Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Bedah Kiat Inter Milan Kalahkan Liverpool, Skema 3 Bek, Layani Dzeko Lewat Calhanoglu & Sanchez

Inter Milan akan ditantang tamunya dari tanah inggris, Liverpool dalam babak 16 besar Liga Champions  pada Kamis (17/02/2022).

Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
zoom-in Bedah Kiat Inter Milan Kalahkan Liverpool, Skema 3 Bek, Layani Dzeko Lewat Calhanoglu & Sanchez
Alberto PIZZOLI / AFP
Pemain depan Inter Milan asal Bosnia Edin Dzeko (tengah) merayakan dengan rekan setimnya setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter Milan dan Venezia di stadion Giuseppe-Meazza (San Siro) di Milan pada 22 Januari 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan akan ditantang tamunya dari tanah inggris, Liverpool dalam babak 16 besar Liga Champions  pada Kamis (17/02/2022).

Bermain di San Siro dan bermodalkan permainan apik Nerazzurri musim ini membuat Simone Inzaghi begitu optimis mampu mengatasi perlawanan Liverpool.

“Klub-klub Inggris sangat bagus, dan Liverpool adalah salah satu tim terbaik di Eropa." kata Simone Inzaghi dilansir Sempreinter.

"Saya senang karena klub ini dan fans kami pantas bermain di pertandingan sebesar UCL, Ini akan sangat sulit, tetapi kami akan melakukannya dengan semua yang kami miliki," lanjutnya.

“Liverpool adalah favorit di atas kertas, tetapi pertandingan ada untuk dimainkan. Kami harus turun ke lapangan untuk memainkan permainan kami." pungkas juru taktik asal Italia itu.

Kepercayaan diri Inzaghi memanglah hal yang wajar, ia mampu membawa Inter Milan tampil apik musim ini dengan bertengger di papan atas Liga Italia serta membawa Nerazzurri lolos ke babak 16 besar UCL dengan kepala tegak.

Pelatih kepala Inter Milan Italia Simone Inzaghi (kiri) dan Presiden Inter Milan Steven Zhang memegang Piala Super setelah Inter memenangkan pertandingan sepak bola Piala Super Italia (Supercoppa italiana) antara Inter dan Juventus pada 12 Januari 2022 di stadion San Siro di Milan.
Pelatih kepala Inter Milan Italia Simone Inzaghi (kiri) dan Presiden Inter Milan Steven Zhang memegang Piala Super setelah Inter memenangkan pertandingan sepak bola Piala Super Italia (Supercoppa italiana) antara Inter dan Juventus pada 12 Januari 2022 di stadion San Siro di Milan. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Baca juga: Liga Champions - Berkah Kedatangan Luis Diaz ke Liverpool, Jurgen Klopp Sebut Ia Pemain Gila

Baca juga: Prediksi Skor Inter vs Liverpool Liga Champions, Simone Inzaghi Tak Takut dengan Nama Besar The Reds

Ya, pikulan beban berat harus menggantikan posisi Antonio Conte yang sukses memberi gelar Scudetto di musim lalu nyatanya tak membuat Inzaghi berkeringan dingin.

Berita Rekomendasi

Justru sebaliknya, adaptasi dan filosofi yang ia berhasil membuat Inter Milan tampil lebih agresif dan bertaji.

Gelar Piala Super Italia pun sukses ia berikan setelah 12 tahun lamanya Nerazurri tak berhasil meraihnya.

Dari segi taktik, Inzaghi mempertahankan skema lamanya di Lazio. Yaitu bermain dengan pakem 3-5-2.

Harus ditinggal beberapa pemain kunci seperti Romelu Lukaku dan Acharaf Hakimi, tak membuat Inter Milan kehilangan tajinya.

Nerazzurri saat ini menjadi tim paling produktif di Liga Italia dengan dulangan 53 gol.

Dilansir FBref, xG komulatif Inter Milan berada di angka 37.12, menjadi yang tertinggi di Liga Italia, mengalahkan Atalanta dan Napoli yang bermain ofensif.

Meski hanya mendatangkan striker gaek berusia 35 tahun, Edin Dzeko untuk pengganti top skor Nerazzurri musim lalu, Romelu Lukaku. Inzaghi terbukti mampu membuat Dzeko tampil ganas.

Torehan 14 gol Dzeko untuk Inter Milan musim ini menjadi yang tertinggi diantara pemain Nerazzurri lainnya.

Pemain yang didepak Mourinho dari AS Roma itu tak kesulitan untuk beradaptasi dengan skema Inzaghi. Rotasi yang kerap juru taktik asal Italia itu lakukan membuat Dzeko tak kehabisan tenaga.

Ia mampu menunjukkan performa apik ketika dimainkan, baik saat tampil starter ataupun datang dari bangku cadangan.

Lalu, ada juga nama Alexis Sanchez yang gaya bermainnya mirip dengan Correa, namun secara daya juang dan ketajaman, Sanchez lebih di atas eks pemain Lazio itu.

RAYAKAN JUARA- Pemain depan Inter Milan asal Chili Alexis Sanchez (kanan), pemain depan Inter Milan dari Argentina Lautaro Martinez (ke-21), pelatih kepala Inter Milan dari Italia Simone Inzaghi (kiri), bek Inter Milan dari Italia Federico Dimarco (kedua dari kiri) dan gelandang Inter Milan dari Chili Arturo Vidal melakukan selebrasi setelah Sanchez mencetak gol kedua terakhir bagi Inter untuk memenangkan pertandingan sepak bola Piala Super Italia (Supercoppa italiana) antara Inter dan Juventus pada 12 Januari 2022 di stadion San Siro di Milan.
RAYAKAN JUARA- Pemain depan Inter Milan asal Chili Alexis Sanchez (kanan), pemain depan Inter Milan dari Argentina Lautaro Martinez (ke-21), pelatih kepala Inter Milan dari Italia Simone Inzaghi (kiri), bek Inter Milan dari Italia Federico Dimarco (kedua dari kiri) dan gelandang Inter Milan dari Chili Arturo Vidal melakukan selebrasi setelah Sanchez mencetak gol kedua terakhir bagi Inter untuk memenangkan pertandingan sepak bola Piala Super Italia (Supercoppa italiana) antara Inter dan Juventus pada 12 Januari 2022 di stadion San Siro di Milan. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Sanchez dapat dimainkan sebagai winger dan striker dengan sama baiknya, pengalamannya bermain di Liga Spanyol dan Inggris mampu Inzaghi maksimalkan untuk memberi impact di Inter Milan.

Pemain asal Chille itu dapat menjadi pemecah kebuntuan saat dibutuhkan, 1 golnya ke awang Juventus yang menjadi penentu kemenangan adalah buktinya.

Sanchez memang tak banyak tampil, namanya sering kali dipinggirkan untuk memberi tempat kepada striker Inter lainnya yang bertipikal nomor 9.

Namun saat kesempatan datang, ia mampu memberi bukti dan menjadi sosok vital untuk membawa Inter Milan meraih trofi dan 3 angka di setiap pertandingan.

Secara permainan, Inzaghi mengusung play position dengan mengandalkan pergerakan pemain dan perpindahan bola dengan cepat dari kaki ke kaki.

Itu yang menjadi perbadaan gaya permainannnya dengan Conte meski sama-sama menggunakan pakem dasar 3-5-2.

Conte lebih bermain secara direct dan pragmatis, ia mengedepankan umpan lambung yang menusuk mencari para wing back yang memiliki kecepatan.

Permainan yang diusung Inzaghi terbukti mampu membuat Inter Milan lebih sering melakukan passing di dalam kotak penalti.

Rata-rata umpan ke dalam kotak penalti Nerazzurri musim ini berada di angka 14.2 per pertandingannya.

Sedangkan di era Conte, Inter hanya mampu melakukan progresi umpan ke dalam kotak hanya berada di angka 11.3 per pertandingan.

Dari segi kolektivitas, Inzaghi juga mampu meberikan sentuhan yang apik.

Sudah ada 19 pemain berbeda Inter Milan yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.

Bahkan, sang wing back, Ivan Perisic telah mencitpakan tiga gol untuk Nerazzurri musim ini.

Inter tak terlalu bergantung pada 1 atau 2 pemain untuk mencetak gol.

Saat Dzeko atau Lautaro mengalami paceklik, peran lini kedua mampu menjadi pemecah kebuntuan.

Lalu di lini tengah, Inzaghi juga mampu mempertahankan permainan apik yang ditunjukkan Brozovic dan Barella musim lalu.

Kedua pemain tersebut tak kehilangannya sentuhannya meski Inzaghi menerapkan adaptasi yang berbeda dengan Antonio Conte.

Brozovic menjadi regista yang mengatur tempo permainan Inter Milan. Akurasi passing pria asal Kroasia itu mencapai di angka 84% per pertandingan.

Ia juga menjadi sosok kunci di lini tengah sebagai penghalau pertama transisi bertahan ke menyerang lawan saat Nerazurri mendapat serangan balik.

Dengan kuatnya aspek bertahan Brozovic, memberi keleluasaan kepada Calhanoglu untuk tampil lebih ke depan dan merepotkan pertahanan lawan.

Calhanoglu telah menerobos ke kotak penalti lawan lewat dribel sebanyak sembilan kali, menjadi yang tertinggi diantara gelandang Inter lainnya.

Gelandang Inter Milan asal Turki Hakan Calhanoglu (kiri) menantang gelandang Genoa Italia Stefano Sabelli (kanan) selama pertandingan sepak bola Serie A Italia Inter Milan vs Genoa di stadion San Siro di Milan, pada 21 Agustus 2021.
Gelandang Inter Milan asal Turki Hakan Calhanoglu (kiri) menantang gelandang Genoa Italia Stefano Sabelli (kanan) selama pertandingan sepak bola Serie A Italia Inter Milan vs Genoa di stadion San Siro di Milan, pada 21 Agustus 2021. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Dribel sukses eks pemain Milan itu juga berada di angka 2.19 per pertandingan, kembali menjadi yang tertinggi di antara pemain tengah Nerazzurri.

Ya, adaptasi permainan yang dilakukan Inzaghi selama ini membuat Inter Milan tetap menjadi tim yang diperhitungkan untuk meraih scudetto meski ditinggal oleh derertan pemain kunci.

Ramuan-nya juga sukses membuat Inter Milan melangkah lebih jauh di Liga Champions, mengakhiri catatan buruk yang diukir Conte.

Gaya permainan yang berbeda dengan Antonio Conte juga mampu membuat Inter Milan tampil lebih menghibur dan berbahaya.

Ditantang Liverpool? jika mampu mempertahankan konsistensi permainannya, Nerazzurri tak akan kesulitan untuk mengalahkan Mo Salah dan kolega.

Formasi Ideal Inter Milan: 

Handanovic; De Vrij, Skriniar, Bastoni; Dumfries, Vidal, Brozovic, Calhanoglu, Perisic; Sanchez, Dzeko.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas