Perang Rusia-Ukraina, UEFA Ditantang Putus Hubungan dengan Negeri Beruang Merah
UEFA turut merasakan imbas perang Rusia-Ukraina yang sedang terjadi. Pasalnya, UEFA turut mendapat dana dari Gazprom yang menjadi sponsor resmi
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Dunia internasional tengah ramai membahas bentuk sanksi yang akan diberikan kepada Rusia.
Wacana pemberian sanksi tersebut tak lepas dari serangan yang dilakukan Rusia ke wilayah Ukraina baru-baru ini.
Sanksi tersebut tak hanya menyasar sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara saja.
Namun, kancah olahraga juga didesak mengambil aksi serupa terkait tindakan Rusia atas Ukraina.
Baca juga: Rusia Hadapi Sanksi Internasional, Bagaimana Nasib Roman Abramovich dan Chelsea?
UEFA sebagai organisasi sepak bola tertinggi benua biru mendapat desakan untuk segera mengambil tindakan nyata.
Salah satu desakan yang muncul adalah untuk memindahkan venue final Liga Champions 2021/2022, sebagaimana dikutip dari laman Evening Standard.
Untuk diketahui, final Liga Champions tahun ini dijadwalkan digelar di Gazprom Arena, St. Petersburg, Rusia.
Kampanye pengenalan St. Petersburg sebagai tuan rumah final Liga Champions pun sudah berulang kali ditampilkan.
Baca juga: Agresi Rusia ke Ukraina Berdampak Langsung ke Liga Champions dan Piala Dunia, Ini Daftar Pengaruhnya
Untuk itu, bukan keputusan mudah bagi UEFA untuk serta merta memindahkan venue tersebut.
Apalagi jika ditarik garis, penyelenggaraan final Liga Champions tinggal tiga bulan lagi.
UEFA tak cuma mendapat desakan untuk memindahkan venue final Liga Champions saja.
Organisasi yang dipimpin Aleksander Ceferin ini juga didesak untuk memutus hubungan sponsor dengan perusahaan Rusia.
Tak bisa dipungkiri, UEFA turut merasakan aliran dana dari perusahaan asal Negeri Beruang Merah tersebut.
Salah satu sponsor asal Rusia yang paling menonjol adalah Gazprom.
Sejak tahun 2012 silam, Gazprom resmi menjadi sponsor UEFA dengan gelontoran dana yang tak sedikit.
Dalam setahun, UEFA bisa mendapat dana 33 juta Euro dari Gazprom.
UEFA sendiri belum memastikan langkah apa yang akan mereka tempuh.
Namun bisa dipastikan, mereka dalam posisi sulit lantaran terjepit dalam kepentingan politik dan olahraga.
(Tribunnews.com/Guruh)