Patrice Evra Kenang Masa Kelam, Sempat Jualan Narkoba & Pungut Makanan dari Tong Sampah
Perjuangan Patrice Evra sebelum menjadi superstar, pernah berjualan narkoba, mengemis dan makan makanan dari tong sampah.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pemain Timnas Prancis dan Manchester United, Patrice Evra, kembali mengenang masa sulitnya sebelum menjadi pesepak bola profesional.
Evra pernah memiliki pengalaman mengerikan, termasuk menjadi penujual narkoba.
Tak hanya sampai di situ, kesulitan ekonomi yang dia hadapi membuat Evra muda harus mengisi perut dari sisa-sisa makanan yang dia pungut dari tong sampah.
Karier seorang Patrice Evra tak perlu disangsikan kembali, khususnya bersama Manchester United Seabrek gelar juara dia berikan kepada Setan Merah.
Baca juga: Kritikan Pedas Patrice Evra setelah Juventus Disingkirkan Villarreal, Soroti Permainan Arthur Melo
Baca juga: Manchester United Telan Kekalahan, Evra Kritik Keputusan Ole Gunnar Solskjaer
Sebelum menjadi bagian dari penguasa Old Trafford ini, Evra melanglang ke sejumlah klub. Di antaranya ialah Marsala 1912, AS Monaco, OGC Nice, maupun Calcio Monza.
Namun sebelum menuai puncak dalam karier sepak bolanya, Evra juga dihadapkan kerasnya sebuah kehidupan.
"Sebelum memulai karier di dunia sepak bola, saya pernah menjadi seorang pengemis di depan sebuah toko. Saya juga menjual obat-obatan (narkoba)," buka Evra, dikutip dari laman FCInter1908.
Bahkan dia pernah merasakan dalam satu hari tak memperoleh penghasilan.
Untuk bertahan hidup, Evra muda mau tak mau haris mengais sisa makanan di tong sampah.
"Kadang-kadang di tengah malam saya mencari makanan sandwich dingin di tempat sampah, dan di situ pula lah saya dan teman-temanku makan."
Awal kesulitan kehidupan Evra dimulai sejak sang ayah meninggalkan keluarga.
Mau tak mau, Evra harus bekerja untuk menghidupi dirinya maupun meringankan beban keluarga.
"Saya melakukan apapun untuk bertahan hidup."
"Setelah ayah kami meninggalkan (keluarga), semuanya menjadi kacau. Kondisi rumah sudah tak bisa dibayangkan lagi," tambah pria yang pernah membela Juventus ini.
Perubahan kehidupan seorang Evra terjadi saat dirinya menjejakkan kakinya di Italia.
“Sepak bola menyelamatkan saya. Ketika saya berusia 17 tahun, saya pergi ke Italia."
"Saya ingat ketika saya masuk ke kamar saya, ada baju olahraga. Saat itu juga langsung menelepon ibuku bahwa memberitahunya di sini (Italia) adalah surga," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)