Cara Luis Milla Menjaga Pengetahuan Sepak Bolanya Selalu 'Up to Date' Meski 3 Tahun Tak Melatih Klub
Luis Milla punya cara untuk menjaga keahlian dan pengetahuan sepak bolanya tetap up to date alias tidak ketinggalan zaman.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Muhammad Barir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Luis Milla punya cara untuk menjaga keahlian dan pengetahuan sepak bolanya tetap up to date alias tidak ketinggalan zaman.
Setelah berakhir masa-masa melatih timnas Indonesia, Luis Milla sempat tidak melatih klub sepak bola selama tiga tahun.
Meski begitu, Luis Milla tetap menjaga insting pelatihnya dengan banyak-banyak belajar dan terus menganalisa pertandingan.
Saat diperkenalkan sebagai pelatih Persib, Luis Milla mengungkapkan cara bagaimana dia menjaga pengetahuan sepak bolanya agar selalu up to date.
Baca juga: Jelang Persib vs Bali United di BRI Liga 1: Tanpa Luis Milla, Maung Bandung Berburu Korban Anyar
Luis Milla memastikan tetap mengikuti perkembangan sepak bola meski absen sebagai pelatih selama tiga tahun.
Hal tersebut ia tegaskan untuk menjawab keraguan publik setelah ia resmi direkrut oleh manajemen Persib Bandung untuk mengisi kursi kepelatihan sepeninggalan Robert Rene Albert.
Seperti diketahui, Luis Milla terakhir bertindak sebagai pelatih ialah saat mengarsiteki Tim Nasional Indonesia.
Pelatih berusia 56 tahun itu mengaku tetap konsisten mengikuti perkembangan sepak bola serta menganalisa permainan.
Dalam waktu tiga tahun tersebut, ia mengaku banyak mengisi waktu sebagai komentator sepak bola di La Liga (Spanyol).
"Tiga tahun ini seorang pelatih tidak pernah berhenti, selalu belajar dan menganalisa. Saya mengisi 3 tahun banyak jadi komentator la liga, itu situasi berbeda tetapi membuat saya up to date," ujar Luis Milla.
Pada saat itu juga, pelatih yang sempat berseragam Real Madrid kala menjadi pemain itu mengatakan, banyak tawaran yang masuk ke dirinya unntuk menjadi pelatih.
Kendati demikian, ia tak semata-mata langsung menerima tawaran-tawaran tersebut. Faktor waktu lah yang menjadi pertimbangannya.
"Banyak tawaran di luar spanyol tapi waktunya kurang tepat. Sekarang mungkin saatnya, ini project yang sangat menarik. Saya memilih project untuk meninggalkan Spanyol dan kembali melatih," ungkap Luis Milla.
Adapun alasan Luis Milla menerima pinangan Persib adalah karena terpikat oleh keseriusan yang ditunjukkan manajemen Persib
"Saya sangat senang berada di klub ini. Pertama saya ucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya," ujar Luis.
"Dari awal sejak menjalin komunikasi dengan jajaran Persib, saya melihat adanya kejujuran, keseriusan, dan profesionalisme yang diperlihatkan manajemen persib. Itu alasan saya menerima tawaran persib," lanjutnya.
Analisa Luis Milla: Persija Kini Punya Gaya Lebih Eropa
Pelatih anyar Persib Bandung, Luis Milla berbicara soal Thomas Doll yang melatih Persija Jakarta.
Pelatih asal Spanyol itu pun menghormati Thomas Doll sebagai rekan yang juga lahir dan berkarier sebagai pesepakbola dalam era yang sama.
Tercatat, Luis Milla memang sempat berseragam Real Madrid di tahun 1990-1997 dan mengakhiri kariernya di Valencia di tahun 2001.
Di sisi lain, Thomas Doll dalam kurun waktu 1990-1997 sempat gonta ganti klub, mulai dari Hamburger SV, Lazio, Eintracht Frankfurt, Bari, dan mengakhiri kariernya di Hamburger SV.
"Saya sangat menghormati Doll, dia datang dari era yang sama dengan saya ketika Doll bermain di Italia dan saya bermain di Real Madrid," ujar Luis Milla.
Tak sampai disitu, Luis Milla rupanya sudah memerhatikan permainan Persija sejak diarsiteki pelatih asal Jerman tersebut.
Luis Milla pun menganggap hal itu merupakan perubahan positif bagi klub-klub di Indonesia agar sepak bola di tanah air makin berkembang.
Menurutnya, dengan kehadiran pelatih asal Eropa, tentu akan membawa perubahan yang baik, tak hanya soal pemain namun juga pelatih lokal bisa mendapatkan ilmu yang baru.
"Saya melihat adanya perubahan di Persija dengan gaya bermain Eropa, Dia juga membawa pemain dari Eropa, menurut saya itu sangat positif untuk liga Indonesia," kata pelatih berusia 56 tahun itu.
"Dengan adanya klub-klub yang mendatangkan pelatih dari Eropa, tidak hanya untuk permainan sepak bolanya, tapi juga untuk membangun sebuah ekosistem bagi para pelatih di Indonesia dengan membangun sebuah gaya sepak bola yang baru dan tujuannya untuk sepak bola Indonesia," sambungnya.
(Alfarizy AF/M39)