bersama dua tim lainnya, yaitu Persik Kediri dan Persiraja Banda Aceh.

Hal tersebut begitu mengejutkan, Persipura merupakan klub mentereng Indonesia yang hampir tiap musim sukses merengkuh trofi liga domestik.

Mereka juga menjadi langganan wakil Indonesia untuk berkompetisi di ajang kontinental, baik Liga Champions Asia, ataupun AFC Cup.

Padahal, mereka saat ini masih dilatih oleh juru taktik asal Brasil, Jackson F. Tiago yang kualitasnya tak perlu dipertanyakan lagi.

Ia adalah sosok kunci dibalik kejayaan persipura dari musim ke musim.

Persipura Jayapura merupakan tim dengan torehan gelar liga domestik terbanyak di Indonesia dalam dekade ini.

Terhitung, sejak tahun 2009, Persipura yang saat itu sudah dilatih oleh Jackson F. Tiago telah menjuarai Liga Indonesia sebanyak tiga kali.

Pesta kemenangan Persipura, Rabu (29/6/2011).
Pesta kemenangan Persipura, Rabu (29/6/2011). (TRIBUNNEWS.COM)

Tiga prestasi tersebut berhasil Persipura raih di tahun 2009, 2011, dan 2013.

Meski tak menjadi juara di musim-musim setelahnya, Persipura selalu berhasil finish di papan atas klasemen.

Menjadi tim dengan pemain lokal terbanyak, serta penyumbang nama-nama besar untuk Timnas Indonesia.

Di kancah kontinental, Persipura Jayapura juga merupakan wakil Indonesia yang paling mentereng.

Tim asuhan Jackson F. Tiago pernah melaju sampai babak perempat final AFC Cup di tahun 2011.

Tiga tahun berselang, catatan lebih impresif mampu mereka ukir, Mutiara Hitam berhasil mencapai babak semi final AFC Cup 2014.

Bahkan, Kuwait FC sebagai sang juara bertahan turnamen kasta kedua benua Asia itu berhasil dibantai dengan skor 6-1 oleh superiornya permainan Mutiara Hitam di Stadion Mandala, Jayapura.

Namun, itu hanya menjadi kenangan masa lalu.

Bisa dibilang musim ini adalah musim terburuk yang dijalani Persipura bersama tongkat kepelatihan Jackson F. Tiago.

“Kami tidak mengira akan seperti ini, saya pikir kami dapat bangkit dan bersaing di papan atas pada putaran kedua, namun hasilnya berbeda. Kami akan berjuang lagi di seri selanjutnya," kata Jackson usai kekalahan melawan Bali United.

Ya, mau tak mau Jackson memang harus segera memeprbaiki performa Mutiara Hitam musim ini.

Persipura Jayapura tak seharusnya berada di papan bawah klasemen dengan notaben tim besar yang melekat di pundaknya.

Skuat yang dimiliki Jackson di musim ini sebenarnya tidaklah begitu buruk, mereka masih memiliki nama-nama pemain lokal besar seperti Tod Ferre, Ian Kabes, Ricky Kayame, hingga David Rumakiek.

Nama yang disebutkan terakhir merupakan punggawa andalan lini depan Timnas Indonesia yang berhasil mencetak gol di laga debutnya bersama Garuda saat melawan China Taipei.

Lalu apa yang membuat performa Persipura musim ini begitu merosot?

Pemilihan pemain asing bisa dibilang menjadi blunder Persipura musim ini.

Striker asing mereka, Yevhen Bokhashvili tak mampu mencetak sebiji gol pun untuk Mutiara Hitam di BRI Liga 1 musim ini.

Alhasil, Persipura hanya mampu mencetak 8 gol dari 11 pertandingan selama kompetisi bergulir.

Itu di lini depan, lini belakang Persipura juga patut disorot, mereka sudah kebobolan sebanyak 19 kali, menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling banyak bersama dua tim lainnya, PS Barito Putera dan Persebaya Surabaya.

Pemain asing yang direkrut pun tak mampu menunjukan performa apik, justru sebaliknya.

Henrique Marcelino Motta seringkali kalah ketika beradu kecepatan melawan barisan lini depan lawan.

Tinggi badannya yang mencapai 188 cm juga tak berhasil mencegah persipura kebobolan lewat bola udara, seringkali gol yang bersarang ke gawang Persipura berawal dari bola-bola set piece.

Lalu, dapat dikatakan faktor utama merosotnya penampilan Mutiara Hitam adalah ketiadaan Boaz Solossa yang sudah menjadi ikon klub selama bertahun-taun.

Pemain belakang Persib Bandung Tony Sucipto membayangi pergerakan striker Persipura Boaz Solossa. INSTAGRAM
Pemain belakang Persib Bandung Tony Sucipto membayangi pergerakan striker Persipura Boaz Solossa. INSTAGRAM (Instagram/toncip6)

Secara mengejutkan nama Boaz Solossa dikeluarkan dalam skuat Persipura lantaran kasus indisipliner yang Boaz lakukan karena tak menghadiri beberapa jadwal latihan tim kebanggan masyarakat Papua tersebut.

Boaz adalah mesin pencetak gol ulung Mutiara Hitam, total dirinya sudah mencetak 225 gol dari 359 penampilan bersama Persipura.

Dirinya pun sukses menjadi top skor Liga Indonesia di musim 2008/2009, 2010/2011, dan 2012/2013.

Ketidakhadiran Boaz di lapangan jelas berpengaruh pada ketajaman lini serang Mutiara Hitam musim ini.

Tapi tak hanya itu, sosok kepemimpinan Boaz sebagai seorang kapten juga mempengaruhi mental para pemain Persipura.

Tak ada lagi yang mampu memberi rasa nyaman dan tanggung jawab di ruang ganti ataupun lapangan.

Mental juara yang dibangun sang kapten telah hilang dalam skuat Persipura 2021/2022.

Mereka lebih sering menunduk ketika telah tertinggal, alih-alih membalikkan keadaan justru mereka kebobolan lebih banyak dan tersulut emosi.

Di pertandingan saat menghadapi Persebaya Surabaya adalah yang paling mencolok, saat itu bek Persipura, Israel Wamiau diusir wasit dari lapangan.

Kartu merah yang ia terima memang selayaknya diberikan, ia menyerang pemain asing Persebaya, Bruno Moreira dari belakang dan terjadilah perkelahian.

Persipura pun harus bermain dengan 10 orang, dan menerima kekalahan dengan skor telak 3-1 dari tim besutan Aji Santoso tersebut.

Apapun itu, mutiara Hitam haruslah segera berbenah, keadaan seperti ini tak boleh terus menerus dibiarkan.

Tim kebanggan Bumi Cendrawasih tersebut tak layak berada di papan bawah klasemen BRI Liga 1 musim ini.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas