Ahmad Bustomi Semoga Terlahir Kembali di Persija Jakarta Kata Afrizal Kasriyanto
Pemain di posisi gelandang yang sudah berusia 36 tahun tersebut, dinilai masih memiliki kualitas permainan yang baik.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Litbang PP The Jakmania menilai pembelian Ahmad Bustomi bukanlah hal yang salah.
Pemain di posisi gelandang yang sudah berusia 36 tahun tersebut, dinilai masih memiliki kualitas permainan yang baik.
Demikian disampaikan Kabid Litbang PP The Jakmania, Afrizal Kasriyanto kepada Tribunnews.com, Selasa (4/1/2022).
"Ahmad Bustomi, di Persela dia tidak buruk-buruk. Umur memang sudah tua, tapi dari segi permainan masih oke banget menurut pengamatan kami. Terlepas dari cedera, cedera itu tidak bisa dihindari," tutur Afrizal.
Afrizal menyebut sejumlah pemain senior Persija lain bisa menjadi contoh bahwa pembelian Bustomi bukanlah pilihan yang buruk.
Sosok-sosok seperti Tony Sucipto dan Maman Abdurahman, yang tadinya dikira sudah "habis" justru berhasil menemukan kembali performa terbaiknya di Persija.
"Kami berharap Bustomi meneruskan karyanya seperti rekan segenk dia seperti Maman, Toncip, senior-senior yang di Persija. Yang tadinya dikira sudah habis, ternyata di Persija menemukan lagi performa terbaiknya," ucap dia.
Bahkan sepanjang putaran pertama BRI Liga 1 musim 2021/2022, peran Maman dan Tony sulit digantikan.
"Bahkan sekelas Toncip pun sulit digantikan di Persija. Karena jam main dia di Persija tinggi banget. Kami berharap Bustomi seperti Toncip dan Maman," ujar Afrizal.
Selain itu, Litbang PP The Jakmania berharap agar Bustomi bisa terlahir kembali di Persija.
Usia memang tidak bisa bohong, demikian juga pengalaman dan kualitas si pemain.
Baca juga: Persija Jakarta Lepas Yann Motta Sudah Tepat Begitu Kata Litbang PP The Jakman
Semoga di Persija dia bisa kembali menemukan performa terbaiknya, seperti dia membela Malang.
"Mudah-mudahan dia terlahir kembali di Persija, kita menganggap usia itu cuma angka. Karena performa dan pengalaman tidak bisa bohong, pasti menjadi faktor penentu," pungkas Afrizal.