Liga Champions, Inter Milan vs Bayern Muenchen - Momen Spesial Sadio Mane
Sadio Mane telah beradaptasi dengan cepat di kandang Bayern Muenchen di Stadion Allianz Arena. Mane ini sudah menjadi ikon baru di Bayern Muenchen
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM- Sadio Mane telah beradaptasi dengan cepat di kandang Bayern Muenchen di Stadion Allianz Arena.
Striker pindahan dari Liverpool, Sadio Mane ini sudah menjadi ikon baru di Bayern Muenchen, dan aksinya selalu mendapat sambutan hangat dari para penggemar.
Bomber asal Senegal berusia 30 tahun, Sadio Mane ini mencetak gol dalam kemenangan Piala Super atas RB Leipzig.
Sadio Mane tenggelam dalam perayaan dengan para fan saat penghancuran Eintracht Frankfurt 1-6, dan total menorehkan statistik menawan: lima gol dari tujuh laga.
Setelah menambahkan gol pada debutnya di Piala DFB minggu lalu, Mane kini mengincar gol dalam debutnya untuk Bayern di Liga Champions.
Die Rotten akan menyambangi Inter Milan dalam pekan pertama penyisihan grup C di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Kamis (8/9) dini hari nanti.
Baca juga: Sadio Mane Tak Heran Bayern Muenchen Superior Di Liga Jerman
Sadio Mane punya rekor mentereng di UCL. Dia pernah meraih trofi juara, dan penyandang dua kali runner-up. Dari 55 kali berlaga di UCL, dirinya mengemas 24 gol.
Kedatangan Mane merupakan respons atas hengkangnya sang dewa gol, Robert Lewandowski ke Bayern Muenchen.
"Kami kehilangan striker yang mencetak lebih dari 50 gol, kami harus cari solusi untuk mengkompensasi itu," kata pelatih Julian Nagelsmann di pramusim.
Kini, terbukti Bayern masih sama ganasnya seperti musim lalu. Bahkan mungkin lebih sangar. Mereka telah mencetak 26 gol dalam enam pertandingan di semua kompetisi musim ini.
Memborong lima gol dalam kemenangan atas Leipzig, dan Viktoria Cologne, enam gol ke gawang Eintracht, dan menghancurkan Bocum 7-0. Semua itu dilakukan saat laga tandang.
Ada 12 pencetak gol berbeda dalam pesta gol tersebut. Mane memimpin dengan lima gol, sama dengan kompatriotnya, Jamal Musiala. dan Serge Gnabry, serta Leroy Sane masing-masing mencetak tiga gol di semua kompetisi.
Ini mungkin saja serangan Bayern paling ampuh dalam sejarah.
Ketajaman lini depan, ditunjang dengan kuatnya benteng pertahanan.