Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Ribuan Warga di Dakar Penuhi Jalanan Sambut Senegal Juara Afrika, Senin Jadi Hari Libur Nasional

Dakar berpesta saat menyambut kedatangan timnas Senegal yang telah menjadi juara Piala Afrika 2021.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Ribuan Warga di Dakar Penuhi Jalanan Sambut Senegal Juara Afrika, Senin Jadi Hari Libur Nasional
JOHN WESSELS / AFP
Pendukung berkumpul di bawah Monumen Renaissance pada 06 Januari 2022, menjelang final Piala Afrika antara Mesir dan Senegal di Yaounde, Kamerun. 

TRIBUNNEWS.COM, DAKAR- Dakar berpesta saat menyambut kedatangan timnas Senegal yang telah menjadi juara Piala Afrika 2021.

Mereka larut dalam sukacita menyambut keberhasilan timnasnya dinobatkan sebagai juara Afrika untuk pertama kalinya.

Dakar meledak dengan kegembiraan saat peluit akhir berbunyi saat pemain Sadio Mane dari Senegal mengalahkan Mesir yang diperkuat Mohamed Salah.

Mereka meraih mahkota Piala Afrika pertama.

"Juara Afrika. Permainan yang luar biasa! Tim yang luar biasa! Anda berhasil. Momen indah sepak bola, momen indah persatuan dan kebanggaan nasional. Selamat untuk pahlawan kita," kata Presiden Senegal, Macky Sall menuliskan statusnya di Twitter setelah kemenangan Lions Minggu malam.

Sall menyatakan Senin sebagai hari libur nasional untuk merayakan kemenangan brilian, televisi publik mengumumkan.

Presiden, yang sedianya mengunjungi Komoro pada akhir perjalanan yang dilakukan di Mesir dan Ethiopia, juga membatalkan agenda acaranya untuk menyambut kemenangan Lions saat mereka kembali ke Dakar.

Berita Rekomendasi

Dakar bersorak gembira ketika bintang Liverpool Mane mencetak gol penalti yang menentukan untuk memberi Senegal kemenangan dalam adu penalti (4-2) setelah final berakhir tanpa gol di akhir perpanjangan waktu.

Ratusan pendukung dengan seragam timnas Senegal berbondong-bondong ke Lapangan Kemerdekaan, dekat istana presiden di jantung kota Dakar, untuk merayakannya.

Alun-alun bergetar dengan suara klakson mobil, vuvuzela, peluit dan petasan.

Suasana meriah tersebar di seluruh ibu kota, dengan bendera nasional digantung di gedung, di kendaraan, dan trotoar.

Di Monumen Renaissance Afrika besar yang menjulang di atas ibu kota dari sebuah bukit yang menghadap ke Samudra Atlantik, puluhan penggemar saling berpelukan di tengah api unggun setelah adu penalti.

"Saya senang. Ini hari terbaik dalam hidup saya," kata Modou Ba, 25 tahun, seorang pencuci mobil, mengatakan kepada AFP.

"Kami menunggu lama. (Piala) akhirnya ada di sini. Kami sangat membutuhkannya," kata Seydou Nourou Diop, seorang akuntan berusia 27 tahun.

Mahasiswa Khadim Lo, 21, mengatakan dia "sangat bangga dengan Singa kita. Ini luar biasa."

Di kaki monumen, para pendukung kemudian meninggalkan fanzone untuk mencapai jalan, beberapa berdiri di atas mobil dan berbaur dengan orang banyak yang keluar dari rumah mereka untuk merayakannya.

Sebelumnya, adu penalti yang menegangkan membuat beberapa pendukung yang cemas menangis dan bahkan tidak bisa menonton layar, Mane gagal mengeksekusi penalti selama waktu normal, tembakannya diselamatkan oleh kiper Mesir Mohamed Abou Gabal.

"Dia tidak boleh melewatkan penalti. Untuk final, pemain hebat tidak melewatkannya. Itu tidak bisa diterima," gerutu Pape Mbaye, fans berusia 24 tahun.

Suporter Senegal akhirnya meledak kegirangan setelah Mane mengonversi tembakan terakhir untuk membuat Senegal menjadi juara Afrika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas