Kualitas Individu Timnas Indonesia, Plus Minus Skema Shin Tae-yong & Kebangkitan Kamboja
jika bicara kolektivitas, permainan Garuda masih belum begitu padu, banyak kesalahan passing dan permainan satu dua yang berakhir sia-sia.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong berhasil menorehkan kemenangan yang mengesankan atas lawannya, Timnas Kolombia di penyisihan grup Piala AFF 2020.
Indonesia berhasil mengatasi perlawanan Kolombia dengan kemenangan meyakinkan 4-2.
Gol-gol garuda sukses dicetak oleh Rachmat Irianto (2), Evan Dimas, dan Ramai Rumakiek.
Satu hal yang paling positif dari kemenangan Timnas Garuda adalah begitu efisiennya kualitas individu pemain Timnas Indonesia.
Namun, jika bicara kolektivitas, permainan Garuda masih belum begitu padu, banyak kesalahan passing dan permainan satu dua yang berakhir sia-sia.
Baca juga: Fakta Kemenangan Perdana Timnas Indonesia di Piala AFF 2021 - Evan Dimas Gemilang, Rumakiek Menawan
Baca juga: Hasil Piala AFF 2021: Timnas Indonesia Bantai Kamboja, Rachmat Irianto Melejit Masuk Bursa Top Skor
Empat gol yang diciptakan Indonesia murni dari kualitas pemain, efektifitas bola set piece, dan kemampuan pressing Timnas Indonesia.
Bermain dengan skema dasar 4-3-3. Sejak menit awal Shin Tae-yong mencoba untuk melakukan pressing langsung ke pertahanan Kamboja.
Dengan sistem tersebut, kecakapan Garuda dalam melakukan eksploitasi ke jantung pertahanan Kamboja begitu efektif dengan beberapa kali mampu mengeksploitasi pertahanan tim yang dimanajeri oleh Keisuke Honda itu.
Meskipun hanya menguasai ball possession sebanyak 47 persen, Garuda mampu melakukan tembakan sebanyak 12 kali, enam diantaranya mengarah ke gawang Kamboja.
Shin Tae-yong melandaskan sistemnya pada permainan posisional yang disokong oleh single pivot, Rachmat Irianto dan dua gelandang Ricky Kambuaya serta Evan Dimas.
Dengan dalamnya posisi Irianto, Evan Dimas dan Ricky Kambuaya sebagai gelandang bisa naik ke area yang tinggi.
Rahmat Irianto mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.
Evan Dimas lebih dibutuhkan di fase akhir serangan dengan kemampuannya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.
Hasilnya pun lumayan, Indonesia mampu mencetak 4 gol ke gawang Kamboja yang bermain disiplin.
Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan di babak pertama, namun saat babak kedua, kontra strategi yang dilakukan Tae-yong membuat lini tengah Indonesia kehilangan kreatifitas.
Untungnya, pressing yang dilakukan Indonesia serta kualitas permainan Kamboja yang masih ebrada di bawah, mampu menutupi kelemahan tersebut.
Meskipun begitu, Kamboja yang sekarang telah berbeda, berada di bawah manajer sekaliber Keisuke Honda membuat mereka bermain mengandalkan sistem yang jelas.
Para pemain muda mereka tampil energik dan percaya diri, pressing dan kolektivitas mereka juga mampu membuat Garuda kelimpungan dan kehilangan bola.
Untungnya, ketika kehilangan bola, Evan Dimas bakal turun untuk membuat Indonesia unggul jumlah di lini tengah, sementara ketika bertransisi dari bertahan ke menyerang, ia menjadi pusat serangan bersama Ezra Walian.
Pengambilan posisi pemain depan Indonesia juga membantu Timnas mencetak gol meski tanpa melalui proses yang apik.
Baca juga: Ban Kapten Pelangi di Piala AFF, Awal Kampanye LGBT Lewat Sepakbola & Penolakan Timnas Indonesia
Baca juga: Persija Jakarta Bisa Pertahankan Marco Motta Jika Belum Ada Penggantinya Kata Julian Tamar
Dengan adanya Irfan dan Ezra di sisi kanan dan tengah, Evan Dimas dengan mudah bisa mendistribusikan bola kepada kedua pemain yang pintar dalam mencari ruang untuk dapat dieksploitasi.
Munculnya Ricky Kambuaya dari lini kedua juga membuat serangan timnas berbahaya, para pemain Kamboja dibuat kerepotan dalam menjaga kedalaman dan menjaga para pemain Garuda.
Gol keempat Indonesia yang dicetak Ramai Rumakiek adalah contohnya, Kambuaya yang berada di depan kotak penalti melakukan keping bola lalu memberikannya kepada Rumakiek di sisi kiri pertahanan lawan.
Melakukan cut inside, Rumakiek langsung melakukan tendangan keras dengan kaki kanannya yang sukses menghujam gawang Kamboja.
Kredit juga patut diberikan untuk permainan sang gelandang bertahan, Rahmat Irianto.
Selain dua golnya, ia juga bekerja keras perihal memutus serangan Kamboja yang bermain mengandalkan umpan pendek kaki ke kaki.
Irianto juga acap kali diberi peran oleh Shin Tae-yong untuk menjadi anchor di lini belakang.
Agresifnya para full back Timnas Garuda, diakali oleh Tae-yong dengan menaruh Irianto sejajar dengan para bek tengah timnas.
Memang mampu menghasilkan tiga poin untuk Indonesia, namun dari segi permainan, seharusnya Garuda dapat menampilkan yang lebih baik.
Banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki Shin Tae-yong dalam permainan Timnas Indonesia.
Terutama perihal kualitas passing dan chemistry antar pemain yang masih begitu lemah.
Partai selanjutnya akan lebih berat, Malaysia dan Thailand adalah dua tim yang begitu serius menatap Piala AFF edisi kali ini.
Efisiensi permainan dan agresifitas serangan Timnas Indonesia perlu ditingkatkan sang juru taktik agar mampu membawa Indonesia tampil bertaji dan mengalahkan dua tim di atas.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.