Cerita Penonton Laga Arema FC vs Persebaya yang Berujung Rusuh: Titik Terendah Saya Menjadi Suporter
Cerita Aremania yang menonton laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang berujung rusuh dan membuat ratusan orang meninggal dunia.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
"Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter yang ada di lapangan."
"Silih berganti suporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara," ujarnya.
Akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah suporter.
"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, di setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata."
"Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10," ungkapnya.
Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun.
Mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para suporter panik terkena gas air mata.
"Banyak ibu-ibu, wanita-wanita, orang tua dan anak-anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion."
"Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet."
Lanjut Rezqi, di dalam stadion para suporter sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah.
Sedangkan untuk keluar stadion pun tidak bisa karena macet penuh sesak di pintu keluar.
"Di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata."
Kemudian sekitar pukul 22.30 WIB atau sekira 30 menit setelah laga usai, Rezqi melihat masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung suporter di dalam stadion dengan puluhan gas air mata.
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2 Kanjuruhan."