Martin Odegaard, Kapten Baru Arsenal yang Sempurnakan Sistem Mikel Arteta
Setelah hengkangnya Aubameyang dan Lacazette, Aesenal telah menemukan kapten baru untuk menjadi pemimpin di lapangan.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Gol free kick-nya saat The Gunners mengalahkan Burnley di musim lalu adalah bukti nyata.
Ia juga menjadi pemain utama Arsenal untuk mengambil bola set piece dan corner kick.
hal lainnya yang membuat pemain berusia 23 tahun spesial adalah kemampuannya yang dapat bermain di beberapa posisi di area sentral.
Kelebihan ini sudah pernah dimanfaatkan Mikel Arteta di musim lalu. Odegaard bisa dipasang sendirian sebagai playmaker.
Baca juga: Cara Jebolan Chelsea Tingkatkan Karier: Tinggalkan Inggris, Pilih Jerman untuk Piala Dunia 2022
Ia juga bisa bermain berdampingan dengan Emile Smith Rowe sebagai gelandang serang atau bermain sebagai gelandang tengah bersama Lokonga, ataupun Thomas Partey.
Itu bisa dilihat dari peran Odegaard saat partai keempat dan kelima Arsenal di Liga Inggris.
Saat The Gunners meraih kemenangan atas Norwich pada (21/5/2021), ia dipasang menjadi pemain nomor 10, disokong oleh Lokonga dan Maitland-Niles.
Lalu di laga selanjutnya, Odegaard dipasang menjadi pemain nomor 8 bersama Thomas Partey, dan yang berada di depannya adalah Emile Smith Rowe.
Di dua laga tersebut, ia selalu tampil full time dan mampu menjadi jendral di lapangan tengah sekaligus seorang playmaker bagi The Gunners dengan sama baiknya.
Namun, saat Arteta memakai skema 4-4-2, Odegaard tak mendapat tempat di 11 utama, juru taktik asal Spanyol itu memasang Lacazette untuk mendampingi Aubameyang di depan.
Kekalahan telak The Gunners dalam lawatannya ke Anfield sepertinya mengubah pandangan Arteta untuk kembali menggunakan pakem 4-4-1-1.
Dan memasang Odegaard untuk berdiri di belakang striker utama, pemain buangan Real Madrid itu memang handal dalam urusan membagi bola dan menciptakan peluang berbahaya.
Seperti halnya Brahim Diaz yang tak terpakai di Madrid namun di tangan Pioli ia disulap menjadi trequartista mentereng di AC Milan, Arteta mencoba melakukan pendekatan seperti itu.
Saat memakai skema 4-2-3-1, Arteta butuh seorang playmaker yang mampu menguasai ruang antar lini guna memperlancar aliran bola dalam fase menyerang The Gunners.