Timnas Indonesia Pantang Numpang Lewat di Piala Asia 2023, Seabrek Evaluasi Menanti Shin Tae-yong
Shin Tae-yong memiliki tiga hingga empat pekerjaan rumah untuk membawa Timnas Indonesia berbicara banyak di Piala Asia 2023
Penulis: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Keberhasilan melaju ke Piala Asia 2023 tak bisa serta merta membuat Timnas Indonesia berpuas diri.
Sejumlah catatan dan evaluasi wajib dilakukan Shin Tae-yong agar pemainnya tampil lebih menggigit di turnamen Piala Asia 2023 mendatang.
Sebagaimana yang diketahui, Indonesia mengulang prestasi 15 tahun silam.
Ini menjadi penampilan kelima bagi Timnas Indonesia di ajang Piala Asia setelah tahun 1996, 2000, 2004 dan terakhir 2007.
Baca juga: 5 Kecerdasan STY Bawa Timnas Indonesia ke Piala Asia 2023: Sulap Atribut Pemain & Contek Ancelotti
Baca juga: Sindiran Menohok dari Asnawi Mangkualam Seusai Timnas Indonesia Lolos ke Piala Asia 2023
Menariknya, butuh 15 tahun lagi untuk skuat asuhan Shin Tae-yong ini mentas di kompetisi elite di kawasan Asia ini.
Kepastian tersebut diperoleh setelah Witan Sulaeman cs mengalahkan Nepal dengan skor 7-0, Rabu (15/6/2022) di Stadion Jaber Al Ahmad, Kuwait.
Berkat raihan tiga poin, tim Garuda finis di posisi runner-up dengan koleksi enam poin.
Tim besutan Shin Tae-yong mendampingi Yordania untuk melaju ke putaran final Piala Asia 2023.
Dimas Drajad dan kolega berhasil melanjutkan petualangan mereka di Piala Asia untuk edisi 2023 melalui jalur lima runner-up terbaik.
Akan tetapi apa yang didambakan Timnas Indonesia jauh dari kata sempurna.
Seabrek catatan dikantongi Shin Tae-yong. Setidaknya ada tiga hingga empat catatan krusial untuk membenahi permainan skuat Garuda.
1. Tak Grasa-grusu
Timnas Indonesia sempat menunjukkan permainan yang terburu-buru saat melawan Nepal.
Hal itu nampak saat tim Merah Putih sukses mencetak gol cepat yang dibukukan Dimas Drajad (6').
Setelah gol penggawa Persikabo 1973 ini, Ricky Kambuaya dkk nampak grasa-grusu dalam merangkai serangan.
Imbasnya, Nepal yang dalam kondisi tertinggal sempat tampil lebih solid, sebelum akhirnya mereka bermain dengan 10 orang sejak menit 33.
Sikap terburu nafsu ini pantas mendapatkan perhatian dari pelatih Timnas Indonesia asal Korsel tersebut.
Jika tidak, maka permainan tersebut bisa menjadi bumerang jika terus dipertahankan.
2. Kualitas Passing
Ini menjadi masalah klasik yang beberapa kali dikeluhkan Shin Tae-yong.
Para penggawa Timnas Indonesia beberapa kali melakukan kesalahan umpan.
Hal ini tentu menjadi 'cacat' yang tak bisa ditolerir dalam permainan tim seperti sepak bola.
karena kerjasama dan chemistry antar pemain menjadi faktor penting untuk menambah presentase sebuah kemenangan.
Jika umpan saja kerap kali eror, maka hal ini hanya menguntungkan tim lawan.
3. Striker Kurang Kejam
Jika dihitung lebih cermat lagi, Timnas Indonesia berpeluang menang lebih dari 7 gol atas Nepal.
pasalnya Dimas Drajad memiliki kesempatan mengukir hattrick pada laga tersebut. Meski pada realisasinya hanya mengemas satu lesakan.
Pun dengan M Rafli yang diturunkan pada babak kedua. Bomber Arema FC ini mengukir dua peluang emas untuk ikut ambil bagian dalam pesta gol Timnas Indonesia.
Bukan menjadi rahasia lagi jika lini penyerangan skuat garuda memiliki masalah pelik.
Menjadi pekerjaan rumah seorang Shin Tae-yong untuk mempertajam finishing tocuh barisan strikernya.
4. Mentalitas Pemenang
Timnas Indonesia selalu tampil dominan jika lawan yang dihadapi memiliki kekuatan yang lebih rendah.
Namun tim asuhan Shin Tae-yong ini akan kelabakan jika bertemu lawan sekaliber Vietnam ataupun Thailand.
Hal yang perlu ditanamkan oleh Shin Tae-yong ialah mentalitas pemenang dan tekad pantang menyerah.
Artinya, sifat spartan wajib dimiliki setiap pemain untuk memberikan yang terbaik dalam setiap laga yang dihadapi. Terlepas dari seperti apa kekuatan lawannya.
(Tribunnews.com/Giri)