TRIBUNNEWS.COM, FRANCHI- Juventus tak hanya menyudahi musim 2021/2022 tanpa gelar, yang menjadi pencapaian terburuk mereka dalam satu dekade.

Pasukan asuhan Massimiliano Allegri ini juga menutup musim dengan raihan poin lebih buruk dari musim lalu saat ditangani Andrea Pirlo.

Di laga terakhir kemarin, Bianconeri dipermalukan Fiorentina 2-0 di di Stadion Artemio Franchi, Minggu (22/5/2022) dini hari WIB.

Itu menjadi tiga kekalahan dari empat laga terakhir tanpa kemenangan Juventus. Sebuah episode penutup yang menambah rasa kecewa para Juventini.

Musim ini, Bianconeri finis di peringkat keempat klasemen Liga Italia dengan 70 poin dari 38 pertandingan. Mereka hanya meraih 20 kemenangan, 10 hasil imbang, delapan kali kalah.

Si Nyonya Tua harus puas menjadi finalis Piala Super Italia dan Coppa Italia, setelah masing-masing dikalahkan Inter Milan, kemudian terdepak di babak 16 besar Liga Champions.

Catatan tersebut kalah gemerlap dengan rapor musim lalu dimana mereka berhasil meraih trofi Coppa Italia.

Di Serie A saat itu, Juventus juga berada di posisi empat, tapi nilainya jauh lebih bagus.

Saat itu, tim Nyonya Tua meraih kemenangan lebih banyak (23 kali) dan kalah lebih sedikit (enam kali). Soal jumlah gol, Juventus-nya Pirlo menghasilkan 77 gol sementara musim ini 57 gol.

Performa buruk Juventus membuat Allegri didesak untuk mundur. Jejak cemerlang Allegri yang pernah mempersembahkan lima gelar Liga Italia, empat Coppa Italia, serta dua kali mencapai final Liga Champions, seperti tak terlihat musim ini.

Namun demikian, sang pelatih menegaskan timnya berhasil memenuhi target finis empat besar. Allegri membandingkan hasil Juventus dengan periode sulit rival-rival Juve seperti Inter Milan dan AC Milan.

"Saya kira kami sudah bekerja dengan baik di musim ini. Kami memang tidak memenangi Scudetto, tapi kami sudah tahu bahwa itu akan luar biasa sulit," katanya di Skysport Italia.

"Klub datang dari 10 tahun yang penuh kemenangan, jadi laju tersebut tidak terelakkan akan berakhir di fase tertentu. Target utamanya adalah Juventus harus lolos ke Liga Champions, dan kami mencapainya. Sebagai contohnya, Inter dan Milan sempat lama absen di kompetisi itu, jadi jangan dianggap sepele," ujar Allegri berkilah.

Di laga pemungkas kemarin, Juventus gagal memperlihatkan kelasnya. Mereka seperti sudah kehilangan motivasi lantaran sudah memastikan bertahan di empat besar sekali pun kalah.

Skuat Conte berada di bawah tekanan sejak menit pertama, dan hanya menguasai bola dengan prosentase 34 % , kalah dominan dari tuan rumah Fiorentina yang penguasaan bolanya mencapai 66 % .

Gol La Viola terjadi pada menit injury time babak pertama. Alfred Duncan mencatatkan namanya di papan skor setelah tendangan kaki kirinya membobol gawang tim tamu, memanfaatkan umpan Giacomo Bonaventura.

Babak kedua, La Viola makin menekan. Namun beberapa peluang mereka terbuang sia-sia. Baru jelang bubaran Fiorentina mendapat hadiah penalti setelah Torreira dijatuhkan Leonardo Bonucci di kotak terlarang.

Nicolas Gonzalez sukses menjalankan eksekusi tendangan penalti memastikan kemenangan tuan rumah 2-0.

Kemenangan ini memantapkan posisi Fiorentina di urutan tujuh klasemen akhir Liga Italia dengan 62 poin. Mereka berhak menembus European Conference League musim depan.(Tribunnews/den)