Inilah Temuan Litbang Jakmania Soal Performa Persija Musim Ini
The Jakmania melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan, melakukan analisis terkait performa Persija Jakarta sepanjang BRI Liga 1 musim 2021/2022.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Pusat (PP) The Jakmania melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan, melakukan analisis terkait performa Persija Jakarta sepanjang BRI Liga 1 musim 2021/2022. Analisis Litbang PP The Jakmania dilakukan sejak seri pertama dan seri kedua Liga 1.
Dimana dari total 11 pertandingan, Persija meraih hasil kurang apik. Menang hanya tiga kali, bermain imbang enam kali, dan kalah dua kali.
Hasil kurang apik ini, menurut Litbang PP The Jakmania disebabkan adanya inkonsistensi dalam menerapkan formasi, stamina pemain, serta komunikasi yang kurang apik.
"Kita sudah bikin dua laporan, yakni hasil seri pertama dan kedua Liga 1. Ada beberapa temuan yang kita soroti, di antaranya inkonsistensi formasi yang diterapkan Persija," kata Kabid Litbang PP The Jakmania, Afrizal Kasriyanto kepada Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Sampai seri kedua Liga 1 berakhir, berdasarkan catatan Litbang PP Jakmania, sudah ada lima formasi berbeda yang coba dimainkan Persija.
Namun dari lima formasi tersebut tidak ada yang memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan dan kinerja pemain di lapangan.
"Apakah memang ini pilihan Angelo (Alessio) atau masih coba-coba, atau bahkan belum menemukan kedalaman skuad."
"Kita pernah nyoba pakai dua striker, satu striker, main tiga bek. Kalau kita tarik ke belakang, seri pertama dan dua itu ada lima formasi berbeda yang dimainkan, tapi hasilnya gini-gini saja," tutur Afrizal.
Berdasarkan hasil analisis Litbang PP The Jakmania, belum ada formasi tepat yang berhasil diterapkan Angelo Alessio sebagai Pelatih Persija Jakarta.
Kurang baiknya komunikasi dan chemistry para pemain, diduga menjadi penyebab kurang mulusnya strategi Angelo diterapkan di lapangan.
"Terlihat taktik Angelo belum bisa dijalankan secara mulus. Kita melihat seperti itu. Apakah chemistry jadi permasalahan? ataukah komunikasi yang kurang baik?," jelas Afrizal.
Selain itu, stamina para pemain disebut Afrizal juga kerap menjadi persoalan Persija sulit mempertahankan keunggulan.
Di seri pertama Liga 1 khususnya, para pemain Persija sering kedodoran ketika memasuki menit-menit krusial.
"Sebelum ada pelatih fisik, kita lihat di babak kedua khususnya di menit 70 ke atas pemain sudah kedodoran. Di seri pertama kita gagal mempertahankan keunggulan di babak kedua," tutur Afrizal.
"Stamina dan konsentrasi pemain patut dipertanyakan," imbuh dia.
"Sejauh ini yang juga jadi sorotan lini belakang. Banyak gol justru dari kesalahan-kesalahan individu, suka tidak suka itu terjadi. Kesimpulan kita mungkin komunikasi, inkonsistensi, stamina walau ada sedikit progres," pungkas dia.