Dongeng Derby saat Milan Unggul 2-1 Atas Inter, Giroud Cetak Brace, Ada Keyakinan Sejarah Berulang
Dongeng indah Derby della Madonnina diukir AC Milan, dan Olivier Giroud setelah menekuk Inter Milan 1-2 di Stadion Giuseppe Meazza.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Direct Points
- Giroud cetak brace ke gawang Inter
- Inter pun tumbang di kandang pertama sejak Oktober 2020
- Milan tak pernah kalah dari Inter, dan Juventus musim ini
TRIBUNNEWS.COM, YAOUNDE- Dongeng indah Derby della Madonnina diukir AC Milan, dan Olivier Giroud setelah menekuk Inter Milan 1-2 di Stadion Giuseppe Meazza dalam pekan ke-24 Serie A, Minggu (6/2) dini hari.
Sebuah kemenangan comeback yang istimewa. Juga sangat krusial untuk membuka kembali peluang AC Milan dalam perburuan gelar juara.
Ada juga kepercayaan tentang pengulangan sejarah, yang setidaknya secara psikologis kian menguatkan motivasi Rossoneri untuk merebut scudetto musim ini.
Kepercayaan itu merujuk kepada fakta: ini kali pertama Milan tak terkalahkan dalam satu musim Serie A dari dua pesaing beratnya, Inter Milan, dan Juventus sejak 2003/04.
Musim 2003/04 ditutup dengan kemenangan comeback krusial dalam Derby della Madonnina. Dan, sebagai catatan yang harus digarisbawahi, Rossoneri meraih scudetto di pengujung musim 2003/04 itu.
Apa yang terjadi 19 tahun lalu, saat Milan ditukangi Carlo Anceloti, kurang lebih sama dengan yang terjadi saat ini ketika Rossoneri dipegang Stefano Pioli.
Musim ini, Milan memang tak pernah kalah dari dua rivalnya. Bermain 1-1, dan 0-0 dengan Juventus. Dan imbang 1-1, serta menang 1-2 kontra Inter.
Kemenangan atas Inter kemarin, juga didapat lewat comeback yang dramatis. Tuan rumah Nerazurri terus menggempur sejak menit pertama. Milan terselamatkan dengan penampilan gemilang Kiper Mike Maignan.
Namun, gawang Rossoneri jebol juga di menit ke-38. Bermula dari tendangan sudut saat Ivan Perisic menyambut bola umpan Hakan Calhanoglu, dengan sepakan voli kaki kiri di kotak penalti dan mengarah ke pojok kiri gawang. Gol!
Milan berusaha bangkit di babak kedua. Pelatih Pioli melakukan pergantian yang cerdas, dengan memasukkan Junior Messias, serta Brahim Diaz.
Kehadiran Diaz terutama, yang menggantikan Franck Kessie di menit ke-58, memberikan kesegaran, dan gebrakan baru. Dia menjadi motor Rossoneri untuk memukul balik.
Hasilnya, dua gol tercipta hanya dalam durasi tiga menit dengan sang bomber, Olivier Giroud menjadi juru gedornya. Gol pertama di menit ke-75 lahir lewat skema serangan balik.
Brahim Diaz menembak bola ke arah gawang tapi melebar. Beruntung, tendangan itu malah berubah jadi assists setelah Giroud dengan cepat menyambut di tiang jauh, untuk menjebol gawang Samir Handanovic.