Boaz Solossa, Juru Selamat yang Berubah menjadi Mimpi Buruk bagi Persipura Jayapura
Boaz Salossa menjadi dalang utama dari kekalahan yang diterima Persipura Jayapura melawan Borneo FC.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Partai Borneo FC melawan Persipura Jayapura pada (18/11/2021) dalam pertandingan ke-12 BRI Liga 1 Indonesia menjadi sebuah laga yang sarat emosional.
Bagaimana tidak, sang legenda hidup Persipura, Boaz Solossa bermain sebagai lawan pada partai yang digelar di stadion Maguwoharjo, Sleman tersebut.
Sedihnya lagi, Boaz yang masuk di babak kedua, menjadi aktor utama dalam satu-satunya gol yang hadir di laga itu.
Baca juga: Hasil Borneo FC vs Persipura BRI Liga 1 - Pesut Etam Menang, Boaz Solossa Beri Luka Mutiara Hitam
Baca juga: Persipura Jayapura Terjebak di Zona Degradasi, Jacksen F Tiago Tarik Rem Darurat
Umpan terukur Boaz dari sisi kanan, sukses diselesaikan dengan manis oleh striker asing Borneo, Francisco Torres.
Kekalahan menyakitkan pun harus diterima oleh Persipura dan semakin memperburuk posisi Mutiara Hitam di papan bawah klasemen.
Skuat Jackson F Tiago saat ini berada di dasar klasemen BRI Liga 1 dengan hanya mengumpulkan lima poin dari 12 pertandingan.
Ya, tim dengan label papan atas di Indonesia saat ini sedang berada dalam bayang-bayang jurang degradasi.
Dan salah satu faktor dari menurunnya performa Persipura musim ini adalah ketidakhadiran sang juru gedor utama mereka dari musim ke musim, Boaz Solossa.
Boaz adalah mesin pencetak gol ulung Mutiara Hitam, total dirinya sudah mencetak 225 gol dari 359 penampilan bersama Persipura.
Dirinya pun sukses menjadi top skor Liga Indonesia di musim 2008/2009, 2010/2011, dan 2012/2013.
Namun, hal mengejutkan terjadi saat pihak Persipura memutuskan untuk mencoret nama Boaz dalam daftar pemain Mutiara Hitam sebelum digelarnya kompetisi BRI Liga 1.
Masalahnya cukup pelik, pemain yang kerap disapa dengan panggilan Bochi ini dianggap melakukan tindakan indisipliner bersama pemain Persipura lainnya, Yustinus Pae.
“Kami terlalu sayang, terlalu hormat, dan terlalu menghargai mereka, sampai kami rela disindir oleh pihak lain karena dianggap terlalu lemah sama mereka," Tulis rilis Persipura di akun Instagram mereka.
"Kami terus menunggu mereka berubah, banyak pemain muda kita yang jadikan mereka sebagai contoh, tapi hal itu terus berlanjut tidak ada perubahan,"
"Hanya karena rasa hormat dan begitu hargai mereka, kami sabar, tetapi untuk kali ini bagi kami sudah kelewatan,” lanjut rilisan Persipura.
Hilangnya Bochi dari dari skuat Peripura untuk mengarungi BRI Liga 1 pun langsung berdampak instan pada performa Mutiara Hitam musim ini.
Mereka terseok-seok di papan bawah, tak ada lagi sosok pemimpin yang mampu membawa Persipura bermain kolektif.
Sosok kepemimpinan Boaz sebagai seorang kapten juga mempengaruhi mental para pemain Persipura.
Tak ada lagi yang mampu memberi rasa nyaman dan tanggung jawab di ruang ganti ataupun lapangan.
Mental juara yang dibangun sang kapten telah hilang dalam skuat Persipura 2021/2022.
Mereka lebih sering menunduk ketika telah tertinggal, alih-alih membalikkan keadaan justru mereka kebobolan lebih banyak dan tersulut emosi.
Di pertandingan saat menghadapi Persebaya Surabaya adalah yang paling mencolok, saat itu bek Persipura, Israel Wamiau diusir wasit dari lapangan.
Kartu merah yang ia terima memang selayaknya diberikan, ia menyerang pemain asing Persebaya, Bruno Moreira dari belakang dan terjadilah perkelahian.
Persipura pun harus bermain dengan 10 orang, dan menerima kekalahan dengan skor telak 3-1 dari tim besutan Aji Santoso tersebut.
Selama diperkuat oleh Boaz, Persipura adalah tim besar dengan mental juara yang sulit untuk dikalahkan.
Persipura menjadi klub mentereng Indonesia yang hampir tiap musim sukses merengkuh trofi liga domestik.
Mereka juga menjadi langganan wakil Indonesia untuk berkompetisi di ajang kontinental, baik Liga Champions Asia, ataupun AFC Cup.
Bersama Boaz, Persipura Jayapura merupakan tim dengan torehan gelar liga domestik terbanyak di Indonesia dalam dekade ini.
Terhitung, sejak tahun 2009, Persipura telah menjuarai Liga Indonesia sebanyak tiga kali.
Tiga prestasi tersebut berhasil Persipura raih di tahun 2009, 2011, dan 2013.
Meski tak menjadi juara di musim-musim setelahnya, Persipura selalu berhasil finish di papan atas klasemen.
Baca juga: Momentum Kebangkitan MU, Skema Tiga Bek Solskjaer, Posisi Baru Sancho, dan Kesempatan van de Beek
Menjadi tim dengan pemain lokal terbanyak, serta penyumbang nama-nama besar untuk Timnas Indonesia, salah satunya Boaz Salossa.
Di kancah kontinental, Persipura Jayapura juga merupakan wakil Indonesia yang paling mentereng.
Boaz pernah membawa Mutiara Hitam melaju sampai babak perempat final AFC Cup di tahun 2011.
Tiga tahun berselang, catatan lebih impresif mampu mereka ukir, Mutiara Hitam berhasil mencapai babak semi final AFC Cup 2014.
Bahkan, Kuwait FC sebagai sang juara bertahan turnamen kasta kedua benua Asia itu berhasil dibantai dengan skor 6-1 oleh superiornya permainan Mutiara Hitam di Stadion Mandala, Jayapura.
Ya, namun semua itu tinggal catatan sejarah, kegemilangan Persipura Jayapura di masa lalu berubah menjadi sebuah bencana musim ini saat tak ada lagi sosok Boaz Solossa.
Namun, apapun itu, hadir atau tidaknya Bochi, Mutiara Hitam haruslah segera berbenah, keadaan seperti ini tak boleh terus menerus dibiarkan.
Tim kebanggan Bumi Cendrawasih tersebut tak layak berada di papan bawah klasemen BRI Liga 1 musim ini apalagi jika sampai turun kasta.
Tangan dingin Jackson F Tiago, serta barisan pemain Mutiara Hitam harus menunjukan performa yang lebih baik agar Persipura keluar dari zona degradasi dan bertahan di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Pelukan dan semangat yang diberikan Boaz di akhir laga harus mampu dijadikan motivasi bagi para punggawa Persipura Jayapura agar mampu tampil lebih baik di laga selanjutnya.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.