Serge Gnabry Dibuang Arsenal, Jadi Rebutan Real Madrid & Liverpool
Gaji tinggi yang diminta Gnabry membuat Bayern Munchen masih berfikir dua kali untuk memberi kontrak baru ke pemain asal Jerman itu.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Penampilan mentereng Serge Gnabry selama di Bayern Munchen membuat barisan klub elite mengantri untuk memboyongnya di transfer musim panas mendatang.
Tim raksasa Spanyol, Real Madrid memasukkan nama winger energik milik Bayern Munchen itu dalam daftar belanjanya.
Dilansir Sport Bild, Real Madrid ingin memanfaatkan peluang dari Gnabry yang belum menemukan kata sepakat di perpanjangan kontrak.
Gaji tinggi yang diminta Gnabry membuat Bayern Munchen masih berfikir dua kali untuk memberi kontrak baru ke pemain asal Jerman itu.
Gnabry jadi opsi kedua bagi Real Madrid setelah mereka gagal meboyong Kylian Mbappe ke Santiago Bernabeu.
Faktor David Alaba dan keinginan Gnabry untuk mencari tantangan baru di luar Jerman membuat langkah Los Blancos untuk mendapatkan tanda tangan sang pemain terbuka lebar.
Baca juga: Naksir Berat dengan Martinelli, Juventus Rela Korbankan Eks Gelandang Barcelona ke Arsenal
Baca juga: Bukan Tottenham, Justru Antonio Conte yang Gembosi Kekuatan Tempur Inter Milan
Namun, tak hanya Real Madrid yang ingin memboyong Gnabry dari Munchen, dua tim Liga Inggris, Liverpool dan Arsenal juga kepincut untuk mendatangkan gnabry di musim depan.
Liverpool menjadikan Serge Gnabry sebagai penggganti sepadan Sadio Mane yang memilih angkat kaki dari Anfield karena ingin mencari tantangan baru.
Sedangkan bagi Arsenal, sang juru taktik, Mikel Arteta merasa Gnabry merupakan sosok winger yang pas untuk membantu Bukayo Saka menari dari sisi tepi.
Ya, nama Serge Gnabry memang kian mengkilat di Jerman, bersama Bayern dia berhasil menunjukkan performa apik dari musim ke musim.
Ia bermain reguler bersama Die Roten di tiap musim serta namanya tak pernah ketinggalan untuk mengisi skuat Timnas Jerman.
Gnabry merupakan produk akademi Arsenal yang bernama Hale end. Namun sayang, bakat sang pemain disia-siakan oleh tim asal London Utara tersebut.
Ia tak dipercaya untuk masuk skuat inti The Gunners dan dipinjamkan ke tim Inggris lainnya West Bromwich Albion pada musim 2015/2016.
Saat menjalani masa peminjaman, sang pemain pun dianggap gagal oleh pelatih West Brom saat itu, Tony Pulis.
"Serge (Gnabry) datang ke West Brom untuk mendapatkan menit bermain yang banyak,"
"Tetapi dia masih belum siap untuk berada pada level yang layak untuk bermain bersama kami," kata Tony Pulis dilansir Football London.
Dianggap gagal oleh sang pelatih, masa peminjaman Gnabry pun tak diperpanjang dan pulang ke tangan Arsenal.
Bak membuang berlian, The Gunners tak memberi kesempatan kepada Gnabry untuk berkembang.
Pemain yang saat itu masih berusia 19 tahun tersebut dijual Arsenal ke tim asal Jerman, Werder Bremen dengan harga yang sangat murah yaitu 4 juta euro saja.
Lebih parahnya lagi, The Gunners "membuang" Gnabry dengan alasan masih memiliki winger muda lain yang dianggap potensional saat itu, Alex Iwobi.
Pemain yang dianggap potensional tersebut pun sekarang hanya bermain di Everton dan menjadi pelapis untuk Demarai Gray dan Andros Townsend.
Sedangkan pemain yang dianggap gagal, kini bersinar dan menjadi bintang untuk klub sebesar Bayern Munchen dengan rentetan prestasi yang mampu ia rengkuh.
Pulang ke Jerman memang membuat Gnabry mampu menunjukan potensi terbaiknya.
Bermain untuk Bremen di musim 2016/2017, bakatnya lebih dihargai dengan mendapatkan menit bermain yang lebih banyak.
Di musim tersebut, pemain kelahiran Jerman, 14 Juli 1995 itu sukses menampilkan permainan impresif dengan menjadi andalan Bremen di posisi sayap.
Sumbangan 11 gol dan 8 assist berhasil Gnabry torehkan untuk tim Weder Bremen.
Berkat performa gemilang yang suskes ia tunjukan, pada musim 2017/2018 tim raksasa Jerman, Bayern Munchen pun tak ragu mengeluarkan dana 10 juta euro untuk membawanya bermain bersama Lewandowski dan kolega.
Namun, di musim tersebut sang pemain tak langsung dibawa Die Rotten ke Allianz Arena.
Ia "disekolahkan" terlebih dahulu bersama Hoffenheim selama satu musim agar lebih matang dan memahami kultur sepakbola Jerman lebih dalam.
Keputusan Die Rotten untuk meminjamkan Serge Gnabry di Hoffenheim pun terbukti ampuh.
Sang pemain semakin matang dan mampu menunjukan performa cemerlang bersama mantan tim Roberto Firmino tersebut.
Torehan 10 gol dan 7 assist dari 22 pertandingan di Bundesliga berhasil ia sumbangkan untuk Hoffenheim.
Bayern Munchen tak segan untuk menarik masa peminjaman Gnabry dan memainkannya bersama deretan pemain bintang dalam skuat juara Die Rotten.
Faktanya, mayoritas bakat hebat di Bundesliga akan berlabuh ke Bayern Munchen, termasuk Serge Gnabry.
Die Roten kala itu sedang berevolusi dan menyiapkan pengganti duet sayap legendaris mereka, Arjen Robben dan Frank Ribery yang sudah tak lagi muda dan berada di penghujung karir.
Serge Gnabry sengaja didatangkan sebagai penerus tongkat kegemilangan karir dua pemain sayap mentereng tersebut.
Hasilnya? istimewa!
Gnarby dapat dikatakan sebagai pemain sayap paling lengkap untuk Bayern Munchen, ia bisa bermain di kiri kanan bahkan tengah dengan sama baiknya.
Musim lalu saja, pemain asal Jerman itu mengantongi 11 gol dan 7 assist atau rata-rata satu assist setiap 133 menit.
Gnarby yang memiliki tubuh kekar dan kecepatan, seringkali mampu merangsek masuk ke kotak penalti lawan.
Bahkan, Lewandowki yang menjadi striker nomor 9 seringkali berada di samping untuk memberi ruang kepada Gnarby.
Hal tersebut bukannya merugikan Lewandowski, justru itu memberi ruang untuk Lewy agar pergerakannya tak mudah dibaca lawan.
Atribusi sang pemain memang pada kecepatan berlari dan kemampuan dribelnya yang berada di atas rata-rata.
Ia juga memiliki visi bermain yang tinggi, sehingga memudahkannya untuk menampung segala peran dan tugas yang diberikan oleh pelatih Bayern Munchen dari musim ke musim.
Di era kepelatihan Julian Nagelsmann, pemain berusia 26 tahun tersebut lebih banyak bermain di pos sebelah kanan penyerangan Die Rotten.
Nagelsmann paham betul cara memanfaatkan atribut yang dimiliki sang winger, bermain sebagai winger tak membuat Gnabry fokus menyerang dari sisi samping.
Bisa dibialang dia adalah second no 10 setelah Thomas Muller dalam skema 4-3-3 milik juru taktik asal Jerman tersebut.
Gnabry seringkali muncul di posisi tengah saat proses serangan sudah berada di sepertiga akhir serangan, hal tersebut membuat Lewandowski dan Muller dan bergerak dengan fleksibel.
Para barisan pertahanan lawan pun dibuat kelimpungan dengan bergerakan tanpa bola Gnabry dan kolega di depan.
Apalagi ditambah dengan kecepatan dan kemampuan dribel sang pemain membuat ia mampu dengan leluasa merengangsek ke pertahanan lawan untuk mencetak gol atau menyumbang assist.
Dribbles completed Gnabry berada di angka 3.22 per pertandingan, hanya kalah dari Leroy Sane dalam skuat Bayern Munchen.
Yang mencolok adalah catatan xG sang pemain yang berada di angka 3.1 per pertandingannya, fleksibilitas yang diberikan Nagelsmann membuat Gnabry mampu menciptakan peluang lebih banyak dari berbagai posisi.
Tak heran jika nama Gnabry dimasukkan dalam daftar belanja tim sekaliber Real Madrid dan liverpool, performanya untuk Bayern Munchen menunjukkan kualitasnya memang layak untuk tampil di tim besar lainnya.
(Tribunnews.com/Deivor)