Buntut Pernyataan Haruna Soal Kerja Shin Tae-yong, Suporter Timnas Bikin Pamflet Sindiran Pedas
Bentuk sindiran pedas La Grande Indonesia yakni dengan mencetak pamflet bertuliskan ‘Bapak Orang Kolot, #HarunaOut’ dengan gambar Haruna.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
"Keputusan kolektif kolegial PSSI itu antara lain tetap memberikan kepercayaan kepada Shin Tae-yong hingga 2023 sesuai kontrak."
"Bahkan, tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang kontrak jika performa timnas terus meningkat," kata Yunus Nusi.
Baca juga: Bursa Transfer Paruh Musim Liga 1: Persebaya Gaet Satu Pemain, Bali United 5 Pemain, PSIS 10 Pemain
Diketahui, dalam sebuah podcast Haruna Soemitro menyampaikan Shin Tae-yong merasa tersinggung saat rapat evaluasi bersama PSSI.
Rapat itu sendiri dihadiri oleh Ketua Umum Mochamad Iriawan, Waketum Iwan Budianto, Yunus Nusi, Wasekjen Maaike Ira Puspita, Exco Endri Erawan, Vivin Sungkono, dan Direktur Teknik Indra Sjafri.
Haruna Soemitro "menyerang" Shin Tae-yong setelah timnas Indonesia hanya menjadi runner-up di Piala AFF 2020.
Selain itu, Haruna Soemitro juga mengkritik program naturalisasi yang diminta oleh Shin Tae-yong.
Menanggapi hal tersebut, Yunus Nusi pun akhirnya angkat bicara.
Baca juga: Lihat Persib Kalah dari Tribun, Marc Klok Menang Banyak Dapat Bocoran dari Shin Tae-yong
Yunus Nusi menilai perdebatan dalam rapat adalah hal yang biasa.
"Lebih baik debat sengit di dalam untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas," kata Yunus Nusi dikutip dari BolaSport.com, Senin (17/1/2022).
"Akan tetapi, setelah diskusi, keputusan tetap berada di ketua umum dan exco," ujarnya.
Menurut Yunus Nusi, Mochamad Iriawan juga memaklumi perbedaan pendapat yang terjadi selama rapat.
Meski berbeda pendapat, Yunus Nusi menilai semua orang harus menghargai satu sama lain.
Baca juga: Siapa Wani Hadapi Persebaya? Taisei Marukawa Jadi Nyawa, Bajul Ijo Masih Punya Noda
Yunus Nusi menjelaskan bawa PSSI juga akan tetap mengambil keputusan secara kolektif.
"Dalam diskusi dan rapat di internal PSSI, semua tetap menghargai sebuah keputusan yang bersifat kolektif kolegial," tutur Yunus Nusi.