Antonio Conte Mereparasi Tottenham Hotspur: Ancaman Liverpool & Man City di Liga Inggris
Conte adalah pelatih yang sangat idealis terhadap sistem bermain yang ia usung. Ia selalu bermain menggunakan pakem tiga bek sejajar.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Deivor Ismanto
TRIBUNNEWS.COM - Juru taktik andal bernama besar selalu memiliki kriteria sendiri dalam membentuk skuad terbaiknya.
Tak terkecuali dengan Antonio Conte yang saat ini menukangi tim Liga Inggris, Tottenham Hotspur.
Ya, Conte memang dikenal sebagai pelatih hebat, dia memulai karier kepelatihannya di klub besar eropa sejak tahun 2011.
Baca juga: Bursa Transfer - Sven Botman Pilih Newcastle Ketimbang AC Milan, Faktor Liga Inggris Jadi Penentu
Total tujuh musim ia menukangi Juventus, Chelsea, dan Inter Milan. Dari tiga tim elit tersebut, Conte sukses meraih lima gelar liga, satu piala FA, dan satu kali lolos ke partai Liga Europa.
Catatan hebatnya, dilansir Squawka, selama karir kepelatihannya, Conte selalu berhasil mencatatkan persentase kemenangan di atas 60 persen.
Catatan tersebut semakin membuktikan bahwa ia adalah pelatih yang memiliki mental pemenang.
Conte adalah pelatih yang sangat idealis terhadap sistem bermain yang ia usung. Ia selalu bermain menggunakan pakem tiga bek sejajar dengan sistem 3-4-3 atau 3-5-2.
Untuk itu, dalam memaksimalkan skema yang ia usung tersebut, Conte membutuhkan sederet nama yang bermain sesuai selera dan kriteria yang ia punya.
Kriteria itu dapat dilihat dari tiga kesebelasan yang ia tukangi sebelum mendarat ke White Hart Lane untuk menukangi The Lilywhites.
Hadirnya Antonio Conte dan pergerakan transfer yang dilakukan Tottenham Hotspur menjadi ancama sendiri bagi dua tim paling elite di Liga Inggris, Liverpool dan Manchester City.
Gelandang bertahan pendistribusi bola
Conte selalu bermain dengan satu gelandang bertahan yang handal dalam mengatur tempo dan mendistribusikan bola.
Peran gelandang tak hanya menjadi seorang yang berdiri di depan tiga bek sejajar untuk menghalau serangan lawan, namun juga cerdas dalam memberi kenyamanan menjaga bola di tengah.
Ketika di Juventus Conte memiliki Pirlo, maka di Chelsea ia sangat memeprcayakan Matic untuk menjadi jendral di lini tengah.