Sorotan Liga 1: Mengapa Jarang Ada One Man Club & Kontrak Jangka Panjang di Klub Indonesia?
Saat di sepak bola eropa menghadirkan banyak pemain yang loyal yang hanya bermain untuk satu klub, di indonesia justru sebaliknya.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
![Sorotan Liga 1: Mengapa Jarang Ada One Man Club & Kontrak Jangka Panjang di Klub Indonesia?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/persib-bandung-versus-persebaya-surabaya-pekan-32.jpg)
Khususnya di pemain asing, karena Liga 1 hanya memberi regulasi empat pemain asing saja di dalam skuat klub, maka sebagian kontestan Liga 1 lebih membilih memberi kontrak singkat kepada para legiun asing mereka.
Dan faktanya, memang banyak pemain asing di Liga 1 musim yang menampilkan performa buruk.
Yang paling disorot adalah striker asing milik Persebaya Surabaya, Arsenio Valpoort.
Didatangkan di paruh musim kedua untuk memberi suntikan tenaga di lini depan Bajol Ijo, penampilan pemain asal Belanda itu sangat mengecewakan.
Ia hanya mampu mencetak sebiji gol dari 11 pertandingan yang ia jalani bersama Persebaya Surabaya.
Praktis, di posisi striker Persebaya hanya mengandalkan Samsul Arif yang sudah berusia 37 tahun.
Meski mampu tampil apik dengan torehan 11 golnya, Samsul tak mampu membantu Marukawa untuk membawa Persebaya meraih gelar juara musim ini.
3. Jadwal Liga
![Tim PSIS Semarang mulai menjalani latihan jelang mengarungi kompetisi Liga 1 2022/2023, di Stadion Citarum, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022) sore. Latihan yang disaksikan cukup banyak penonton ini juga sekaligus persiapan menghadapi pertandingan uji coba dengan Arema FC pada 22 Mei mendatang. Tim Mahesa Jenar rencananya akan melakoni laga uji coba away kontra Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. TRIBUN JATENG/FRANCISKUS ARIEL SETIAPUTRA](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/latihan-perdana-dan-persiapan-psis-jelang-hadapi-arema-fc_20220517_023549.jpg)
Membandingkan Liga Eropa dan Indonesia adalah hal yang paling jelas untuk melihat wajah sepakbola di Tanah Air.
Selain membandingkan proses scouting, perbandingan pembuatan jadwal liga oleh pihak LIB dan PSSI dengan Liga Eropa juga terdapat perbedaan yang begitu mencolok.
Di Liga Eropa, jadwal liga tersusun rapi dari draft jadwal pertandingan hingga kapan musim akan berakhir.
Dari situ, klub-klub di sana dapat melakukan persiapan yang matang dari pembentukan skuat hingga merekrut pemain yang mereka inginkan dengan durasi kontrak yang tak singkat.
Namun di Liga Indonesia, jadwal yang dibuat tak pasti dan kurang terstruktur dengan baik.
Selalu saja terdapat kendala dan masalah yang membuat jadwal tak kunjung keluar dan harus diundur dengan durasi yang tak ditentukan.
Berkaca dari hal tersebut, membuat klub-klub Indonesia tak berani untuk memberi kontrak jangka panjang kepada pemain anyar mereka untuk menghindarkan para penggawanya dari 'memakan gaji buta'.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.