Mengagumi Kerja Keras Sadio Mane: Dianggap Pecundang Lalu Melejit Menjadi Pahlawan Timnas Senegal
Sadio Mane sukses mengantar negaranya, Timnas Senegal melaju ke Piala Dunia 2022 Qatar usai mengalahkan Mesir dalam drama adu penalti.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Sadio Mane sukses mengantar negaranya, Senegal melaju ke Piala Dunia 2022 Qatar usai mengalahkan Mesir dalam drama adu penalti.
Setelah sukses menyumbangkan gelar Piala Afrika untuk pertama kalinya dalam sejarah Senegal, kualitas Sadio Mane lagi-lagi mampu menggendong negaranya.
Meski tak mencetak gol di dua leg menghadapi Mesir dalam partai kualifikasi, Sadio Mane tercatat memiliki rating tertinggi dengan 7.5 pada laman Squawka.
Winger berusia 29 tersebut juga menjadi penentu kemenangan Senegal lewat eksekusi penaltinya.
Sadio Mane mampu memberikan impact yang luar biasa bagi Timnas Senegal dengan nama besar yang ia pikul sebagai bintang di Liga Inggris yang bermain untuk tim sebesar Liverpool.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Beda Nasib Bintang Liverpool, Mane Dipuja & Mo Salah Panen Lemparan Botol
Baca juga: Roman Abramovich, Pemilik Chelsea FC Diduga Diracun, Alami Radang Mata dan Kulit Wajah Mengelupas
Ya, faktanya, Sadio Mane adalah sosok pekerja keras yang rela banting tulang untuk mengejar mimpi dan memberikan yang terbaik untuk tim yang ia bela.
Perjalanan Mane dalam menitihkan karir untuk pesepakbola hebat seperti sekarang dilaluinya dengan berbagai jalan terjal.
Sadio Mane lahir di Sedhiou, Senegal tahun 1992. Ia diberarkan di desa kecil bernama Bambali, begitu jauh dari pusat kota di Senegal.
Mane kecil hidup penuh dengan kesusahan, kedua orang tua Mane begitu miskin hingga ia harus dititipkan kepada pamannya.
“Kedua orang tua saya sangat miskin. mereka selalu kesulitan untuk memberi saya makan,” kata Mane dilansir Shereefdeen Sawe.
Tinggal bersama sang paman, membuat Mane berada di lingkungan yang tepat, ia menjadi bocah yang begitu aktif bermain sepak bola bersama teman seusianya.
Namun, ia memainkan si kulit bundar bukan di lapangan, melainkan di jalanan sekitar rumah sang paman.
Mane merupakan seorang bocah yang menggilai sepak bola, tak hanya memainkannya, tapi ia tak pernah absen untuk menonton pertandingan sepak bola di televisi.
Pemain berpostur 175 cm itu merupakan penggemar Liga Inggris, hampir seluruh pertandingan yang disiarkan di televisi selalu ia tonton.