Bima Sakti Pejamkan Mata Sambil Berzikir, Andrika Fathir Hadang Penalti, Indonesia ke Final AFF U-16
Laga semifinal Indonesia lawan Myanmar di Piala AFF U-16 menegangkan, beberapa kali Bima Sakti memejamkan mata sambil berzikir. Andrika jadi pahlawan.
Penulis: Muhammad Barir
Indonesia U-16 mengalahkan Myanmar U-16 dalam duel adu penalti yang sangat menegangkan. Timnas Garuda muda unggul dalam duel adu penalti dengan skor 5-4 (1-1).
Sebelum pertandingan ditentukan lewat adu penalti, laga berakhir 1-1.
Pencetak gol untuk Indonesia U16 adalah Muhammad Afrizal yang mencetak gol lewat tendangan bebas pada menit 69', golnya membalas gol Myanmar U16 yang dicetak oleh Nay Min Htet pada menit 44'.
Setiap kali timnas Indonesia U16 bertanding, suasana di Stadion Maguwoharjo Sleman seperti biasa menjadi sangat semarak. Hal ini menambah kekuatan mental bagi skuat Garuda muda.
Namun pada babak pertama, suporter Indonesia tak menyangka skuat yang dilatih Bima sakti kebobolan terlebih dahulu.
Pada menit ke-44, Myanmar U16 menikmati tendangan bebas dari tengah lapangan di arena pertahanan Indonesia U16.
Tampak pada awalnya situasinya tidak terlalu berbahaya, tetapi kiper Indonesia U16 itu mendorong bola keluar, bola yang diblok itu langsung dimanfaatkan tendangan Nay Min Htet.
Dalam posisi tanpa penjagaan, striker Myanmar U16 dengan nyaman menyelesaikan serangan dengan tendangan terarah ke gawang Indonesia.
Lini pertahanan Indonesia U16 bermain sangat buruk di babak pertama ini, meski Myanmar hanya menyerang dengan dua orang di kotak penalti namun mereka tetap berhasil.
Gol Nay Min Htet membuat suasana di Stadion Sleman hening sejenak.
Semangat pantang menyerah diperlihatkan skuat Indonesia U16, mereka berkali-kali menekan lawan hingga lawan kelelahan.
Hingga gol pembuka, Myanmar U16 hanya memiliki 3 kesempatan untuk mendekatkan bola ke area pertahanan tim tuan rumah.
Dengan dukungan kekuatan fisik yang kuat, itu membantu U16 Indonesia dengan mudah mempercepat permainan dan menguasai sepenuhnya seluruh situasi di lapangan.
Tak disangka, di babak semifinal, tim asuhan pelatih Bima Sakti kerap menggunakan bola-bola tinggi.