Inteligensi Erik Ten Hag: Replika Sepak Bola Guardiola, Sulap Ajax & Digaji Tinggi Man United
Namun, bukan soal gaji Ten Hag yang akan disorot, namun bagaimana CV menterengnya selama menjabat sebagai juru taktik Ajak Amsterdam.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Manchester United telah resmi mengumunkan Erik Ten Hag sebagai manajer baru mereka untuk musim depan.
Erik Ten Hag dikontrak hingga tahun 2025 oleh Manchester United dan berkemungkinan Ten Hag akan menjadi pelatih Belanda dengan bayaran tertinggi di Liga Inggris.
Namun, bukan soal gaji Ten Hag yang akan disorot, namun bagaimana CV menterengnya selama menjabat sebagai juru taktik Ajak Amsterdam.
Sebelum melatih Ajax, Ten Hag tak pernah menangani klub mentereng.
Baca juga: Satu dunia, Satu Olahraga, Satu Keluarga Dunia, Ini Cara Berterima kasih Ronaldo ke Fan Liverpool
Baca juga: Dua Atlet Ternama, Lewis Hamilton dan Serena Williams Ikut Patungan Beli Chelsea
Ia sempat berada di kota Munich untuk melatih, tetapi bukan tim inti Bayern Munchen yang ia pegang, melainkan Bayern Munchen II.
Di belanda, tim paling mentereng yang ia tangani selain Ajak Amsterdam hanyalah FC Utrech.
Kesempatan Ten Hag untuk menukangi tim sebesar Ajax Amsterdam juga bukan pure karena prestasi yang ia buat.
Namun karena faktor 'orang dalam'.
Direktur Sepak Bola Ajax, Marc Overmars adalah teman dekat yang pernah bekerja sama di Go Ahead Eagels pada musim 2012/2013.
Saat itu Ten Hag menjabat sebagai manajer sedangkan Overmars merupakan pemegang saham klub.
Overmars paham betul dengan kualitas dan kecerdasan Eric Ten Hag dalam meracik strategi dan membangun tim.
Untuk itu, ia berani menarik Ten Hag ke klub sebesar Ajax dan langsung menjadikannya manajer klub pada musim 2018/2019.
Baca juga: Cesar Azpilicueta Berdebat Panas dengan Fans Usai Kalah dari Arsenal, Tuchel Pilih Bela Penggemar
Baca juga: Live Streaming TV Online, Real Sociedad vs Barcelona Liga Spanyol Malam Ini, Link di Sini
Overmars berharap tinggi kepada Ten Hag untuk menjadikan Ajax sebagai penguasa Liga Belanda setelah lama terpuruk.
Dan benar saja, di musim tersebut, Ten Hag sukses membawa Ajax merengkuh trofi Liga Belanda yang sudah 4 musim lamanya 'dicuri' Feyenoord dan PSV.
Bahkan, pelatih berusia 52 berhasil membawa Ajax Amsterdam melangkah hingga babak semi final Liga Champions.
Tim-tim yang disingkirkan pun bukan sembarang tim.
Real Madrid dan Juventus adalah dua raksasa Eropa yang dipermalukan Ejax pada babak 16 dan 8 besar.
Kekalahan mereka atas Tottenham Hotspur di partai semi final hanyalah faktor kesialan.
Ajax yang tampil luar biasa pada musim tersebut tersingkir lantaran kalah agregat gol tandang dengan Hotspur.
Secara permainan, Ten Hag mengusung sepak bola atraktif yang mengandalkan kolektivitas dan umpan pendek.
Para pundit dan penikmat sepak bola Belanda pun menyebutnya sebagai Total Football 2.0.
Ia seperti Johan Cruyff jilid 2 yang menerapkan sepakbola indah untuk memenangkan pertandingan dan merengkuh trofi.
Baca juga: Erik ten Hag Siap Pecahkan Rekor Sebagai Pelatih Asal Belanda di Liga Premier dengan Gaji Terbesar
Sepak bola yang diterapkan Ten Hag adalah tentang penguasaan bola dan pemanfaatan ruang.
Dalam wawancaranya di situs resmi Ajax Amsterdam, Ten Hag menjelaskan bahwa ia menginginkan seluruh pemainnya untuk terlibat dalam proses penyerangan.
"11 pemain saya memiliki pergerakan yang memiliki adil dalam guliran bola," Kata Ten Hag.
"Baik saat memegang ataupun tanpa bola, seluruh pemain terlibat untuk membongkar pertahanan lawan," lanjutnya.
Apa yang dikatakan Ten Hagdapat dibilang sebagai landasan ia dalam menerapkan Sepak Bolanya.
Dilansir FBref, di musim ini saja, Ajax menjadi tim dengan penguasaan boal tertinggi dengan rata-rata 63.11 ball possesion per pertandingannya.
Persentase umpan sukses Ajax pun juga cukup mencolok, yaitu berada di angka 88.12%.
Ajax Amsterdam tak hanya memndominasi penguasaan bola, namun juga menciptakan peluang.
xG Ajak Amsterdam di Liga Belanda musim ini berada di angka 43.12 dengan torehan gol mencapai 85 gol dari 29 pertandingannya.
Dengan catatan sementereng itu, maka tak heran Ajax berada di posisi teratas Liga Belanda dan berpeluang menjadi juara selama 3 musim beruntun selama era kepelatihan Ten Hag.
Dalam wawancaranya, Ten Hag juga menyebut ia banyak belajar dari Pep Guardiola yang saat itu melatih Bayern Munchen.
Baca juga: 5 Sorotan Kekalahan Bayern Munchen di Liga Champions: Lewandowski Malang, Gnabry Jadi Kambing Hitam
Baca juga: Habis Chelsea Terbitlah Manchester United, Ujian Kesungguhan Arsenal Amankan Slot Liga Champions
Kesempatan melatih Bayern Munchen II dimanfaatkan Ten Hag untuk melihat cara Guardiola membuntuk tim hebat dengan permainan yang indah dan atraktif.
Bergabungnya Ten Hag ke Manchester United akan membuat Liga Inggris semakin menarik untuk disaksikan.
Dengan waktu 3 tahun yang diberikan United kepadanya, bukan tidak mungkin Ten Hag dapat menyulap Setan Merah bermain seperti Ajax Amsterdam dan merengkuh banyak trofi.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.