Fakor Tim Liga 1 Memberi Kontrak Pendek ke Pemain: Dari Proses Scout hingga Jadwal yang Mepet
Tim-tim Liga 1 Indonesia begitu jarang memberi kontrak jangka panjang kepada para penggawanya.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
Yang paling disorot adalah striker asing milik Persebaya Surabaya, Arsenio Valpoort.
Didatangkan di paruh musim kedua untuk memberi suntikan tenaga di lini depan Bajol Ijo, penampilan pemain asal Belanda itu sangat mengecewakan.
Ia hanya mampu mencetak sebiji gol dari 11 pertandingan yang ia jalani bersama Persebaya Surabaya.
Praktis, di posisi striker Persebaya hanya mengandalkan Samsul Arif yang sudah berusia 37 tahun.
Meski mampu tampil apik dengan torehan 11 golnya, Samsul tak mampu membantu Marukawa untuk membawa Persebaya meraih gelar juara musim ini.
Baca juga: Kabar Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong Asah Kelincahan & Fisik Garuda Nusantara
3. Jadwal Liga
![Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan saat diwawancarai usai meninjau persiapan Timnas Wanita Indonesia di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (13/1/2022).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mochamad-iriawan-meninjau-persiapan-timnas-wanita-indonesia.jpg)
Membandingkan Liga Eropa dan Indonesia adalah hal yang paling jelas untuk melihat wajah sepakbola di Tanah Air.
Selain membandingkan proses scouting, perbandingan pembuatan jadwal liga oleh pihak LIB dan PSSI dengan Liga Eropa juga terdapat perbedaan yang begitu mencolok.
Baca juga: Skuat Timnas Voli Putra Indonesia di SEA Games 2022: Ada Spiker Klub Jepang, LavAni & SBS Dominan
Di Liga Eropa, jadwal liga tersusun rapi dari draft jadwal pertandingan hingga kapan musim akan berakhir.
Dari situ, klub-klub di sana dapat melakukan persiapan yang matang dari pembentukan skuat hingga merekrut pemain yang mereka inginkan dengan durasi kontrak yang tak singkat.
Namun di Liga Indonesia, jadwal yang dibuat tak pasti dan kurang terstruktur dengan baik.
Selalu saja terdapat kendala dan masalah yang membuat jadwal tak kunjung keluar dan harus diundur dengan durasi yang tak ditentukan.
Berkaca dari hal tersebut, membuat klub-klub Indonesia tak berani untuk memberi kontrak jangka panjang kepada pemain anyar mereka untuk menghindarkan para penggawanya dari 'memakan gaji buta'.
(Tribunnews.com/Deivor)