Bedah UU Sistem Keolahragaan Nasional: Suporter Bisa Punya Saham Klub Kebanggaan
Suporter olahraga di Indonesia kini bisa punya tim. Kontribusi penggemar tidak hanya sebatas dalam mendukung saja, tapi juga sampai mempengaruhi kebij
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Pria bernama lengkap Diky Budi Ramadhan itu memandang bahwa dengan suporter bisa menjadi bagian dari pemilik tim, maka dapat mencegah penyelewengan terhadap klub yang dicintai di kemudian hari.
"Mengenai suporter punya saham di klub, saya setuju. Suporter itu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari klub, dalam hal apapun," imbuh Diky.
"Ketika nanti, katakanlah Persija IPO. Ada saham yang disisihkan kepada suporter. Kenapa harus begitu? Supaya suporter punya suara dan fungsi kontrol terhadap klub."
"Misalnya, klub dipindahkan ke kota lain, yang bisa menjaga itu suporter. Ketika suporter ada di dalam atau menjadi bagian dari kepemilikan, kepindahan itu tidak bisa terjadi," paparnya.
Meski telah berstatus sebagai organisasi, Diky mengungkapkan bahwa The Jakmania segara berbadan hukum, yang menjadi syarat bagi suporter untuk membeli saham tim. "Secara legal, kami dalam proses itu sejak dua bulan lalu," terang Diky.
Respons PSSI dan Persik Kediri
Sementara itu, Mochamad Iriawan merespons positif UU Keolahragaan, terutama yang mencakup peraturan tentang suporter. Pria yang populer dipanggil Iwan Bule itu menganggap bahwa keberadaan penggemar sangat penting untuk setiap tim.
"Kita tahu bahwa suporter merupakan bagian tidak terpisahkan dari sepak bola. Suporter itu pemain ke-12. Setiap klub profesional punya suporter fanatik," ujar Iwan Bule.
"Tanpa suporter, sepak bola tentunya hambar. Kami sudah melaksanakan semua partai Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tanpa suporter. Rasanya berbeda. Terima kasih Pak Syaiful Huda. Dengan adanya UU ini bisa menjadi acuan untuk kami," terangnya.
Persik Kediri sebagai satu-satunya klub Liga 1 yang mendukung diskusi PSSI Pers ini sejalan dengan DPR, The Jakmania, dan PSSI. Kesebelasan berjuluk Macan Putih itu sepakat dengan UU Keolahragaan yang menjadi landasan hukum bagi suporter.
"Suporter adalah salah satu elemen penting dalam klub sepak bila, termasuk juga di Persik. Diskusi ini membuka lebih banyak soal hak dan kewajiban yang mungkin saja belum banyak orang ketahui," ungkap Direktur Utama Persik, Rawindra Ditya.
"Untuk itu, kami sangat mendukung dan menyambut baik kesempatan ini. Mudah-mudahan, informasi dari hasil diskusi ini dapat membuat klub maupun suporter saling mengerti dan menjalankan perannya dengan lebih baik demi memajukan klub kebanggaannya," tuturnya.
Diskusi Turun Minum PSSI Pers bertitel "Membedah UU Sistem Keolahragaan Nasional dan Terkait dengan Sisi Bisnis" terselenggara berkat dukungan DPR RI, PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), dan Persik Kediri.