Supremasi Bayern Munchen, Adaptasi Brilian Nagelsmann, Ketajaman Lewandowski, Peran Winger Die Roten
Kemenangan 3-1 atas Dortmund membuat torehan 75 angka yang Munchen kumpulkan mustahil untuk dikejar tim lain meski Liga Jerman masih menyisakan 5 laga
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Bayern Munchen sukses meraih gelar Liga Jerman selama 10 musim beruntun.
Kemenangan 3-1 atas Borussia Dortmund membuat torehan 75 angka yang mereka kumpulkan mustahil untuk dikejar tim lain meski Liga Jerman masih menyisakan 5 laga.
Pasukan Julian Nagelsmann itu unggul 12 poin dari Borussia Dortmund yang berada di posisi kedua dan 20 angka dari RB Leipzig yang bertengger di peringkat 3.
Tim berjuluk Die Rotten itu pun juga berhasil menjadi tim paling produktif dari kontestan lainnya, dengan torehan 92 gol, fantastis!
Sorotan sudah jelas ditujukan pada lini serang Bayern Munchen khususnya striker andalan mereka, Robert Lewandowski.
Pemain berusia 33 tahun itu berhasil memuncaki daftar top skor Bundesliga dengan torehan 33 gol dari 31pertandingan.
Baca juga: Liga Inggris: Manchester United Kalahan Terus, Rangnick Nyerah Kejar Tiket Liga Champions
Baca juga: Kebangkitan Arsenal di Liga Inggris: Kecerdasan Arteta, Magis Odegaard & Kans ke Liga Champions
Ya, Lewandowski memang dikenal sebagai striker haus gol, bahkan catatan golnya lebih banyak dari Ronaldo dan Messi sejak musim lalu.
Musim lalu (2020/2021) pemain asal Polandia itu berhasil membawa pulang Sepatu Emas Eropa dengan torehan 41 gol.
Lewandowski melampaui para pesaing-pesaingnya, seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Erling Haaland sampai Romelu Lukaku.
Berkat torehan 41 gol itu juga, Lewandowski mampu melewati rekor Gerd Mueller yang mencetak 40 gol di Bundesliga 1971-1972.
Namun, Lewandowski tak sendiri, ia tak akan mampu mencetak gelontoran gol tanpa peran dari lini kedua.
Nama-nama seperti Leroy Sane, Kingsley Coman, hingga Serge Gnabry adalah aktor dibalik menterengnya sang striker.
Nama yang disebutkan terakhir dapat dikatakan sebagai pemain sayap paling lengkap untuk Bayern Munchen, ia bisa bermain di kiri kanan bahkan tengah dengan sama baiknya.
Musim lalu saja, pemain asal Jerman itu mengantongi 11 gol dan 7 assist atau rata-rata satu assist setiap 133 menit.
Gnabry yang memiliki tubuh kekar dan kecepatan, seringkali mampu merangsek masuk ke kotak penalti dari sisi sebelah kanan penyerangan Die Roten.
Bahkan, Lewandowki yang menjadi striker no 9 seringkali berada di samping untuk memberi ruang kepada Gnabry.
Hal tersebut bukannya merugikan Lewandowski, justru itu memberi ruang untuk Lewy agar pergerakannya tak mudah dibaca lawan.
Torehan gol dan assist Gnabry cukup seimbang musim ini, ia mampu mencetak 16 gol dan 10 assist dari 42 pertandingan bersama Die Roten.
Itu Gnabry dari sisi kanan, di sisi kiri ada Leroy Sane yang juga memiliki impact yang begitu besar untuk lini serang Bayern Munchen.
Musim lalu, Leroy Sane berhasil mencetak 10 gol dan 12 assist di semua kompetisi untuk Die Roten, dengan rasio satu assist per 119 menit.
Jika di musim lalu ia bermain sebagai inverted winger, Julian Nagelsmann memberi sentuhan yang berbeda untuknya.
Eks pemain Manchester City itu bermain di sisi kiri die roten, dan lebih sering menjemput bola di tengah, untuk membantu Muller menjembatani serangan Munchen.
Hal tersebut membuat serangan Die Roten begitu moncer, dilansir FBref, xG kumulatif mereka berada di angka 34.8 dengan rata-rata gol 3.42 per pertandingannya.
Ya, pemain asal Jerman ini juga dikenal memiliki umpan kaki kiri yang berkualitas, progressive passes Sane berada di angka 3.43 per pertandingan.
Maka tak heran jika rata-rata gol Lewandowski berasal dari kakinya.
Tak hanya pandai memberi umpan, ia juga memiliki catatan dribble yang mentereng.
Dribbles completed pemain berusia 25 tahun tersebut ada di angka 3.77 per pertandingan, menjadi yang tertinggi di antara pemain Munchen lainnya.
Pendekatan Julian Nagelsmann di Bayern Munchen memang tak banyak berubah dengan juru taktik sebelumnya, Hansi Flick.
Nagelsmann mempertahankan skema Flick dengan bermain di skema 4-2-3-1, namun sentuhan berbeda pada cara dia memanfaatkan lini sayap Die Roten.
Ia meninggalkan peran inverted winger yang menjadi senjata Flick di musim lalu, Sane yang berkaki kidal ia taruh di sisi kiri penyerangan, sedangkan Gnabry dan Coman menempati arah yang berlawanan.
Hal tersebut membuat catatan gol dan assist para winger Die Roten lebih mencolok, rata-rata xA dan xG mereka juga mentereng.
Terutama Leroy Sane, winger asal Jerman itu ia sulap menjadi pemain versatile yang tak hanya handal dalam aspek mencetak gol dan assist, melainkan mengatur serangan Munchen di sepertiga akhir.
"Itu adalah tentang membawa dia (Sane) kembali kualitasnya ke lapangan dan meningkatkan hasilnya," Kata Nagelsmann dilansir laman resmi Bayern Munchen.
"Itu yang terpenting, terutama kontra lawan-lawan yang bermain bertahan ke dalam," jelasnya.
Saya bukan penyihir juga, namun saya ingin menunjukkan kepadanya, kita akan melihat Sane yang lebih hebat," tungkas juru taktik berusia 34 tahun itu.
Dan benar saja, Sane menjadi salah satu winger terbaik di dunia saat ini, pergerakannya dari sisi kiri dan tengah membuat serangan Munchen begitu rancak.
Kerja samanya bersama Thomas Muller di sepertiga akhir mampu melayani Lewandowski untuk terus mencetak gol dan menorehkan rekor.
Sane adalah pemain yang berada dalam bayang-bayang kegemilangan barisan pemain depan Die Rotten.
Meski begitu, ia akan terus tampil di lapangan, melaksanakan tugasnya sebagai pelayan dan memberi 3 poin di tiap minggunya bagi Bayern Munchen untuk memenangkan barisan gelar bergengsi.
(Tribunnews.com/Deivor)